PDIP-Gerindra Mesra, Perjanjian Batu Tulis Mengemuka, Seperti Apa Perjanjian Itu?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani pada Kamis 27 Mei 2021 tidak menampik Prabowo Subianto akan maju bersama calon dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Pilpres 2024.
Alasannya karena hubungan baik antara Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sejak lama.
Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai PDIP dan Gerindra berpotensi koalisi. Kata Pangi, elektabilitas kedua partai politik itu di posisi pertama dan kedua pada hampir semua lembaga survei.
Pangi pun lantas mengingatkan ada perjanjian Batu Tulis antara PDIP dan Gerindra pada tahun 2009 untuk Pilpres 2014. Namun, PDIP pada Pilpres 2014 mengusung Joko Widodo (Jokowi) berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Bukan tidak patuh, dia menilai hanya tertunda dua kali pemilu. Lalu, seperti apa perjanjian Batu Tulis tersebut?
Perjanjian itu ditandatangani oleh Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri pada 16 Mei 2009. Ada tujuh poin kesepakatan dalam perjanjian Batu Tulis tersebut.
Adapun Batu Tulis adalah nama jalan di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat. Ada prasasti Batu Tulis di jalan tersebut. Prasasti berukir kalimat bahasa dan aksara Sunda Kuno itu berangka tahun 1455 Saka (1533 Masehi), peninggalan Kerajaan Sunda.
Kerajaan itu diketahui pernah ada antara tahun 1932 dan 1579 di bagian barat pulau Jawa yang meliputi Provinsi Banten, Jakarta, Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah sekarang.
Berikut tujuh poin kesepakatan perjanjian Batu Tulis tersebut:
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindera) sepakat mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009.
Alasannya karena hubungan baik antara Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sejak lama.
Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai PDIP dan Gerindra berpotensi koalisi. Kata Pangi, elektabilitas kedua partai politik itu di posisi pertama dan kedua pada hampir semua lembaga survei.
Pangi pun lantas mengingatkan ada perjanjian Batu Tulis antara PDIP dan Gerindra pada tahun 2009 untuk Pilpres 2014. Namun, PDIP pada Pilpres 2014 mengusung Joko Widodo (Jokowi) berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Bukan tidak patuh, dia menilai hanya tertunda dua kali pemilu. Lalu, seperti apa perjanjian Batu Tulis tersebut?
Perjanjian itu ditandatangani oleh Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri pada 16 Mei 2009. Ada tujuh poin kesepakatan dalam perjanjian Batu Tulis tersebut.
Adapun Batu Tulis adalah nama jalan di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat. Ada prasasti Batu Tulis di jalan tersebut. Prasasti berukir kalimat bahasa dan aksara Sunda Kuno itu berangka tahun 1455 Saka (1533 Masehi), peninggalan Kerajaan Sunda.
Kerajaan itu diketahui pernah ada antara tahun 1932 dan 1579 di bagian barat pulau Jawa yang meliputi Provinsi Banten, Jakarta, Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah sekarang.
Berikut tujuh poin kesepakatan perjanjian Batu Tulis tersebut:
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindera) sepakat mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009.