Vaksinasi Covid-19 Harus Dipercepat dan Diperluas
loading...
A
A
A
Di saat yamg sama pemerintah juga harus bekerja keras dalam memberantas hoaks atau infodemic. Hoaks salah satu hambtan terbesar dalam program vaksinasi.Saat ini di masyarakat sangat marak orang-orang yang tidak percaya dengan vaksin atau antivaks.
Ironisnya, masyarakat golongan itu yang malah melakukan penularan kepada orang-orang sekitarnya dan keluarganya.
"Hoaks ini akhirnya yang menyebabkan banyak orang tidak melakukan vaksinasi. Saya kira ini harus segera diantisipasi, dicarikan jalan keluarnya sehingga masyarakat bisa berpartisipasi secara lebih kontributif," tandas Iqbal.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan fokus pada program vaksinasi. Dia mengakui pemerintah telah menyalurkan 337 juta dosis vaksin Covid-19 untuk digunakan hingga Desember 2021. Dengan demikian, nanti pada akhir tahun secara rata-rata sudah 100% orang telah divaksin untuk dosis pertama, dan rata-rata 62% untuk dosis kedua. Menurut data yang dihimpunnya, suplai vaksinasi secara kumulatif hingga Agustus 2021 sebesar 158,53 juta dosis.
Airlangga mengklaim memiliki data soal distribusi vaksin sehingga target 80% itu akan tercapai.Pada September lalu, kata dia, pemerintah target menyuntikan 80,3 juta dosis vaksin atau 2,5 juta dosis per hari. Sedangkan pada Oktober juga sebanyak 54,7 juta dosis (2,5 juta per hari), lalu November 49,9 juta dosis (2,1 juta per hari), dan 50,5 juta dosis vaksin pada Desember (1,5 juta per hari).
Salah satu alasan mencapai target vaksinasi 50% dosis kedua pada akhir tahun adalah demi mengantisipasi potenai gelombang ketiga Covid-19. Gelombang ketiga Covid-19 diperkirakan akan melanda Indonesia mulai Desember 2021-Januari 2022. Selain karena cakupan vaksin yang rendah, ancaman gelombang ketiga dipicu oleh mobilitas masyarakat yang semakin tinggi karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarrakat (PPKM) yang semakin diperlonggar.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan diplomasi vaksin akan bekerja untuk mengamankan kebutuhan vaksin bagi keperluan rakyat Indonesia. Dengan upaya kuat yang telah dilakukan selama ini, Indonesia telah menyuntikkan lebih dari 140 juta dosis vaksin, salah satu yang terbesar di Asia, setelah RRT, India, dan Jepang.
Selain itu, terus menyuarakan kesetaraan akses vaksin untuk semua negara, Retno juga menyebut, Indonesia berada di garda depan dalam memberi masukan bagi upaya penataan ulang arsitektur kesehatan dunia agar dunia lebih siap hadapi tantangan kesehatan di masa mendatang. Dalam konteks inilah, Indonesia telah menjadi salah satu co-sponsor pengusulan sebuah International instrument for Pandemic Preparedness and Response.
"Indonesia tergabung dalam Group of Friends of the Treaty for Pandemic Preparedness and Response," katanya, Sabtu (2/10/2021).
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menegaskan pemerintah mengupayakan percepatan vaksinasi 2 juta dosis setiap harinya, termasuk melibatkan Langkah itu dilakukan agar target vaksinasi bisa mencapai minimal 50% dari populasi nasional di Desember mendatang.
Ironisnya, masyarakat golongan itu yang malah melakukan penularan kepada orang-orang sekitarnya dan keluarganya.
"Hoaks ini akhirnya yang menyebabkan banyak orang tidak melakukan vaksinasi. Saya kira ini harus segera diantisipasi, dicarikan jalan keluarnya sehingga masyarakat bisa berpartisipasi secara lebih kontributif," tandas Iqbal.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan fokus pada program vaksinasi. Dia mengakui pemerintah telah menyalurkan 337 juta dosis vaksin Covid-19 untuk digunakan hingga Desember 2021. Dengan demikian, nanti pada akhir tahun secara rata-rata sudah 100% orang telah divaksin untuk dosis pertama, dan rata-rata 62% untuk dosis kedua. Menurut data yang dihimpunnya, suplai vaksinasi secara kumulatif hingga Agustus 2021 sebesar 158,53 juta dosis.
Airlangga mengklaim memiliki data soal distribusi vaksin sehingga target 80% itu akan tercapai.Pada September lalu, kata dia, pemerintah target menyuntikan 80,3 juta dosis vaksin atau 2,5 juta dosis per hari. Sedangkan pada Oktober juga sebanyak 54,7 juta dosis (2,5 juta per hari), lalu November 49,9 juta dosis (2,1 juta per hari), dan 50,5 juta dosis vaksin pada Desember (1,5 juta per hari).
Salah satu alasan mencapai target vaksinasi 50% dosis kedua pada akhir tahun adalah demi mengantisipasi potenai gelombang ketiga Covid-19. Gelombang ketiga Covid-19 diperkirakan akan melanda Indonesia mulai Desember 2021-Januari 2022. Selain karena cakupan vaksin yang rendah, ancaman gelombang ketiga dipicu oleh mobilitas masyarakat yang semakin tinggi karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarrakat (PPKM) yang semakin diperlonggar.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan diplomasi vaksin akan bekerja untuk mengamankan kebutuhan vaksin bagi keperluan rakyat Indonesia. Dengan upaya kuat yang telah dilakukan selama ini, Indonesia telah menyuntikkan lebih dari 140 juta dosis vaksin, salah satu yang terbesar di Asia, setelah RRT, India, dan Jepang.
Selain itu, terus menyuarakan kesetaraan akses vaksin untuk semua negara, Retno juga menyebut, Indonesia berada di garda depan dalam memberi masukan bagi upaya penataan ulang arsitektur kesehatan dunia agar dunia lebih siap hadapi tantangan kesehatan di masa mendatang. Dalam konteks inilah, Indonesia telah menjadi salah satu co-sponsor pengusulan sebuah International instrument for Pandemic Preparedness and Response.
"Indonesia tergabung dalam Group of Friends of the Treaty for Pandemic Preparedness and Response," katanya, Sabtu (2/10/2021).
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menegaskan pemerintah mengupayakan percepatan vaksinasi 2 juta dosis setiap harinya, termasuk melibatkan Langkah itu dilakukan agar target vaksinasi bisa mencapai minimal 50% dari populasi nasional di Desember mendatang.