Banyak Bencana Terjadi, Negara Harus Hadir di Tengah Penderitaan Rakyat

Senin, 12 April 2021 - 19:47 WIB
loading...
Banyak Bencana Terjadi, Negara Harus Hadir di Tengah Penderitaan Rakyat
Spiritualis nusantara Kidung Tirto Suryo Kusumo menyatakan, bencana alam bukan sekadar fenomena alam biasa, ia adalah salah satu bahasa alam sebagai reaksi. Foto: Bencana banjir di NTT/MNC Media
A A A
JAKARTA - Spiritualis nusantara Kidung Tirto Suryo Kusumo menyatakan, bencana alam bukan sekadar fenomena alam biasa. Bencana alam adalah salah satu bahasa alam sebagai reaksi atas tingkah laku manusia di atas bumi ini.



Tirto Suryo mengatakan, fenomena alam ekstrem itu merupakan reaksi alam terkait tingkah laku manusia. Beberapa fenomena sudah bisa dijelaskan hubungan sebab akibatnya.

Contoh, fenomena banjir karena ulah manusia menggunduli hutan. Atau fenomena rob air laut yang melanda pemukiman, karena manusia menggusur hutan mangrove di pinggir pantai.

"Contoh paling besar adalah fenomena perubahan iklim yang menjadi awal fenomena-fenomen ekstrem lain. Ini kan karena ulah manusia memanaskan bumi," katanya.

Beberapa fenomena alam ekstrem lain, kata Kidung, sejauh ini belum bisa dijelaskan alur sebab akibatnya terkait tingkah laku manusia. Contohnya gunung meletus dan gempa bumi.

Namun, dari catatan dan perenungannya, fenomena alam ekstrem itu tetap terkait dengan tingkah laku manusia. Pancaran energi keburukan dari tingkah laku manusia memancing reaksi alam yang berujung pada kejadian ekstrem hingga berujung pada bencana.

"Menangkap fenomena ini butuh ketajaman akal budi dan kejernihan mendengar petunjuk alam semesta," katanya.

Kidung Tirto menegaskan, tingkah laku manusia yang akan memicu reaksi ekstrem alam adalah perilaku-perilaku buruk manusia terutama yang menduduki jabatan alias politisi. Mengapa keburukan politisi lebih signifikan memancarkan energi negatif, dia menjelaskan, sebab para politisi memegang kekuasaan yang dampaknya akan menjangkau publik luas.

"Sama-sama mencuri, kalau yang mencuri para politisi tentu dampaknya lebih merusak negara. Kalau yang mencuri rakyat biasa, dampak kerusakannya lebih kecil," ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1464 seconds (0.1#10.140)