Membangun Ekonomi Baru Indonesia Pascapandemi

Kamis, 03 Juni 2021 - 06:42 WIB
loading...
Membangun Ekonomi Baru Indonesia Pascapandemi
Membangun Ekonomi Baru Indonesia Pascapandemi
A A A
Oleh: Shirley Santoso,

Presiden Direktur dan Mitra Kearney Indonesia

Indonesia terus berupaya bangkit dari dampak negatif pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari satu tahun terakhir. Sejalan dengan program vaksinasi Covid-19 untuk 181 juta populasi penduduk, terdapat empat arah strategis yang dapat membantu pencapaian keseimbangan antara pemulihan kesehatan masyarakat dan peningkatan perekonomian negara. Selain itu, arah strategis tersebut akan mempersiapkan Indonesia dalam membangun ekonomi baru yang kuat pascapandemi.

Reformasi Ekonomi

Untuk membangun kembali ekonomi yang kompetitif, Indonesia perlu merevitalisasi daya saing manufaktur, menumbuhkan ekonomi layanan digital, serta mengintegrasi teknologi digital dalam industri logistik dan rantai pasok. Di masa lalu, industri manufaktur telah mendorong pertumbuhan PDB negara. Namun, Indonesia kehilangan daya saingnya sebagai pusat manufaktur global terutama karena meningkatnya biaya tenaga kerja yang lebih cepat dari produktivitas. Indonesia hanya memiliki sedikit kesempatan untuk menaikkan upah dalam mempertahankan daya tariknya sebagai negara berbiaya rendah (LLC). Indonesia perlu membangun kembali daya saing manufakturnya dan memanfaatkan peluang perubahan jejak manufaktur global. Hal ini dapat terwujud dengan menerapkan reformasi struktural, seperti mempercepat inisiatif 4.0 untuk memosisikan manufaktur negara menjadi lokasi produktivitas yang tinggi bagi produk dengan nilai tambah yang lebih, restrukturisasi industri manufaktur, dan menciptakan portofolio produk untuk mengantisipasi perubahan permintaan pascapandemi Covid-19.

Indonesia juga perlu meningkatkan fokus terhadap pengembangan ekonomi digitalnya dengan meningkatkan penjualan TIK dan menambahkan kuantitas serta kualitas digital sehingga penyediaan layanan digital yang inovatif dapat terjamin. Ekosistem layanan digital Indonesia masih dalam tahap awal, dengan fokus terhadap pasar domestik. Selain itu, terdapat pergeseran dalam perdagangan global dari barang fisik menjadi layanan jasa, terutama layanan digital, yang didorong oleh kemajuan teknologi seperti cloud computing , internet of things (IoT), serta augmented dan virtual reality .

Membangun logistik yang efektif akan sangat berarti dalam revitalisasi manufaktur dan akan menumbuhkan ekonomi layanan digital. Biaya logistik yang tinggi di Indonesia dan infrastruktur transportasi yang buruk telah menjadi penghambat dalam pembangunan industri yang kompetitif dan digitalisasi ekonomi, termasuk e-commerce (biaya logistik Indonesia adalah salah satu yang tertinggi secara regional). Logistik dan rantai pasok harus diintegrasikan dengan teknologi digital, yang dapat terwujud melalui percepatan pembangunan infrastruktur fisik termasuk jalan, pelabuhan, kereta api, serta peningkatan layanan digital untuk mengoptimalkan operasi rantai pasokan dalam mendukung kolaborasi lintas industri dan nasional.

Perkuat Jaring Pengaman Sosial

Pandemi Covid-19 memunculkan fakta betapa pentingnya memiliki jaring pengamanan, baik dalam perawatan kesehatan maupun ekonomi. Sistem perawatan kesehatan Indonesia sangat rentan dan masih memiliki kendala besar. Indonesia dapat membangun perawatan kesehatan dan jaring pengamanan sosial yang lebih baik dan kuat dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan medis, aksesibilitas ke layanan medis termasuk cakupan dan kebijakan asuransi, ekosistem lokal untuk efisiensi biaya manajemen risiko, pendidikan kesehatan masyarakat, serta teknologi untuk mempercepat efisiensi dan kualitas perawatan kesehatan.

Selain itu, pengeluaran biaya kesehatan dan sosial Indonesia tergolong kecil, dengan hanya 3% dari PDB dan 1,2 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk pada 2019. Untuk mengembangkan sektor layanan medis dan sosial, Indonesia harus meningkatkan pengeluaran biaya kesehatan dan sosial sehingga lapangan pekerjaan dapat ditingkatkan, kemudian mendistribusikan kembali tenaga kerja ke sektor kesehatan dan sosial yang sesuai.

Indonesia perlu mengatasi masalah pengangguran dan ketidaksetaraan ekonomi dengan mendukung UMKM yang menyumbang 99% dari bisnis negara. Mayoritas UKM masih belum menyadari pentingnya digitalisasi. Aktivasi online UKM, selain dalam penjualan, masih di bawah 25% serta terus menghadapi sulitnya akses pasar, keuangan, dan teknologi. Mengembangkan platform digital yang dapat mengatasi masalah UMKM dapat membangun jaring pengamanan ekonomi yang kuat, mengurangi masalah ekonomi mendasar, serta meningkatkan kesadaran UKM tentang teknologi digital.

Bangun Ekosistem Ekonomi Digital

Indonesia sebaiknya memanfaatkan momentum pandemi untuk membangun ekonomi digital yang merata. Pemerintah dan perusahaan perlu berkolaborasi dalam menetapkan kinerja jarak jauh sebagai salah satu standar. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendorong organisasi untuk mengadopsi model kerja jarak jauh, mempercepat konektivitas nasional dan pembangunan infrastruktur digital di seluruh Indonesia, meningkatkan keamanan cyber nasional, dan membekali kemampuan digital dengan keterampilan yang tepat. Perusahaan juga perlu mengidentifikasi fungsi secara jarak jauh dan mempercepat digitalisasi dengan berinvestasi bagi IoT, AI, dan cloud computing di seluruh rangkaian produksi, manufaktur, logistik, hingga penjualan dan distribusi.

Selain itu, Indonesia perlu mempersiapkan kemampuan untuk masa depan dan membangun platform pendidikan nasional sebagai pendorong utama untuk memperluas akses pendidikan, meningkatkan kualitas konten, dan mendapatkan wawasan tentang kemampuan yang diperlukan. Platform digital akan membantu memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, industri, dan siswa.

Berdasarkan pengalaman dilanda wabah Covid-19, Indonesia juga harus menyempurnakan tata kota di tiga bidang desain: tingkat nasional, tingkat kota, dan tingkat fasilitas. Di tingkat nasional, Indonesia harus memperkuat rantai pasok lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor. Di tingkat kota, Indonesia harus membangun model kerja dan pembelajaran jarak jauh sambil meninjau rencana investasi aset fisik untuk meminimalkan gangguan terhadap kelangsungan bisnis dan pembelajaran. Di tingkat fasilitas, Indonesia harus menerapkan fasilitas touchless atau tanpa sentuh di tempat umum untuk menghambat penularan virus di masa depan, seperti elevator dengan voice recognition atau pengenalan suara, pintu berbasis sensor, dan pembayaran nontunai.

Transformasi Nasional

Penerimaan pajak Indonesia relatif terbatas dibandingkan negara lain. Karena itu, foreign direct investment (FDI) akan sangat penting untuk merevitalisasi pendapatan yang terbatas. Namun, FDI Indonesia telah kehilangan daya tarik dan perlu memenangkan persaingan ketat dengan negara lain untuk menangkap peluang manufaktur global dan menarik raksasa teknologi dalam mengembangkan ekonomi digital lokal. Namun, persyaratan pemrosesan lokal, di mana perusahaan harus menggunakan pusat data di wilayah nasional untuk memproses data, baik dengan membangun pusat data lokal mereka sendiri atau beralih ke penyedia layanan lokal, juga memengaruhi keputusan investasi mereka.

Dampak dari lambatnya adopsi teknologi digital oleh pemerintah terlihat selama pandemi. Indonesia harus mempercepat digitalisasi pemerintahan untuk menyelesaikan layanan publik yang kurang optimal dan bersiap menghadapi krisis nasional berikutnya. Untuk mengembangkan digitalisasi pemerintahan yang kuat, Indonesia harus mulai dengan menentukan layanan utama pemerintah yang akan diubah menjadi digital, serta memastikan penggunaan layanan digitalisasi yang koheren di pusat dan daerah.
(war)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1892 seconds (0.1#10.140)