Ramadhan, Momentum Meningkatkan Spritualitas Umat dan Empati Bangsa
loading...
A
A
A
Husain Syam
Rektor Universitas Negeri Makassar
Ketua Umum ISNU SulSel
RAMADHAN, bulan yang suci nan mulia selalu dinanti hadirnya. Bulan puasa kali ini, merupakan tahun kedua pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Tahun sebelumnya, masih diliputi suasana keterbatasan dan penuh kehati-hatian dalam melaksanakan ibadah Ramadhan. Hal tersebut dilakukan, untuk menghindari penyebaran COVID-19, sesuai fatwa Nomor 14 Tahun 2020 salat sunah tarwih dilaksanakan di rumah masing-masing (mui.or.id).
Kita patut bersyukur, masih diberikan kesempatan bertemu kembali dengan bulan penuh berkah ini. Kesempatan untuk menunaikan ibadah puasa dan melaksanakan amaliah lainnya dengan khidmat. Walaupun dalam kondisi pandemi, tahun ini dapat melaksanakan salat wajib dan sunah tarwih di masjid dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Menjalani Pandemi COVID-19
Setahun pandemi COVID-19 melanda negeri, berdampak pada seluruh aspek kehidupan. Berdasarkan data per tanggal 17 April 2021 (covid.19.go.id) yang positif terpapar COVID-19 1,59 juta jiwa, sembuh 1,45 juta jiwa, dan meninggal dunia 43, 3 ribu jiwa. Duka cita mendalam atas meninggalnya saudara-saudara kita dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan.
Pada sektor pendidikan, upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus pembelajaran dilaksanakan di rumah dengan pembelajaran daring (e-learning). Para pendidik dituntut untuk mampu menyelenggarakan pembelajaran secara online, dengan tetap memperhatikan transfer of value untuk peserta didik. Para orang tua lebih dekat dalam mendampingi putra/putrinya mengikuti pembelajaran di rumah.
Masyarakat yang bekerja pada sektor informal, yang mengandalkan upah harian atau masyarakat yang harus berhenti bekerja akibat PHK. Walaupun dalam keterbatasan, namun mereka tetap survive hingga saat ini. Hal ini, berkat dukungan kebijakan pemerintah memberikan bantuan sosial dan uluran tangan masyarakat yang mampu dan berjiwa sosial. Kemampuan masyarakat dalam beradaptasi menjalani pandemi COVID-19. Menjadi bekal bisa melalui masa-masa sulit ini dengan baik. Menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan mengikuti program vaksinasi merupakan ikhtiar untuk mengantarkan Indonesia untuk segera terbebas dari pandemi COVID-19.
Ramadhan dan Spritualitas Umat
Dalam Surah Al Baqarah ayat 183, Allah Swt berfirman "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Puasa melatih diri untuk “menahan diri”. Menahan melakukan aktivitas yang halal di siang hari, apatah lagi melakukan aktivitas yang diharamkan (Syam, 2020). Hal ini bertujuan agar yang menjalankannya menjadi insan yang bertakwa. Puasa tidak sekedar menahan lapar dan dahaga, namun juga melatih untuk menahan diri dari ucapan atau perbuatan yang tidak bermanfaat.
Selain melaksanakan puasa, selama bulan yang mulia ini kita melaksanakan salat sunah di malam hari. Hal ini untuk melatih diri agar terbiasa melaksanakan salat lail sesuai firman Allah Swt dalam surah Al-Insaan ayat 26: “Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari”. Pada bulan yang mubarak ini, momentum diturunkannya kitab suci Alquran sebagai petunjuk umat manusia.
Setiap insan berkomitmen tadarus Alquran dan bisa menghatamkannya sesuai kemampuan. Kebiasan tadarus diharapkan tidak sekadar di bulan ini, namun juga bisa berlanjut pasca Ramadhan. Setiap malam ba’da salat isya atau ba’da salat subuh akan mendengarkan tausiah dari para ustaz/ulama. Secara kontinu mendapatkan informasi, pengetahuan, dan pencerahan untuk meningkatkan pemahaman tentang keislaman yang rahmatan lil alamin.
Madrasah ruhaniah yang dijalankan selama sebulan meliputi puasa, salat lail/tarwih, tadarus, mendengarkan ceramah, dan amaliah lainnya. Hal ini diharapkan akan meningkatkan kualitas spritualitas umat. Harapannya, proses sebulan ini akan menjadi bekal untuk menjalani 11 bulan selanjutnya. Kebiasaaan berpuasa wajib dapat dilanjutkan dengan puasa sunah, shalat tarwih dilanjutkan dengan shalat malam, membaca Alquran, dan mendengarkan tausiah menjadi kebiasaan pada bulan-bulan di luar bulan suci Ramadhan.
Rektor Universitas Negeri Makassar
Ketua Umum ISNU SulSel
RAMADHAN, bulan yang suci nan mulia selalu dinanti hadirnya. Bulan puasa kali ini, merupakan tahun kedua pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Tahun sebelumnya, masih diliputi suasana keterbatasan dan penuh kehati-hatian dalam melaksanakan ibadah Ramadhan. Hal tersebut dilakukan, untuk menghindari penyebaran COVID-19, sesuai fatwa Nomor 14 Tahun 2020 salat sunah tarwih dilaksanakan di rumah masing-masing (mui.or.id).
Kita patut bersyukur, masih diberikan kesempatan bertemu kembali dengan bulan penuh berkah ini. Kesempatan untuk menunaikan ibadah puasa dan melaksanakan amaliah lainnya dengan khidmat. Walaupun dalam kondisi pandemi, tahun ini dapat melaksanakan salat wajib dan sunah tarwih di masjid dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Menjalani Pandemi COVID-19
Setahun pandemi COVID-19 melanda negeri, berdampak pada seluruh aspek kehidupan. Berdasarkan data per tanggal 17 April 2021 (covid.19.go.id) yang positif terpapar COVID-19 1,59 juta jiwa, sembuh 1,45 juta jiwa, dan meninggal dunia 43, 3 ribu jiwa. Duka cita mendalam atas meninggalnya saudara-saudara kita dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan.
Pada sektor pendidikan, upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus pembelajaran dilaksanakan di rumah dengan pembelajaran daring (e-learning). Para pendidik dituntut untuk mampu menyelenggarakan pembelajaran secara online, dengan tetap memperhatikan transfer of value untuk peserta didik. Para orang tua lebih dekat dalam mendampingi putra/putrinya mengikuti pembelajaran di rumah.
Masyarakat yang bekerja pada sektor informal, yang mengandalkan upah harian atau masyarakat yang harus berhenti bekerja akibat PHK. Walaupun dalam keterbatasan, namun mereka tetap survive hingga saat ini. Hal ini, berkat dukungan kebijakan pemerintah memberikan bantuan sosial dan uluran tangan masyarakat yang mampu dan berjiwa sosial. Kemampuan masyarakat dalam beradaptasi menjalani pandemi COVID-19. Menjadi bekal bisa melalui masa-masa sulit ini dengan baik. Menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan mengikuti program vaksinasi merupakan ikhtiar untuk mengantarkan Indonesia untuk segera terbebas dari pandemi COVID-19.
Ramadhan dan Spritualitas Umat
Dalam Surah Al Baqarah ayat 183, Allah Swt berfirman "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Puasa melatih diri untuk “menahan diri”. Menahan melakukan aktivitas yang halal di siang hari, apatah lagi melakukan aktivitas yang diharamkan (Syam, 2020). Hal ini bertujuan agar yang menjalankannya menjadi insan yang bertakwa. Puasa tidak sekedar menahan lapar dan dahaga, namun juga melatih untuk menahan diri dari ucapan atau perbuatan yang tidak bermanfaat.
Selain melaksanakan puasa, selama bulan yang mulia ini kita melaksanakan salat sunah di malam hari. Hal ini untuk melatih diri agar terbiasa melaksanakan salat lail sesuai firman Allah Swt dalam surah Al-Insaan ayat 26: “Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari”. Pada bulan yang mubarak ini, momentum diturunkannya kitab suci Alquran sebagai petunjuk umat manusia.
Setiap insan berkomitmen tadarus Alquran dan bisa menghatamkannya sesuai kemampuan. Kebiasan tadarus diharapkan tidak sekadar di bulan ini, namun juga bisa berlanjut pasca Ramadhan. Setiap malam ba’da salat isya atau ba’da salat subuh akan mendengarkan tausiah dari para ustaz/ulama. Secara kontinu mendapatkan informasi, pengetahuan, dan pencerahan untuk meningkatkan pemahaman tentang keislaman yang rahmatan lil alamin.
Madrasah ruhaniah yang dijalankan selama sebulan meliputi puasa, salat lail/tarwih, tadarus, mendengarkan ceramah, dan amaliah lainnya. Hal ini diharapkan akan meningkatkan kualitas spritualitas umat. Harapannya, proses sebulan ini akan menjadi bekal untuk menjalani 11 bulan selanjutnya. Kebiasaaan berpuasa wajib dapat dilanjutkan dengan puasa sunah, shalat tarwih dilanjutkan dengan shalat malam, membaca Alquran, dan mendengarkan tausiah menjadi kebiasaan pada bulan-bulan di luar bulan suci Ramadhan.