Semangat Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Giovanni Marsela Korompis panik dan bingung saat menelepon sejumlah rumah sakit di Jakarta namun semua menjawab penuh. Padahal, ibunya yang positif Covid-19 butuh oksigen segera karena mulai merasakan sesak dan saturasinya terus menurun.
"Sudah menelepon, mungkim empat atau lima rumah sakit, tapi jawabannya sama, penuh. Bahkan, sempat menelepon ambulans tapi tidak ada yang mengangkat," cerita warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini kepada KORAN SINDO, Sabtu, (3/7).
Upaya untuk mendapatkan oksigen dengan cara membeli juga tidak berhasil. Tabung oksigen langka dan sangat sulit diperoleh di pedagang. Dalam situasi bingung dia menemukan sebuah pemberitahuan di grup WhatsApp tentang peminjaman tabung oksigen.
Baca juga: Pemprov DKI Sediakan Posko Oksigen Rescue di Monas
Seketika itu juga dia mendaftar dan mengisi formulir daring di link yang disediakan. Dia pun lega karena tak berselang lama kemudian dia berhasil mendapatkan pinjaman tabung oksigen yang siap pakai.
Tabung oksigen tersebut dipinjamkan oleh relawan Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia. Relawan yang juga bagian dari Gerakan Indonesia Kita (Gita) ini menggalang donasi melalui pengumuman di grup WhatsApp demi melayani pasien isolasi mandiri yang sedang butuh oksigen. Pada hari pertama penggalangan dana terhimpun sejumlah uang yang bisa membeli 40 buah tabung. Seluruh tabung itu lalu disebar kepada peminjam yang keluarganya sedang membutuhkan.
"Saya berterima kasih kepada kawan-kawan relawan. Saturasi Ibu saya kini mulai membaik meski belum normal, tadinya 85 sekarang sudah 93. Semoga ke depan makin banyak lagi orang yang bisa dibantu oleh gerakan seperti ini," kata Giovanni.
Maulidyawati, warga Depok, Jawa Barat, juga mengaku bersyukur dengan gerakan pinjam oksigen tersebut. Sama halnya Giovanni, Maulidyawati juga meminjam tabung oksigen untuk ibunya yang terpaksa menjalani isolasi mandiri karena rumah sakit di Depok penuh."Ibu saya harus stand by oksigen. Kebetulan ada komorbid, penyakit gula, jadi memang harus dipantau terus saturasinya. Bersyukur ada yang pinjami, para relawan itu sangat membantu kami," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (3/7).
Dia bahkan berharap bisa meminjam oksigen tersebut lebih dari tujuh hari. Apalagi saturasi oksigen ibunya masih fluktuatif.
"Sudah menelepon, mungkim empat atau lima rumah sakit, tapi jawabannya sama, penuh. Bahkan, sempat menelepon ambulans tapi tidak ada yang mengangkat," cerita warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini kepada KORAN SINDO, Sabtu, (3/7).
Upaya untuk mendapatkan oksigen dengan cara membeli juga tidak berhasil. Tabung oksigen langka dan sangat sulit diperoleh di pedagang. Dalam situasi bingung dia menemukan sebuah pemberitahuan di grup WhatsApp tentang peminjaman tabung oksigen.
Baca juga: Pemprov DKI Sediakan Posko Oksigen Rescue di Monas
Seketika itu juga dia mendaftar dan mengisi formulir daring di link yang disediakan. Dia pun lega karena tak berselang lama kemudian dia berhasil mendapatkan pinjaman tabung oksigen yang siap pakai.
Tabung oksigen tersebut dipinjamkan oleh relawan Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia. Relawan yang juga bagian dari Gerakan Indonesia Kita (Gita) ini menggalang donasi melalui pengumuman di grup WhatsApp demi melayani pasien isolasi mandiri yang sedang butuh oksigen. Pada hari pertama penggalangan dana terhimpun sejumlah uang yang bisa membeli 40 buah tabung. Seluruh tabung itu lalu disebar kepada peminjam yang keluarganya sedang membutuhkan.
"Saya berterima kasih kepada kawan-kawan relawan. Saturasi Ibu saya kini mulai membaik meski belum normal, tadinya 85 sekarang sudah 93. Semoga ke depan makin banyak lagi orang yang bisa dibantu oleh gerakan seperti ini," kata Giovanni.
Maulidyawati, warga Depok, Jawa Barat, juga mengaku bersyukur dengan gerakan pinjam oksigen tersebut. Sama halnya Giovanni, Maulidyawati juga meminjam tabung oksigen untuk ibunya yang terpaksa menjalani isolasi mandiri karena rumah sakit di Depok penuh."Ibu saya harus stand by oksigen. Kebetulan ada komorbid, penyakit gula, jadi memang harus dipantau terus saturasinya. Bersyukur ada yang pinjami, para relawan itu sangat membantu kami," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (3/7).
Dia bahkan berharap bisa meminjam oksigen tersebut lebih dari tujuh hari. Apalagi saturasi oksigen ibunya masih fluktuatif.