Kemenkes Deteksi 2.252 Kasus Varian Delta Tersebar di 33 Provinsi

Rabu, 15 September 2021 - 18:24 WIB
loading...
Kemenkes Deteksi 2.252...
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Siti Nadia Tarmizi melaporkan telah menemukan 2.252 kasus varian Delta yang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Siti Nadia Tarmizi melaporkan telah menemukan 2.252 kasus varian Delta yang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia.

“Sampai saat ini tidak kurang dari 6.253 kasus hasil sekuensing telah kita laporkan. Dari total tersebut 2.252 kasus adalah varian Delta yang ditemukan di 33 provinsi di Indonesia,” ungkap Nadia dalam Konferensi Pers secara virtual, Rabu (15/9/2021).

Nadia juga mengatakan dalam beberapa hari ini tersebar informasi terkait munculnya varian-varian baru virus Covid-19 memiliki kemampuan penularan yang lebih tinggi atau memiliki kekebalan terhadap vaksin. “Tentunya dari Kementerian Kesehatan dan juga para sektor lainnya akan terus memantau dan melakukan pemeriksaan sekuensing terhadap kasus-kasus yang masuk ke Indonesia maupun yang terjadi melalui penularan lokal di negara kita,” kata Nadia.

Nadia juga memastikan Kemenkes terus memantau semua varian Covid-19 yang muncul baik variant of concern (VoC) ataupun variant of interest (VoI) yang telah ditetapkan oleh WHO. “Selain itu, kita juga akan memantau semua varian-varian yang muncul baik itu variant of concern atau varian Alfa dan Beta. Dan juga varian of Interest yaitu Gamma dan Delta,” katanya.

Walaupun varian seperti varian Eta, Iota, Lambda dan varian Mu merupakan varian yang belum masuk ke Indonesia tetapi tetap harus diwaspadai termasuk varian lokal yang mungkin muncul di Indonesia. Selain itu, Nadia memastikan terus berkoordinasi dengan petugas di pintu-pintu masuk dan menyusun kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian-varian yang berasal dari luar negeri tersebut.

“Kita terus berkonsultasi dengan WHO untuk terus memperbarui informasi terkait varian-varian baru yang berpotensi masuk dan menyebar di Indonesia ini,” tegas Nadia.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1660 seconds (0.1#10.140)