Asupan Gizi Anak Tentukan Masa Depan Bangsa

Kamis, 18 Maret 2021 - 13:55 WIB
loading...
A A A
Atya mengakui di TK, anak-anak diminta membawa makanan yang sehat. “Tidak boleh mie instan,” ucapnya. Pengamat kesehatan masyarakat Ede S Darmawan mengatakan penanganan stunting ini memerlukan solusi yang bersifat lokal dan spesifik. Tidak bisa dibuat secara nasional. “Jadi pemda yang pertama kali harus disadarkan. Kemudian RT dan RW harus disadarkan bahwa kita menghadapi masalah. Kalau memiliki anak-anak stunting, maka generasi kita tidak akan lebih baik,” ujarnya.

(Baca:Guru Besar Kesehatan Anak UI: Ini Cara Edukasi 3M kepada Anak-anak)

Dia menerangkan pandemi Covid-19 seharusnya dimanfaatkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Masyarakat tengah dibanjiri dan mencari informasi kesehatan, baik melalui media mainstream maupun medsos. Sejak pandemi melanda, masyarakat mulai sadar akan pentingnya hidup bersih. Pandemi, menurutnya, harus menjadi wake up call agar masyarakat hidup bersih dan sehat sehingga tidak mudah terkena penyakit.

“Kalau setiap daerah memandang setiap orang bagian dari keluarganya dan anak-anak kita semua, maka harus dipantau sebaik-baiknya. Kalau ada yang tidak beres, segera dibereskan. Ini mumpung orang lagi sadar. Mengalahkan Covid-19 itu bukan menunggu sakit, tetapi dengan hidup sehat,” tegas Dosen Universitas Indonesia (UI).

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Periode 2017-2020 Abdul Manan mengakui isu kesehatan selama ini kalah dengan pemberitaan politik, hukum, dan ekonomi. Pandemi, menurutnya, telah menyadarkan semua pihak bahwa kesehatan itu sesuatu yang penting. “Tema kesehatan sekarang jauh lebih mendapatkan perhatian. Bukan karena kita sehat, justru tidak sehat karena pandemi,” ujarnya.

Sementara itu, salah perusahaan swasta, Danone Indonesia, menyatakan memulai edukasi kesehatan dari internal kepada seluruh karyawan. Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan masalah kesehatan itu soft topik. Namun, jangan dilupakan setiap makan dan minum itu ada biaya yang dikeluarkan untuk hari ini dan masa yang akan datang. “Kalau salah makan, 30-40 tahun mendatang badan kita yang sakit. Itu biayanya mahal. Kita benahi di hulunya,” pungkasnya.
(muh)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1316 seconds (0.1#10.140)