Perayaan Kemerdekaan Dilakukan Virtual? Berikut Komentar Warga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perayaan HUT RI merupakan salah satu momen yang paling ditunggu oleh masyarakat Indonesia. Aneka perayaan kerap digelar untuk memperingati hari spesial tersebut, mulai dari lomba-lomba sampai acara panggung gembira. Namun, adanya pandemi menciptakan banyak perubahan dalam merayakan hari kemerdekaan.
Sejak tahun 2020, semua perayaan kemerdekaan dilakukan secara virtual. Lantas, apa kata masyarakat soal perubahan tersebut? Rahma, mahasiswa asal Bekasi menyatakan bahwa perayaan khas 17 Agustus sebelum pandemi lebih beragam dan menciptakan keseruan. Ia mencontohkan, dirinya tak pernah absen untuk ikut lomba-lomba yang digelar pengurus RT setempat.
"Apalagi, saya tinggal di perumahan yang memang didominasi anak kecil dan remaja. Jadi, sepulang mereka upacara dari sekolahnya, langsung ikut lomba yang di lingkungan rumah. Ramai dan seru," ujar dia kepada MPI.
Hal senada juga diungkapkan Dhisti, seorang ibu rumah tangga. Ia mengaku setiap momen tujuh belasan, ia tak pernah absen mengikuti upacara dan aneka lomba yang di gelar di lingkungannya. Namun, sayangnya, kegiatan itu tak bisa dilakukan lagi terlebih saat ini angka kasus Covid-19 masih tinggi. Meski demikian, bukan berarti kondisi tersebut membuat Dhisti melewatkan momen tujuh belasan begitu saja. Dhisti mengaku, selain melakukan upacara virtual, ia juga berinisiatif membuat lomba antarkeluarga sendiri.
"Saya juga ikut lomba memasak yang diadakan lingkungan sekitar, tapi tetap dengan protokol kesehatan. Nanti hasilnya dibagikan kepada tetangga yang masih melakukan isoman,” ujarnya.
Kegiatan serupa juga dilakukan Lita. Upacara bendera yang digelar secara virtual menurutnya sudah cukup membuat perayaan HUT RI berkesan. "Kalau saya di masa pandemi ini sudah pasti menonton upacara virtual dan lomba juga dengan virtual," ungkap Lita yang juga merupakan seorang penulis buku ini.
Lita menambahkan, untuk merayakan kemerdekaan tidak harus selalu dengan gelaran acara meriah. Hal yang paling penting adalah merenungi sejarah kemerdekaan, mensyukuri, dan mengambil pelajaran di baliknya. "Harusnya itu dilakukan saat pandemi maupun saat tidak pandemi," tukas dia.
Sejak tahun 2020, semua perayaan kemerdekaan dilakukan secara virtual. Lantas, apa kata masyarakat soal perubahan tersebut? Rahma, mahasiswa asal Bekasi menyatakan bahwa perayaan khas 17 Agustus sebelum pandemi lebih beragam dan menciptakan keseruan. Ia mencontohkan, dirinya tak pernah absen untuk ikut lomba-lomba yang digelar pengurus RT setempat.
"Apalagi, saya tinggal di perumahan yang memang didominasi anak kecil dan remaja. Jadi, sepulang mereka upacara dari sekolahnya, langsung ikut lomba yang di lingkungan rumah. Ramai dan seru," ujar dia kepada MPI.
Hal senada juga diungkapkan Dhisti, seorang ibu rumah tangga. Ia mengaku setiap momen tujuh belasan, ia tak pernah absen mengikuti upacara dan aneka lomba yang di gelar di lingkungannya. Namun, sayangnya, kegiatan itu tak bisa dilakukan lagi terlebih saat ini angka kasus Covid-19 masih tinggi. Meski demikian, bukan berarti kondisi tersebut membuat Dhisti melewatkan momen tujuh belasan begitu saja. Dhisti mengaku, selain melakukan upacara virtual, ia juga berinisiatif membuat lomba antarkeluarga sendiri.
"Saya juga ikut lomba memasak yang diadakan lingkungan sekitar, tapi tetap dengan protokol kesehatan. Nanti hasilnya dibagikan kepada tetangga yang masih melakukan isoman,” ujarnya.
Kegiatan serupa juga dilakukan Lita. Upacara bendera yang digelar secara virtual menurutnya sudah cukup membuat perayaan HUT RI berkesan. "Kalau saya di masa pandemi ini sudah pasti menonton upacara virtual dan lomba juga dengan virtual," ungkap Lita yang juga merupakan seorang penulis buku ini.
Lita menambahkan, untuk merayakan kemerdekaan tidak harus selalu dengan gelaran acara meriah. Hal yang paling penting adalah merenungi sejarah kemerdekaan, mensyukuri, dan mengambil pelajaran di baliknya. "Harusnya itu dilakukan saat pandemi maupun saat tidak pandemi," tukas dia.
(zik)