Filantropi Ramadan, Spirit Baru Kekuatan Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat Indonesia menunjukkan semangat filantropi atau kedermawanan yang tinggi di masa pandemi Covid-19. Tren filantropi juga meningkat tajam saat Ramadan . Umat Islam menggunakan momentum Bulan Suci untuk giat berbagi dan membantu sesama.
Semangat berbagi di Bulan Ramadan ditunjukkan dengan menunaikan kewajiban zakat, infak dan sedekah. Dana yang dihimpun kemudian disalurkan kepada warga yang membutuhkan, terutama mereka yang mengalami kesulitan ekonomi, baik akibat terdampak pandemi maupun bencana alam.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunujukkan, jumlah warga miskin Indonesia per September 2020 mencapai 27,55 juta jiwa. Membengkaknya jumlah warga miskin tak lepas dari pandemi yang membuat jutaan orang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) atau hilang mata pencaharian.
Dalam kondisi ini, semangat dan gairah filantropi masyarakat Indonesia seolah menemukan momentumnya. Kepedulian para dermawan diyakini dapat meringankan beban sesama melalui zakat, infak dan sedekah yang disalurkannya.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad mengapresiasi terus meningkatnya minat umat Islam Indonesia untuk berderma tersebut. Noor Achmad meyakini fenomena ini benar-benar lahir dari lubuk hati terdalam umat Islam, bukan setingan atau dipengaruhi kepentingan lain di luar niat untuk beribadah. “Ini fenomena asli masyarakat muslim dan masyarakat Indonesia,” ujar Noor Achmad, Minggu (18/4/2021).
Antusiasme masyarakat mendermakan sebagian hartanya terlihat jelas dari meningkatnya dana yang dihimpun lembaga amil zakat. Pada 2020, zakat, infak dan sedekah yang berhasil dikumpulkan oleh Baznas mencapai Rp385 miliar, naik 30% dari 2019 sebesar Rp296 miliar. Dari dana tersebut Baznas telah membantu 1,5 juta jiwa warga Indonesia yang butuh uluran tangan.
Pada Ramadan kali ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengajak masyarakat untuk menunaikan kewajiban membayar zakat melalui Gerakan Cinta Zakat. Presiden meluncurkan Gerakan Cinta Zakat ini di Istana Negara, Kamis (15/4). Menurut Jokowi, Gerakan Cinta Zakat sejalan dengan program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, menangani musibah dan bencana, serta menuntaskan program-program SDGs.
Ajakan Presiden untuk cinta zakat wajar mengingat potensi zakat tergolong sangat besar. Data Outlook Zakat Indonesia 2021 sebagaimana disampaikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin beberapa waktu lalu, potensi zakat Indonesia pada 2020 mencapai Rp327,6 triliun. Potensi terbesar adalah zakat penghasilan dan jasa sebesar Rp139,07 triliun, zakat perusahaan termasuk BUMN Rp100 triliun, lalu zakat uang (Rp58,76 triliun), zakat pertanian (Rp19,79 triliun), dan terakhir zakat peternakan (Rp9,52 triliun).
Semangat berbagi di Bulan Ramadan ditunjukkan dengan menunaikan kewajiban zakat, infak dan sedekah. Dana yang dihimpun kemudian disalurkan kepada warga yang membutuhkan, terutama mereka yang mengalami kesulitan ekonomi, baik akibat terdampak pandemi maupun bencana alam.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunujukkan, jumlah warga miskin Indonesia per September 2020 mencapai 27,55 juta jiwa. Membengkaknya jumlah warga miskin tak lepas dari pandemi yang membuat jutaan orang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) atau hilang mata pencaharian.
Dalam kondisi ini, semangat dan gairah filantropi masyarakat Indonesia seolah menemukan momentumnya. Kepedulian para dermawan diyakini dapat meringankan beban sesama melalui zakat, infak dan sedekah yang disalurkannya.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad mengapresiasi terus meningkatnya minat umat Islam Indonesia untuk berderma tersebut. Noor Achmad meyakini fenomena ini benar-benar lahir dari lubuk hati terdalam umat Islam, bukan setingan atau dipengaruhi kepentingan lain di luar niat untuk beribadah. “Ini fenomena asli masyarakat muslim dan masyarakat Indonesia,” ujar Noor Achmad, Minggu (18/4/2021).
Antusiasme masyarakat mendermakan sebagian hartanya terlihat jelas dari meningkatnya dana yang dihimpun lembaga amil zakat. Pada 2020, zakat, infak dan sedekah yang berhasil dikumpulkan oleh Baznas mencapai Rp385 miliar, naik 30% dari 2019 sebesar Rp296 miliar. Dari dana tersebut Baznas telah membantu 1,5 juta jiwa warga Indonesia yang butuh uluran tangan.
Pada Ramadan kali ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengajak masyarakat untuk menunaikan kewajiban membayar zakat melalui Gerakan Cinta Zakat. Presiden meluncurkan Gerakan Cinta Zakat ini di Istana Negara, Kamis (15/4). Menurut Jokowi, Gerakan Cinta Zakat sejalan dengan program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, menangani musibah dan bencana, serta menuntaskan program-program SDGs.
Ajakan Presiden untuk cinta zakat wajar mengingat potensi zakat tergolong sangat besar. Data Outlook Zakat Indonesia 2021 sebagaimana disampaikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin beberapa waktu lalu, potensi zakat Indonesia pada 2020 mencapai Rp327,6 triliun. Potensi terbesar adalah zakat penghasilan dan jasa sebesar Rp139,07 triliun, zakat perusahaan termasuk BUMN Rp100 triliun, lalu zakat uang (Rp58,76 triliun), zakat pertanian (Rp19,79 triliun), dan terakhir zakat peternakan (Rp9,52 triliun).