Sambut PON XX, Musisi Papua Ajak Harumkan Indonesia dari Papua
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seluruh elemen masyarakat, khususnya milenial dan kalangan muda Papua menyambut gegap gempita pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang akan digelar dalam waktu dekat ini.
Munculnya nama Nagita Slavina, istri artis ternama Raffi Ahmad menjadi ikon PON dan usulan Arie Kriting serta warga Papua lainnya untuk menyertakan para perempuan asli Papua dalam perhelatan akbar itu menarik perhatian seluruh kalangan. Sontak hal itu menggugah rasa kebangsaan masyarakat Papua sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Hingga kini, banyak warga Papua yang terus berkarya dan berprestasi bersama Indonesia serta memiliki kesempatan yang sama dalam berkebudayaan di Indonesia.
”Polemik tentang ikon PON XX Papua telah menyadarkan kita bahwa orang Papua sangat bangga menjadi salah satu bagian peradaban Indonesia yang memiliki kekhasan seperti daerah lainnya. Bahwa Papua itu sangat bernilai dan mampu memberikan nilai bagi kebangsaan Indonesia,” kata panitia penyelenggara Ali A.H dalam Talkshow virtual yang diselenggarakan Channel INC TV (30/6/2021).
Menurut Ali, sejak era pra kemerdekaan Papua telah menyatu dengan daerah lainnya bagian timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan lainnya dalam ikatan ras melanisia. Artinya, Indonesia itu terdiri dari berbagai ras termasuk ras melanisia, jadi sejak dahulu kala, Indonesia telah menghilangkan sekat-sekat rasis.
“Sejatinya warga Papua bangga menjadi bagian dari Indonesia, Peradaban Papua adalah bagian dari peradaban Indonesia, karenanya wajar jika dalam PON XX di Papua, para anak muda ingin menampilkan representasi dari identitas budaya asli Papua dalam pagelaran nasional tersebut,” tegasnya.
Hal ini juga menjadi bukti pernyataan Menkopolhukam bahwa warga Papua puas dengan kebijakan Indonesia di provinsi paling timur tersebut. Bahkan 82% sengat setuju dengan adanya otonomi khusus dan hanya 8%.
Semangat nasionalisme sebagai warga Indonesia dirasakan juga produser musik dan musisi asal Papua, Stephen Wally dalam We Talkshow bertajuk “Papua and Civilizatioan : an Insider perspective” yang diselenggarakan oleh Compass Media menggandeng INC TV dan NU Channel, 30 Juni 2021.
Setelah melalui perjalanan panjang, Stephen yang pernah membuatkan lagu untuk mendiang Glenn Fredly ini merasa terpanggil untuk mengangkat nilai Papua sehingga membantu membuatkan lagu-lagu dari Timur khususnya dari Papua. Menurut Stephen, tokoh-tokoh budaya, influencer dan pihak lainnya mempunyai tugas yang sama dalam membangun Papua.
“Sudah saaatnya, kita hilangkan segala stereotip yang dilekatkan kepada kita, manusia Papua. Saatnya Papua menulis sejarah yang gilang gemilang, mengharumkan Indonesia dari Papua. #Torangbisa.” tegas musisi yang berhasil memperkenalkan music khas Papua di beberapa negara.
Senada, Sastro al Ngatawi menjelaskan secara gamblang kenapa Gus Dur melakukan pendekatan secara budaya dalam merangkul warga Papua sebagai bagian dari Indonesia. Menurut dia, Papua sejak dulu telah menjadi bagian dari Indonesia dan talenta-talentanya memiliki nilai yang sama dengan warga Indonesia lainnya. Selain itu, melihat Papua juga harus melalui bahasa kebudayaan yang dapat mempererat silaturahmi karena yang tersentuh adalah hati (perasaan) untuk berbagi kebersamaan.
Pendekatan kebudayaan juga dapat digunakan dalam konflik yang ada di Papua karena yang disentuh kebudayaan adalah perasaan, berbeda dengan pendekatan politik maupun militer karena mengabaikan perasaan itu sendiri. “Tugas kita sekarang adalah mengasah dan mengolah butiran emas, mutiara-mutiara peradaban, mutiara kebudayaan yang ada di Papua dan di mana-mana. Banggalah menjadi bangsa Papua sebagai bagian dari Indonesia untuk masa depan peradaban,” kata budayawan yang pernah mendampingi Gus Dur tersebut.
Forum yang disiarkan langsung secara virtual di INC TV dan NU Channel tersebut menghadirkan penyanyi sekaligus pemenang Indonesia Idol Nowela Mikhelia, Miss Papua 2006 Putri Nere, musisi asal Papua Stephen Wally, dan budayawan Sastro al Ngatawi yang dipandu artis dan komika asal timur Indonesia Arie Kriting. “Forum ini penting sekali untuk memupuk saling berangkulan, bergandengan, satu untuk Papua, “ Ujar Arie Kriting.
Arie Kiting menegaskan, tidak ada yang menghalangi Papua dalam berkiprah dan menunjukkan talentanya di Indonesia. ”Jadi harus dilihat dari dua sisi. Pertama, pemerintah yang membuka ruang terhadap warga Papua sedangkan sisi lainnya, orang Papua yang harus meraih kesempatan tersebut, meskipun ribet tapi itu adalah ribet yang diperlukan,” ucapnya.
Munculnya nama Nagita Slavina, istri artis ternama Raffi Ahmad menjadi ikon PON dan usulan Arie Kriting serta warga Papua lainnya untuk menyertakan para perempuan asli Papua dalam perhelatan akbar itu menarik perhatian seluruh kalangan. Sontak hal itu menggugah rasa kebangsaan masyarakat Papua sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Hingga kini, banyak warga Papua yang terus berkarya dan berprestasi bersama Indonesia serta memiliki kesempatan yang sama dalam berkebudayaan di Indonesia.
”Polemik tentang ikon PON XX Papua telah menyadarkan kita bahwa orang Papua sangat bangga menjadi salah satu bagian peradaban Indonesia yang memiliki kekhasan seperti daerah lainnya. Bahwa Papua itu sangat bernilai dan mampu memberikan nilai bagi kebangsaan Indonesia,” kata panitia penyelenggara Ali A.H dalam Talkshow virtual yang diselenggarakan Channel INC TV (30/6/2021).
Menurut Ali, sejak era pra kemerdekaan Papua telah menyatu dengan daerah lainnya bagian timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan lainnya dalam ikatan ras melanisia. Artinya, Indonesia itu terdiri dari berbagai ras termasuk ras melanisia, jadi sejak dahulu kala, Indonesia telah menghilangkan sekat-sekat rasis.
“Sejatinya warga Papua bangga menjadi bagian dari Indonesia, Peradaban Papua adalah bagian dari peradaban Indonesia, karenanya wajar jika dalam PON XX di Papua, para anak muda ingin menampilkan representasi dari identitas budaya asli Papua dalam pagelaran nasional tersebut,” tegasnya.
Hal ini juga menjadi bukti pernyataan Menkopolhukam bahwa warga Papua puas dengan kebijakan Indonesia di provinsi paling timur tersebut. Bahkan 82% sengat setuju dengan adanya otonomi khusus dan hanya 8%.
Semangat nasionalisme sebagai warga Indonesia dirasakan juga produser musik dan musisi asal Papua, Stephen Wally dalam We Talkshow bertajuk “Papua and Civilizatioan : an Insider perspective” yang diselenggarakan oleh Compass Media menggandeng INC TV dan NU Channel, 30 Juni 2021.
Setelah melalui perjalanan panjang, Stephen yang pernah membuatkan lagu untuk mendiang Glenn Fredly ini merasa terpanggil untuk mengangkat nilai Papua sehingga membantu membuatkan lagu-lagu dari Timur khususnya dari Papua. Menurut Stephen, tokoh-tokoh budaya, influencer dan pihak lainnya mempunyai tugas yang sama dalam membangun Papua.
“Sudah saaatnya, kita hilangkan segala stereotip yang dilekatkan kepada kita, manusia Papua. Saatnya Papua menulis sejarah yang gilang gemilang, mengharumkan Indonesia dari Papua. #Torangbisa.” tegas musisi yang berhasil memperkenalkan music khas Papua di beberapa negara.
Senada, Sastro al Ngatawi menjelaskan secara gamblang kenapa Gus Dur melakukan pendekatan secara budaya dalam merangkul warga Papua sebagai bagian dari Indonesia. Menurut dia, Papua sejak dulu telah menjadi bagian dari Indonesia dan talenta-talentanya memiliki nilai yang sama dengan warga Indonesia lainnya. Selain itu, melihat Papua juga harus melalui bahasa kebudayaan yang dapat mempererat silaturahmi karena yang tersentuh adalah hati (perasaan) untuk berbagi kebersamaan.
Pendekatan kebudayaan juga dapat digunakan dalam konflik yang ada di Papua karena yang disentuh kebudayaan adalah perasaan, berbeda dengan pendekatan politik maupun militer karena mengabaikan perasaan itu sendiri. “Tugas kita sekarang adalah mengasah dan mengolah butiran emas, mutiara-mutiara peradaban, mutiara kebudayaan yang ada di Papua dan di mana-mana. Banggalah menjadi bangsa Papua sebagai bagian dari Indonesia untuk masa depan peradaban,” kata budayawan yang pernah mendampingi Gus Dur tersebut.
Forum yang disiarkan langsung secara virtual di INC TV dan NU Channel tersebut menghadirkan penyanyi sekaligus pemenang Indonesia Idol Nowela Mikhelia, Miss Papua 2006 Putri Nere, musisi asal Papua Stephen Wally, dan budayawan Sastro al Ngatawi yang dipandu artis dan komika asal timur Indonesia Arie Kriting. “Forum ini penting sekali untuk memupuk saling berangkulan, bergandengan, satu untuk Papua, “ Ujar Arie Kriting.
Arie Kiting menegaskan, tidak ada yang menghalangi Papua dalam berkiprah dan menunjukkan talentanya di Indonesia. ”Jadi harus dilihat dari dua sisi. Pertama, pemerintah yang membuka ruang terhadap warga Papua sedangkan sisi lainnya, orang Papua yang harus meraih kesempatan tersebut, meskipun ribet tapi itu adalah ribet yang diperlukan,” ucapnya.
(cip)