Membangun Ekonomi Baru Indonesia Pascapandemi
loading...
A
A
A
Oleh: Shirley Santoso,
Presiden Direktur dan Mitra Kearney Indonesia
Indonesia terus berupaya bangkit dari dampak negatif pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari satu tahun terakhir. Sejalan dengan program vaksinasi Covid-19 untuk 181 juta populasi penduduk, terdapat empat arah strategis yang dapat membantu pencapaian keseimbangan antara pemulihan kesehatan masyarakat dan peningkatan perekonomian negara. Selain itu, arah strategis tersebut akan mempersiapkan Indonesia dalam membangun ekonomi baru yang kuat pascapandemi.
Reformasi Ekonomi
Untuk membangun kembali ekonomi yang kompetitif, Indonesia perlu merevitalisasi daya saing manufaktur, menumbuhkan ekonomi layanan digital, serta mengintegrasi teknologi digital dalam industri logistik dan rantai pasok. Di masa lalu, industri manufaktur telah mendorong pertumbuhan PDB negara. Namun, Indonesia kehilangan daya saingnya sebagai pusat manufaktur global terutama karena meningkatnya biaya tenaga kerja yang lebih cepat dari produktivitas. Indonesia hanya memiliki sedikit kesempatan untuk menaikkan upah dalam mempertahankan daya tariknya sebagai negara berbiaya rendah (LLC). Indonesia perlu membangun kembali daya saing manufakturnya dan memanfaatkan peluang perubahan jejak manufaktur global. Hal ini dapat terwujud dengan menerapkan reformasi struktural, seperti mempercepat inisiatif 4.0 untuk memosisikan manufaktur negara menjadi lokasi produktivitas yang tinggi bagi produk dengan nilai tambah yang lebih, restrukturisasi industri manufaktur, dan menciptakan portofolio produk untuk mengantisipasi perubahan permintaan pascapandemi Covid-19.
Indonesia juga perlu meningkatkan fokus terhadap pengembangan ekonomi digitalnya dengan meningkatkan penjualan TIK dan menambahkan kuantitas serta kualitas digital sehingga penyediaan layanan digital yang inovatif dapat terjamin. Ekosistem layanan digital Indonesia masih dalam tahap awal, dengan fokus terhadap pasar domestik. Selain itu, terdapat pergeseran dalam perdagangan global dari barang fisik menjadi layanan jasa, terutama layanan digital, yang didorong oleh kemajuan teknologi seperti cloud computing , internet of things (IoT), serta augmented dan virtual reality .
Membangun logistik yang efektif akan sangat berarti dalam revitalisasi manufaktur dan akan menumbuhkan ekonomi layanan digital. Biaya logistik yang tinggi di Indonesia dan infrastruktur transportasi yang buruk telah menjadi penghambat dalam pembangunan industri yang kompetitif dan digitalisasi ekonomi, termasuk e-commerce (biaya logistik Indonesia adalah salah satu yang tertinggi secara regional). Logistik dan rantai pasok harus diintegrasikan dengan teknologi digital, yang dapat terwujud melalui percepatan pembangunan infrastruktur fisik termasuk jalan, pelabuhan, kereta api, serta peningkatan layanan digital untuk mengoptimalkan operasi rantai pasokan dalam mendukung kolaborasi lintas industri dan nasional.
Perkuat Jaring Pengaman Sosial
Pandemi Covid-19 memunculkan fakta betapa pentingnya memiliki jaring pengamanan, baik dalam perawatan kesehatan maupun ekonomi. Sistem perawatan kesehatan Indonesia sangat rentan dan masih memiliki kendala besar. Indonesia dapat membangun perawatan kesehatan dan jaring pengamanan sosial yang lebih baik dan kuat dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan medis, aksesibilitas ke layanan medis termasuk cakupan dan kebijakan asuransi, ekosistem lokal untuk efisiensi biaya manajemen risiko, pendidikan kesehatan masyarakat, serta teknologi untuk mempercepat efisiensi dan kualitas perawatan kesehatan.
Selain itu, pengeluaran biaya kesehatan dan sosial Indonesia tergolong kecil, dengan hanya 3% dari PDB dan 1,2 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk pada 2019. Untuk mengembangkan sektor layanan medis dan sosial, Indonesia harus meningkatkan pengeluaran biaya kesehatan dan sosial sehingga lapangan pekerjaan dapat ditingkatkan, kemudian mendistribusikan kembali tenaga kerja ke sektor kesehatan dan sosial yang sesuai.
Presiden Direktur dan Mitra Kearney Indonesia
Indonesia terus berupaya bangkit dari dampak negatif pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari satu tahun terakhir. Sejalan dengan program vaksinasi Covid-19 untuk 181 juta populasi penduduk, terdapat empat arah strategis yang dapat membantu pencapaian keseimbangan antara pemulihan kesehatan masyarakat dan peningkatan perekonomian negara. Selain itu, arah strategis tersebut akan mempersiapkan Indonesia dalam membangun ekonomi baru yang kuat pascapandemi.
Reformasi Ekonomi
Untuk membangun kembali ekonomi yang kompetitif, Indonesia perlu merevitalisasi daya saing manufaktur, menumbuhkan ekonomi layanan digital, serta mengintegrasi teknologi digital dalam industri logistik dan rantai pasok. Di masa lalu, industri manufaktur telah mendorong pertumbuhan PDB negara. Namun, Indonesia kehilangan daya saingnya sebagai pusat manufaktur global terutama karena meningkatnya biaya tenaga kerja yang lebih cepat dari produktivitas. Indonesia hanya memiliki sedikit kesempatan untuk menaikkan upah dalam mempertahankan daya tariknya sebagai negara berbiaya rendah (LLC). Indonesia perlu membangun kembali daya saing manufakturnya dan memanfaatkan peluang perubahan jejak manufaktur global. Hal ini dapat terwujud dengan menerapkan reformasi struktural, seperti mempercepat inisiatif 4.0 untuk memosisikan manufaktur negara menjadi lokasi produktivitas yang tinggi bagi produk dengan nilai tambah yang lebih, restrukturisasi industri manufaktur, dan menciptakan portofolio produk untuk mengantisipasi perubahan permintaan pascapandemi Covid-19.
Indonesia juga perlu meningkatkan fokus terhadap pengembangan ekonomi digitalnya dengan meningkatkan penjualan TIK dan menambahkan kuantitas serta kualitas digital sehingga penyediaan layanan digital yang inovatif dapat terjamin. Ekosistem layanan digital Indonesia masih dalam tahap awal, dengan fokus terhadap pasar domestik. Selain itu, terdapat pergeseran dalam perdagangan global dari barang fisik menjadi layanan jasa, terutama layanan digital, yang didorong oleh kemajuan teknologi seperti cloud computing , internet of things (IoT), serta augmented dan virtual reality .
Membangun logistik yang efektif akan sangat berarti dalam revitalisasi manufaktur dan akan menumbuhkan ekonomi layanan digital. Biaya logistik yang tinggi di Indonesia dan infrastruktur transportasi yang buruk telah menjadi penghambat dalam pembangunan industri yang kompetitif dan digitalisasi ekonomi, termasuk e-commerce (biaya logistik Indonesia adalah salah satu yang tertinggi secara regional). Logistik dan rantai pasok harus diintegrasikan dengan teknologi digital, yang dapat terwujud melalui percepatan pembangunan infrastruktur fisik termasuk jalan, pelabuhan, kereta api, serta peningkatan layanan digital untuk mengoptimalkan operasi rantai pasokan dalam mendukung kolaborasi lintas industri dan nasional.
Perkuat Jaring Pengaman Sosial
Pandemi Covid-19 memunculkan fakta betapa pentingnya memiliki jaring pengamanan, baik dalam perawatan kesehatan maupun ekonomi. Sistem perawatan kesehatan Indonesia sangat rentan dan masih memiliki kendala besar. Indonesia dapat membangun perawatan kesehatan dan jaring pengamanan sosial yang lebih baik dan kuat dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan medis, aksesibilitas ke layanan medis termasuk cakupan dan kebijakan asuransi, ekosistem lokal untuk efisiensi biaya manajemen risiko, pendidikan kesehatan masyarakat, serta teknologi untuk mempercepat efisiensi dan kualitas perawatan kesehatan.
Selain itu, pengeluaran biaya kesehatan dan sosial Indonesia tergolong kecil, dengan hanya 3% dari PDB dan 1,2 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk pada 2019. Untuk mengembangkan sektor layanan medis dan sosial, Indonesia harus meningkatkan pengeluaran biaya kesehatan dan sosial sehingga lapangan pekerjaan dapat ditingkatkan, kemudian mendistribusikan kembali tenaga kerja ke sektor kesehatan dan sosial yang sesuai.