Siap Tempur untuk 2024, Relawan Sahabat Ganjar Deklarasi di 17 Negara
loading...
A
A
A
"Dalam kontestasi elektoral, keberadaan pemilih milenial dan generasi Z ini akan menentukan pada 2024 mendatang. Baik dalam hal keberhasilan pemilu atau partisipasi pemilih maupun penentuan pemimpin bangsa," katanya.
Generasi milenial dan generasi Z ini sangat akrab dengan teknologi informasi, utamanya internet. Mereka lebih banyak memperoleh informasi dan berinteraksi dan berekspresi melalui media sosial. Inilah yang menjadi sasaran kontestasi pilpres mendatang.
Setidaknya, kata Sigit Pinardi, ada dua survei yang secara spesifik menyasar generasi milenial dan generasi Z terkait dengan nama-nama potensial calon presiden mendatang, yakni survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis 21 Maret 2021 dan survei Center for Political Communication Studies (CPCS) yang dirilis 15 Juni 2021.
"Hasil survei Indikator menempatkan Anies Baswedan di urutan pertama disusul Ganjar Pranowo di urutan kedua. Sementara di survei CPCS Ganjar berada di urutan pertama disusul Ridwan Kamil," ucapnya.
Generasi Milenial dan Media Sosial
Sementara itu, Ujang Komarudin menilai Ganjar Pranowo menjadi trensetter politisi dan pejabat daerah yang selalu mendapat sambutan hangat dari generasi milenial. Di media sosial Ganjar juga sering mendapat apresiasi positif dari masyarakat.
Dalam pengamatannya, Ganjar Pranowo adalah salah satu politisi dan pejabat daerah yang secara aktif menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi dengan warga. Ganjar kerap menggunakan akun Instagram-nya untuk membagikan berbagai kegiatannya, dari saat mengunjungi warga, mencicipi kuliner, hingga saat bersepeda.
"Internet kini menjadi salah satu hal penting dalam bermasyarakat seiring dengan berkembangnya teknologi. Internet memunculkan adanya jenis media baru yang dinamakan new media atau media baru, salah satunya adalah media sosial," urainya.
Menurutnya, media sosial menjadi salah satu bentuk media massa yang paling banyak diminati. Sifat media massa yang penyampaianya lebih cepat dan komunikasi dua arah membuat penggunanya dapat saling berinteraksi satu dengan yang lainnya secara daring.
Kehadiran internet dan media sosial secara mendasar telah mengubah berbagai aktivitas manusia, tidak terkecuali politik. Saat ini, media sosial telah menjadi elemen komunikasi politik yang perannya melampui partai politik dan warga.
Sebelum kehadiran media sosial, aktor-aktor politik harus menggunakan media konvensional (televisi dan media cetak) untuk memastikan pesan-pesannya, baik berupa program-program politik, pernyataan sikap maupun kampanye, sampai kepada publik.
Generasi milenial dan generasi Z ini sangat akrab dengan teknologi informasi, utamanya internet. Mereka lebih banyak memperoleh informasi dan berinteraksi dan berekspresi melalui media sosial. Inilah yang menjadi sasaran kontestasi pilpres mendatang.
Setidaknya, kata Sigit Pinardi, ada dua survei yang secara spesifik menyasar generasi milenial dan generasi Z terkait dengan nama-nama potensial calon presiden mendatang, yakni survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis 21 Maret 2021 dan survei Center for Political Communication Studies (CPCS) yang dirilis 15 Juni 2021.
"Hasil survei Indikator menempatkan Anies Baswedan di urutan pertama disusul Ganjar Pranowo di urutan kedua. Sementara di survei CPCS Ganjar berada di urutan pertama disusul Ridwan Kamil," ucapnya.
Generasi Milenial dan Media Sosial
Sementara itu, Ujang Komarudin menilai Ganjar Pranowo menjadi trensetter politisi dan pejabat daerah yang selalu mendapat sambutan hangat dari generasi milenial. Di media sosial Ganjar juga sering mendapat apresiasi positif dari masyarakat.
Dalam pengamatannya, Ganjar Pranowo adalah salah satu politisi dan pejabat daerah yang secara aktif menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi dengan warga. Ganjar kerap menggunakan akun Instagram-nya untuk membagikan berbagai kegiatannya, dari saat mengunjungi warga, mencicipi kuliner, hingga saat bersepeda.
"Internet kini menjadi salah satu hal penting dalam bermasyarakat seiring dengan berkembangnya teknologi. Internet memunculkan adanya jenis media baru yang dinamakan new media atau media baru, salah satunya adalah media sosial," urainya.
Menurutnya, media sosial menjadi salah satu bentuk media massa yang paling banyak diminati. Sifat media massa yang penyampaianya lebih cepat dan komunikasi dua arah membuat penggunanya dapat saling berinteraksi satu dengan yang lainnya secara daring.
Kehadiran internet dan media sosial secara mendasar telah mengubah berbagai aktivitas manusia, tidak terkecuali politik. Saat ini, media sosial telah menjadi elemen komunikasi politik yang perannya melampui partai politik dan warga.
Sebelum kehadiran media sosial, aktor-aktor politik harus menggunakan media konvensional (televisi dan media cetak) untuk memastikan pesan-pesannya, baik berupa program-program politik, pernyataan sikap maupun kampanye, sampai kepada publik.