Cegah Corona di Tempat Wisata, Sandiaga Berharap Ada Pendeteksi Kerumunan
loading...

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno punya mimpi untuk membuat aplikasi yang bisa mendeteksi kerumunan orang di tempat wisata. Foto/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno punya mimpi untuk membuat aplikasi yang bisa mendeteksi kerumunan orang di tempat wisata. Aplikasi itu merupakan bagian dari adaptasi yang dilakukan agar sektor pariwisata tetap bisa jalan di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Fauzi Azmi, Jam Gadang dan Gerak Ekonomi Bukit Tingg i
"Sebetulnya mimpiku yang belum terealisasi ini adalah heatmap itu yang bisa dipakai di aplikasi. Jadi kalau ada orang di destinasi wisata orang tahu kerumunannya seperti apa," kata Sandiaga dalam keterangannya, Jumat (23/4/2021).
Cara kerja aplikasi pendeteksi kerumunan itu adalah memantau kondisi jumlah pengunjung di sebuah tempat wisata. Kalau terlalu padat, wisatawan bisa memilih tempat wisata lain. Juga berguna buat para pemilik tempat wisata dalam mengontrol kerumunan di tempat wisatanya.
Baca juga: Dukung Oceanman Indonesia 2021, Sandiaga: Jadi Penyemangat Kebangkitan Parekraf
Sandiaga mengatakan, di masa pandemi ini, Kemenparekraf sangat mengandalkan wisatawan domestik. Meski begitu, wisatawan domestik juga harus terlindungi dari penularan Covid-19 selama di tempat wisata dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta menggunakan aplikasi pendeteksi kerumunan.
"Kita saat ini fokus di nusantara, selama ini masih ada travel banned ya wisatawan domestik itu jadi pasar kita, terutama di 5 Destinasi Super Prioritas seperti Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Likupang," ucap Sandiaga.
Baca juga: Sandiaga Jadikan Pariwisata Indonesia Lebih Berkualitas dengan Big Data
Berdasarkan catatan Kemenparekraf, selama tahun 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hanya mencapai 4,02 juta kunjungan atau turun sebesar 75,03 persen jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 16,11 juta kunjungan.
Menurutnya jumlah turis asing ini membuat Mas Menteri harus mengandalkan kunjungan wisatawan domestik. Di saat ada larangan mudik, tempat wisata di daerah masih diperbolehkan dibuka demi menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. Pembukaan tempat wisata harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Langkah pemerintah dengan PPKM mikro ini sudah membuahkan hasil. Bagaimana dalam bingkai PPKM mikro ini kita beradaptasi dan terus memastikan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Pariwisata itu bukan part of the problem justru part of solution kalau bisa menerapkan prokes yang ketat, memang di lapangan ini akan diuji," ungkap Sandiaga.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Fauzi Azmi, Jam Gadang dan Gerak Ekonomi Bukit Tingg i
"Sebetulnya mimpiku yang belum terealisasi ini adalah heatmap itu yang bisa dipakai di aplikasi. Jadi kalau ada orang di destinasi wisata orang tahu kerumunannya seperti apa," kata Sandiaga dalam keterangannya, Jumat (23/4/2021).
Cara kerja aplikasi pendeteksi kerumunan itu adalah memantau kondisi jumlah pengunjung di sebuah tempat wisata. Kalau terlalu padat, wisatawan bisa memilih tempat wisata lain. Juga berguna buat para pemilik tempat wisata dalam mengontrol kerumunan di tempat wisatanya.
Baca juga: Dukung Oceanman Indonesia 2021, Sandiaga: Jadi Penyemangat Kebangkitan Parekraf
Sandiaga mengatakan, di masa pandemi ini, Kemenparekraf sangat mengandalkan wisatawan domestik. Meski begitu, wisatawan domestik juga harus terlindungi dari penularan Covid-19 selama di tempat wisata dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta menggunakan aplikasi pendeteksi kerumunan.
"Kita saat ini fokus di nusantara, selama ini masih ada travel banned ya wisatawan domestik itu jadi pasar kita, terutama di 5 Destinasi Super Prioritas seperti Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Likupang," ucap Sandiaga.
Baca juga: Sandiaga Jadikan Pariwisata Indonesia Lebih Berkualitas dengan Big Data
Berdasarkan catatan Kemenparekraf, selama tahun 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hanya mencapai 4,02 juta kunjungan atau turun sebesar 75,03 persen jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 16,11 juta kunjungan.
Menurutnya jumlah turis asing ini membuat Mas Menteri harus mengandalkan kunjungan wisatawan domestik. Di saat ada larangan mudik, tempat wisata di daerah masih diperbolehkan dibuka demi menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. Pembukaan tempat wisata harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Langkah pemerintah dengan PPKM mikro ini sudah membuahkan hasil. Bagaimana dalam bingkai PPKM mikro ini kita beradaptasi dan terus memastikan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Pariwisata itu bukan part of the problem justru part of solution kalau bisa menerapkan prokes yang ketat, memang di lapangan ini akan diuji," ungkap Sandiaga.
(maf)
Lihat Juga :