19 September 76 Tahun Lalu: Rapat Raksasa Lapangan Ikada dan Pidato Soekarno yang Menenangkan Massa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rapat Raksasa Lapangan Ikada digelar pada 19 September 1945. Soekarno menyampaikan pidato singkat di hadapan sekitar 200 ribu rakyat yang hadir.
Rapat Raksasa Lapangan Ikada digelar sebulan lebih setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Rapat tersebut dihadiri sekitar 200 ribu rakyat yang berasal dari Jakarta dan daerah sekitarnya, bahkan beberapa daerah di Jawa Barat.
Dikutip dari http://munasprok.go.id/, para pemuda yang tergabung dalam Commite van Actie mempersiapkan Rapat Raksasa Ikada pada 19 September 1945. Menurut pemuda, meski berita kemerdekaan sudah menyebar namun rakyat belum melihat perubahan.
Pada awalnya, rapat raksasa tersebut direncanakan digelar pada 17 September 1945, tepat sebulan setelah Proklamasi. Lokasi yang dipilih adalah Lapangan lkada yang mampu menampung banyak orang. Lapangan ini sekarang letaknya dekat Monumen Nasional (Monas) .
Informasi tentang rencana rapat raksasa tersebut mulai disebarkan. Soekarno-Hatta dan para pemimpin bangsa Indonesia lainnya disebut akan hadir. Namun, saat para mahasiswa dan pemuda menghadap Soekarno atau Bung Karno untuk meminta kesediaannya hadir dan berpidato dalam rapat raksasa di Lapangan Ikada tersebut, Bung Karno menolak. Risiko yang akan terjadi sangat besar lantaran tentara Jepang masih utuh dan memegang senjata.
Namun, penolakan Bung Karno itu diabaikan para pemuda dan mahasiswa. Mereka tetap akan menggelar rapat raksasa tersebut, namun harinya digeser menjadi tanggal 19 September 1945.
Kabar tentang akan diadakannya rapat raksasa tersebut semakian beredar luas, bukan hanya di Jakarta. Kabar tersebut juga sampai ke masyarakat di Tangerang, Banten, Bogor, Bekasi, Sukabumi, Cianjur, Bandung, hingga Cirebon.
Di sisi lain, pada tanggal 17 September 1945, Kabinet mengadakan sidang khusus untuk membahas rencana para pemuda dan pelajar/mahasiswa untuk menyelenggarakan rapat raksasa di Lapangan Ikada. Keputusannya adalah meminta kepada para pemuda dan pelajar/mahasiswa untuk membatalkan rencana rapat raksasa tersebut karena risikonya terlalu besar.
Rapat Raksasa Lapangan Ikada digelar sebulan lebih setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Rapat tersebut dihadiri sekitar 200 ribu rakyat yang berasal dari Jakarta dan daerah sekitarnya, bahkan beberapa daerah di Jawa Barat.
Dikutip dari http://munasprok.go.id/, para pemuda yang tergabung dalam Commite van Actie mempersiapkan Rapat Raksasa Ikada pada 19 September 1945. Menurut pemuda, meski berita kemerdekaan sudah menyebar namun rakyat belum melihat perubahan.
Pada awalnya, rapat raksasa tersebut direncanakan digelar pada 17 September 1945, tepat sebulan setelah Proklamasi. Lokasi yang dipilih adalah Lapangan lkada yang mampu menampung banyak orang. Lapangan ini sekarang letaknya dekat Monumen Nasional (Monas) .
Baca Juga
Informasi tentang rencana rapat raksasa tersebut mulai disebarkan. Soekarno-Hatta dan para pemimpin bangsa Indonesia lainnya disebut akan hadir. Namun, saat para mahasiswa dan pemuda menghadap Soekarno atau Bung Karno untuk meminta kesediaannya hadir dan berpidato dalam rapat raksasa di Lapangan Ikada tersebut, Bung Karno menolak. Risiko yang akan terjadi sangat besar lantaran tentara Jepang masih utuh dan memegang senjata.
Namun, penolakan Bung Karno itu diabaikan para pemuda dan mahasiswa. Mereka tetap akan menggelar rapat raksasa tersebut, namun harinya digeser menjadi tanggal 19 September 1945.
Kabar tentang akan diadakannya rapat raksasa tersebut semakian beredar luas, bukan hanya di Jakarta. Kabar tersebut juga sampai ke masyarakat di Tangerang, Banten, Bogor, Bekasi, Sukabumi, Cianjur, Bandung, hingga Cirebon.
Di sisi lain, pada tanggal 17 September 1945, Kabinet mengadakan sidang khusus untuk membahas rencana para pemuda dan pelajar/mahasiswa untuk menyelenggarakan rapat raksasa di Lapangan Ikada. Keputusannya adalah meminta kepada para pemuda dan pelajar/mahasiswa untuk membatalkan rencana rapat raksasa tersebut karena risikonya terlalu besar.