PPKM Level 4, Ngabalin: Kita Berada dalam Situasi yang Tidak Normal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mengatakan kata kunci dari pelaksanaan PPKM Level 4 adalah membatasi aktivitas sosial masyarakat. Secara umum, tidak ada yang berbeda antara PPKM Level 4 dengan PPKM Darurat Jawa-Bali yang sebelumnya telah diterapkan oleh pemerintah pusat.
"Kata kuncinya cuma satu, membatasi aktivitas sosial masyarakat," ujar Ngabalin, saat mengikuti diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk PPKM End Game, di Jakarta, Sabtu (24/7/2021).
Dijelaskan dia, perubahan nama PPKM Darurat menjadi leveling saat ini memiliki misi yang sama, yaitu untuk segera mungkin mengakhiri pandemi ini.
"Untuk itu, akan dibuka bertahap pada 26 Juli, jika tren kasus yang kita tangani ada penurunan. Pemeriksaan saat ini telah memutuskan untuk melanjutkan dari tanggal 20-25 Juli," jelas Ngabalin.
Lebih lanjut, dia menerangkan pola penanganan varian baru COVID-19 saat ini berlaku umum di semua daerah. Sehingga, pola penanganannya juga harus serempak.
"Kita berada dalam situasi yang tidak normal. Bayangkan, saya punya teman jam 9 dikasih tahu dia positif, jam 11 dikasih kabar dia kritis, jam 1 dini hari sudah meninggal dunia," bebernya.
Dalam menyikapi ketidakpuasan akibat penanganan COVID-19 oleh pemerintah, Ngabalin menambahkan pemerintah siap membantu dan hadir di tengah warga.
"Mudah-mudahan dalam dialog kita ini, siapa tahu ada yang bisa tersambung, saya akan mencatat, tolong kasih kabar di mana. Alamat mereka nomor kontak yang bisa dihubungi," pungkasnya.
"Kata kuncinya cuma satu, membatasi aktivitas sosial masyarakat," ujar Ngabalin, saat mengikuti diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk PPKM End Game, di Jakarta, Sabtu (24/7/2021).
Dijelaskan dia, perubahan nama PPKM Darurat menjadi leveling saat ini memiliki misi yang sama, yaitu untuk segera mungkin mengakhiri pandemi ini.
"Untuk itu, akan dibuka bertahap pada 26 Juli, jika tren kasus yang kita tangani ada penurunan. Pemeriksaan saat ini telah memutuskan untuk melanjutkan dari tanggal 20-25 Juli," jelas Ngabalin.
Lebih lanjut, dia menerangkan pola penanganan varian baru COVID-19 saat ini berlaku umum di semua daerah. Sehingga, pola penanganannya juga harus serempak.
"Kita berada dalam situasi yang tidak normal. Bayangkan, saya punya teman jam 9 dikasih tahu dia positif, jam 11 dikasih kabar dia kritis, jam 1 dini hari sudah meninggal dunia," bebernya.
Dalam menyikapi ketidakpuasan akibat penanganan COVID-19 oleh pemerintah, Ngabalin menambahkan pemerintah siap membantu dan hadir di tengah warga.
"Mudah-mudahan dalam dialog kita ini, siapa tahu ada yang bisa tersambung, saya akan mencatat, tolong kasih kabar di mana. Alamat mereka nomor kontak yang bisa dihubungi," pungkasnya.
(kri)