Creative Destruction

Selasa, 21 April 2020 - 16:01 WIB
loading...
Creative Destruction
Candra Fajri Ananda, Staf Khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia. Foto/Dok. Pribadi
A A A
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia

EPIDEMI coronavirus (Covid-19) yang secara resmi telah dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi telah memaksa masyarakat untuk berubah dalam beraktivitas sosial, ekonomi bahkan berorganisasi di seluruh dunia. Kesadaran bahwa hidup kita akan berubah sebagai dampak covid-19, bahkan untuk beberapa waktu ke depan mulai mengakar.

Covid-19 ini menyebabkan banyak orang menjadi lebih berhati-hati dalam kehidupan. Sejumlah negara telah mulai melakukan langkah radikal dalam bentuk pembatasan sosial untuk meminimalisasi persebaran dari Covid-19. Berawal dari paksaan atas keterbatasan kondisi tersebut, kini mulai memberikan kebiasaan baru bagi masyarakat di sejumlah negara.

Tak sedikit dari masyarakat yang pada awalnya menduga bahwa langkah-langkah melawan Covid-19 melalui pembatasan sosial hanya sementara, bahwa Covid-19 ini hanya beberapa minggu atau bahkan bulan saja. Ternyata ini akan bisa berlangsung lumayan lama, terutama melihat kasus di Wuhan, yang ternyata gejala kemunculan pasien baru juga muncul kembali.

Kita semua tentu sangat berharap, bahwa dengan segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, covid-19 ini akan menghilang di Bumi Indonesia. Semoga.

Hal yang pasti terjadi adalah kondisi yang terjadi saat ini, memaksa kita semua untuk berinovasi untuk tetap bertahan baik dalam kegiatan ekonomi, dalam pemberian layanan pada masyarakat, termasuk didalam menjalankan urusan-urusan bisnis. Kemampuan kita untuk dapat segera beradaptasi dengan segala keterbatasan yang ada, termasuk dalam dunia bisnis adalah kunci kita untuk bertahan dalam situasi seperti ini.

Kreativitas dan Inovasi untuk Bertahan
Munculnya Covid-19 membawa kejutan tersendiri bagi dunia bisnis. Perubahan aktivitas dan pola hidup masyarakat akibat pembatasan sosial memberikan dampak signifikan bagi kelangsungan dunia usaha. Kondisi ini menyebabkan munculnya supply and demand shock secara bersamaan.

Berdasarkan kajian yang sudah dilakuan, pandemi ini tidak hanya menghambat persediaan barang, namun juga melemahkan permintaan masyarakat. Covid-19 membuat pergerakan konsumen semakin jarang untuk keluar rumah, sehingga frekuensi transaksi akan relatif lebih rendah, akhirnya mendorong tingkat konsumsi menurun drastis.

Secara psikologis, Covid-19 membuat para pelaku ekonomi menghadapi ketidakpastian, sehingga konsumen dan perusahaan akan cenderung melakukan “wait and see” dalam keputusan ekonominya, atau dengan kata lain menahan kegiatan konsumsi, produksi dan bahkan investasinya.

Sebelum banyak perusahaan tutup atau merugi akibat perubahan pola dan saluran konsumsi masyarakat yang terjadi saat ini, ternyata jauh di awal abad 20 hal ini telah sejak lama diramalkan oleh seorang ekonom kebangsaan Austria yang kemudian menjadi guru besar di Harvard, Joseph Alois Schumpeter.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2151 seconds (0.1#10.140)