Akhir Ramadan, Sportifitas dan Optimisme

Selasa, 11 Mei 2021 - 12:11 WIB
loading...
A A A
Keyakinan kuat, sportifitas dan optimis relevansinya di bulan puasa Ramadan menjadi waktu utama untuk menempa diri, perang diri, melawan hawa nafsu dari waktu terbit fajar sampai waktu maghrib. Membangun sportifitas dan optimisme dengan ihtiar lahir dan batin.

Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ

“Tidak akan bergeser dua kaki seorang hamba, sampai dia dimintai pertanggungjawaban tentang: umurnya, untuk apa dia habiskan? ilmunya, apakah diamalkan atau tidak? hartanya, dari mana dia mendapatkannya dan untuk apa dia belanjakan?jasadnya (fisiknya), untuk apa dia usangkan?

(HR. at-Tirmidzi Nomor 2417 dari sahabat Abu Barzah al-Aslami ra. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi Nomor 2417).

Sportifitas dan optimisme menjadi urgent paling utama dari kehidupan yang modern dan masa pandemic ini. Sportifitas mengakui peran orang tua sangat dominan, bagi guru di sekolah-sekolah. Optimis siswa-siswi murid menjadikan memo momentum baik untuk siswa siswi berinteraksi dengan keluarga dan melakukan kegiatan dengan teratur, terstruktur.

Larangan mudik sesuai SE MA Nomor 5 dan 6 Tahun 2021 tentang panduan ibadah Ramadan surat edaran resmi Kementerian Agama tersebut sebaiknya disikapi dengan moderat, sportif dan optimistik tinggi. Tidak mudik lebih produktif.
(kri)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4185 seconds (0.1#10.140)