IDI Sebut Capaian Vaksinasi Dihitung dari Dosis 2, Indonesia Baru 30,7 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) , Slamet Budiarto mengatakan bahwa vaksin adalah bagian dari upaya preventif untuk mencegah terjadinya infeksi COVID-19 . Dimana untuk mencapai kekebalan 70% populasi harus tervaksinasi.
Oleh karena itu, Slamet mengingatkan bahwa capaian vaksinasi dihitung dari jumlah masyarakat yang sudah mendapatkan dosis ke-2 vaksin COVID-19. Sementara itu capaian vaksinasi dosis 2 per 20 Agustus kemarin sebanyak 30.753.137 orang.
“Jadi menghitung cakupan vaksin adalah yang kedua bukan (dosis) 1 ditambah (dosis) 2. Tapi yang dua. Kalau satu ditambah dua berarti targetnya 400 juta,” ujarnya dalam Talk Show Polemik MNC Trijaya, Sabtu (21/8/2021).
Slamet menyebut banyak orang yang menghitung capaian vaksin dengan menambahkan jumlah masyarakat yang sudah mendapatkan dosis 1 ditambah dengan dosis 2.
“Karena banyak orang dengan sinis cakupannya sudah vaksin 1 ditambah vaksin 2. Kalau vaksin 1 ditambah vaksin 2 targetnya 400 juta. Tapi kalau target 200 juta berarti vaksin yang kedua atau yang lengkap,” jelasnya.
Terkait dengan target vaksinasi, dia mengatakan bahwa pemerintah perlu menggunakan sumber daya yang ada. Bahkan menurutnya 5 juta penyuntikan per hari bisa dilakukan selama vaksinnya tersedia.
“Ada praktik dokter jumlahnya 70 ribu, ada klinik pratama jumlahnya sekitar 30 ribu, ada praktik bidan puluhan ribu, praktik perawat juga sama. Itu enggak dipakai. Sebenarnya sehari 5 juta pun bisa asal vaksinnya tersedia,” pungkasnya.
Oleh karena itu, Slamet mengingatkan bahwa capaian vaksinasi dihitung dari jumlah masyarakat yang sudah mendapatkan dosis ke-2 vaksin COVID-19. Sementara itu capaian vaksinasi dosis 2 per 20 Agustus kemarin sebanyak 30.753.137 orang.
“Jadi menghitung cakupan vaksin adalah yang kedua bukan (dosis) 1 ditambah (dosis) 2. Tapi yang dua. Kalau satu ditambah dua berarti targetnya 400 juta,” ujarnya dalam Talk Show Polemik MNC Trijaya, Sabtu (21/8/2021).
Slamet menyebut banyak orang yang menghitung capaian vaksin dengan menambahkan jumlah masyarakat yang sudah mendapatkan dosis 1 ditambah dengan dosis 2.
“Karena banyak orang dengan sinis cakupannya sudah vaksin 1 ditambah vaksin 2. Kalau vaksin 1 ditambah vaksin 2 targetnya 400 juta. Tapi kalau target 200 juta berarti vaksin yang kedua atau yang lengkap,” jelasnya.
Terkait dengan target vaksinasi, dia mengatakan bahwa pemerintah perlu menggunakan sumber daya yang ada. Bahkan menurutnya 5 juta penyuntikan per hari bisa dilakukan selama vaksinnya tersedia.
“Ada praktik dokter jumlahnya 70 ribu, ada klinik pratama jumlahnya sekitar 30 ribu, ada praktik bidan puluhan ribu, praktik perawat juga sama. Itu enggak dipakai. Sebenarnya sehari 5 juta pun bisa asal vaksinnya tersedia,” pungkasnya.
(kri)