‘Dari Sungai Sampah Plastik Mengalir Sampai Jauh…’

Senin, 15 Maret 2021 - 14:25 WIB
loading...
A A A
Dia juga meminta perlu sosialisasi yang masif ke masyarakat terkait penggunaan plastik agar tidak hanya sekali pakai. Juga perlu regulasi untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai seperti yang sudah berlaku di Bali, Jakarta, Semarang dan kota lain.

Di lain sisi, perusahaan yang menghasilkan produk sampah plastik juga diminta bertanggung jawab. Menurt dia, extended producer resposiblity (EPR) atau tanggung jawab produsen secara berkelanjutan harus diwujudkan.

“Misalnya, produsen kasih drop point sampah dan mengatur bahwa ini khusus untuk sampah milik perusahaan A atau B, dan nanti masyarakat tinggal memasukkan. Atau menyediakan refill untuk produk minuman yang bisa diisi ulang agar penggunaan kemasan plastik bisa diminimalkan,” ujarnya.

Juga perlu redesain produk agar tidak sekali pakai. Contohnya selama ini kemasan sachet yang paling banyak digunakan masyarakat sedangkan penggunaan langsung kurang diminati padahal itu minim sampah, lebih murah, dan kemasannya bisa dijual kembali.

“Jadi pengennya kemasan produk diubah ke bahan yang ramah lingkungan. Dan, kalau bisa bentuk sachet ditiadakan saja karena itu tidak banyak pengusaha daur ulang yang mau,” ujarnya.

Pengolahan sampah plastik memang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, namun masalah yang lebih penting adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat. Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Haryono mengatakan, pengelolaan sampah plastik di Indonesia sudah mulai membaik, terutama dengan banyaknya gerakan mendaur ulang sampah plastik di kalangan masyarakat melalui kegiatan bank sampah.

)

Meskipun demikian, kata dia, harus diakui penanganan limbah medis memang belum ada petunjuk teknis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Padahal masker dan APD ini hampir semuanya terbuat dari plastik, berbahan polipropilena yang tidak mudah terurai di alam. Di sisi lain, masyarakat umum makin banyak menggunakan masker medis untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Agus saat dihubungi Sabtu (13/3).

Saat ini, pemerintah di bawah Kemenko Maritim dan Investasi diakui sudah melakukan koordinasi dalam rangka pengurangan sampah laut, terutama sampah plastik. Pengelolaan limbah plastik yang paling baik dan dapat diimplementasikan ke berbagai wilayah dan daerah adalah dengan mekanisme bank sampah. Selain itu, saat ini sudah terse dia berbagai platform di smartphone untuk tata kelola sampah plastik. Terakhir, Agus menekankan bahwa masalah utama limbah plastik sesungguhnya bukan di teknologi pengolahannya, melainkan pada perilaku masyarakat yang masih sering membuang sampah plastik di sembarang tempat.
(bmm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1701 seconds (0.1#10.140)