Gus Yahya: Abad Kedua, NU Mesti Lakukan Tajdid Jam'iyah
loading...
A
A
A
Dia berharap, PBNU ke depan lebih memperpendek jarak dengan wilayah dan cabang. Sebab, kata Kiai Abdul Wahid, selama dua periode memimpin NU Bali, dia belum pernah dapat sapaan dari PBNU. "Memang kita dimbau mendirikan institut. Tapi jelas itu adalah jerih payah teman-teman di sini. Mohon maaf, serupiah pun kami belum pernah dapat dari PBNU," akunya.
Tidak jauh berbeda, Ketua PWNU Nusa Tenggara Barat, Masnun Tahir juga memberi respons serupa. Ketika tahu Gus Yahya akan ke Bali, semua cabang NU di wilayah Nusa Tenggara Barat bersemangat untuk datang. "Jadi, kami ini datang full team, Gus. Kami tertarik dengan gagasan Gus Yahya soal NU masa depan," kata Pak Rektor itu.
Secara khusus, Masnun mengapresiasi rencana program kerja Gus Yahya terkait desentralisasi program. Dia membayangkan, PBNU sebagai sentral kepengurusan NU bertugas di tingkat pusat. Dari sana, program kerja mesti didistribusikan ke wilayah dan cabang-cabang. "Jangan hanya sekali pas muktamar saja kami ini disapa," keluhnya.
Sedang Ketua PWNU Nusa Tenggara Timur, KH Umbu Nay secara sarkastis mengatakan selama ini, kepengurusan NU di tingkat bawah tetap aktif dan berjalan normal meski tanpa kehadiran PBNU. "Seperti autopilot. Kami baru rasakan ada kalau sedang penyelenggaraan muktamar," kata Kiai Umbu yang mengaku baru dari Jakarta, hanya selama 3 jam, karena buru-buru mau mendengar paparan Gus Yahya di Bali.
Di ujung pertemuan, para pimpinan cabang dan wilayah NU, bersepakat untuk melakukan regenerasi dalam muktamar NU mendatang di Lampung. "Jadi semua cabang dan wilayah NU di Bali, NTB dan NTT sepakat regenerasi kah ?" tanya H Saifullah Yusuf, pemandu acara.
"Setuju, Gus," kata mereka menjawab Gus Ipul. Mereka menyebut pasangan KH Miftahul Akhyar sebagai Rois Aam, KH Said Aqil Siradj sebagai Wakil Rois Aam dan Gus Yahya sebagai Ketua Umum.
Tidak jauh berbeda, Ketua PWNU Nusa Tenggara Barat, Masnun Tahir juga memberi respons serupa. Ketika tahu Gus Yahya akan ke Bali, semua cabang NU di wilayah Nusa Tenggara Barat bersemangat untuk datang. "Jadi, kami ini datang full team, Gus. Kami tertarik dengan gagasan Gus Yahya soal NU masa depan," kata Pak Rektor itu.
Secara khusus, Masnun mengapresiasi rencana program kerja Gus Yahya terkait desentralisasi program. Dia membayangkan, PBNU sebagai sentral kepengurusan NU bertugas di tingkat pusat. Dari sana, program kerja mesti didistribusikan ke wilayah dan cabang-cabang. "Jangan hanya sekali pas muktamar saja kami ini disapa," keluhnya.
Sedang Ketua PWNU Nusa Tenggara Timur, KH Umbu Nay secara sarkastis mengatakan selama ini, kepengurusan NU di tingkat bawah tetap aktif dan berjalan normal meski tanpa kehadiran PBNU. "Seperti autopilot. Kami baru rasakan ada kalau sedang penyelenggaraan muktamar," kata Kiai Umbu yang mengaku baru dari Jakarta, hanya selama 3 jam, karena buru-buru mau mendengar paparan Gus Yahya di Bali.
Di ujung pertemuan, para pimpinan cabang dan wilayah NU, bersepakat untuk melakukan regenerasi dalam muktamar NU mendatang di Lampung. "Jadi semua cabang dan wilayah NU di Bali, NTB dan NTT sepakat regenerasi kah ?" tanya H Saifullah Yusuf, pemandu acara.
"Setuju, Gus," kata mereka menjawab Gus Ipul. Mereka menyebut pasangan KH Miftahul Akhyar sebagai Rois Aam, KH Said Aqil Siradj sebagai Wakil Rois Aam dan Gus Yahya sebagai Ketua Umum.
(cip)