Tiga pilar utama yang diyakini mampu membangkitkan parekraf, telah dilaksanakan Menparekraf Sandiaga Uno dalam 90 hari kerjanya. Foto/Twitter/Sandiuno
AAA
JAKARTA - Indonesia tengah menyongsong kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) pasca pandemi Covid-19. Ada tiga pilar utama jadi tumpuan Kemenparekraf dalam menyiapkan kebangkitan parekraf.
"Sekarang semua sedang bergerak, bukan hanya engine running atau starting the engine, tapi sudah masuk ke masa warm up atau penyiapan yang bisa kita sebut dalam tahap finalisasi penyiapan," kata Sandiaga dalam keterangannya, Minggu (21/3/2021).
"Agar setelah pandemi protokol kesehatan yang dijaga secara ketat dan disiplin, CHSE-nya diterapkan, 3T-nya digenjot secara all out, vaksinasinya lebih terdistribusi dan tentunya adalah kesiapan dari segi infrastruktur maupun kesiapan dari segi parekraf 360 derajat. Itu adalah pilar capaian pertama dalam 90 hari ini," jelas Sandiaga.
Pilar kedua dikatakan Sandiaga Uno, meliputi pembukaan peluang usaha dan peluang kerja. Tujuannya agar sektor parekraf tidak hanya bertahan, tetapi justru membuka peluang untuk menjadi pemenang.
Hal tersebut ditunjukkan Sandiaga lewat keterlibatan aktif para pelaku parekraf melalui program Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Pariwisata di Indonesia melalui hastag #DiIndonesiaSaja. Program ini tengah difokuskan di Bali, Danau Toba, Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara serta Jawa Tengah.
"Ini yang kita harapkan akan menjadi satu breakthrough atau suatu langkah terobosan, di saat pandemi justru para UMKM ini meningkatkan peluang mereka untuk naik kelas," ucap Sandiaga.
"Jadi ini adalah bagian daripada pembukaan peluang usaha melalui adaptasi teknologi dan adaptasi terhadap CHSE atau banyak yang menyebutnya K4. Itu adalah pilar kedua dari capaian cepat kita," tambah pria yang akrab disapa Mas Menteri ini.
Sementara pilar ketiga yang merupakan unggulan Kemenparekraf adalah pengembangan desa wisata. Dalam 90 hari masa kerja Sandiaga sebagai menteri, dirinya melihat besarnya potensi yang dimiliki desa wisata, baik dari segi penyerapan lapangan kerja, pembukaan peluang usaha maupun juga pemberdayaan masyarakat.
Sejauh ini sudah ada 244 lokasi sudah masuk ke dalam ekosistem desa wisata binaan Kemenparekraf. Walau pencapaian tersebut sangat membanggakan, Sandiaga berharap pengembangan desa wisata dapat terus diperluas. Tidak hanya berpusat di lima destinasi super prioritas, tetapi juga di sejumlah desa wisata destinasi tulang punggung, seperti Bali, Joglo Semar, Batam-Bintan, Kepulauan Riau.
Selain itu, destinasi strategis pariwisata prioritas yang mencakup Tanjung Lesung, Bromo-Tengger-Semeru, Greater Jakarta termasuk Kepulauan Seribu, Wakatobi, Morotai dan Raja Ampat, termasuk Belitung.
"Ini yang sudah kita kemas dalam pilar ketiga, fokus kita untuk desa wisata sebagai program andalan kita," ungkap Sandiaga.
Melalui tiga pilar tersebut Sandiaga menegaskan, sektor parekraf hadir sebagai solusi dalam meningkatkan ekonomi bangsa. "Kami bukan pemicu dari pandemi ini, tapi kami adalah bagian daripada solusi agar bangsa ini keluar dari pandemi dan kita bisa meningkatkan ekonomi," tutup Sandiaga.