Menakar Dampak Kerja Sama Sister City

Jum'at, 05 Maret 2021 - 05:53 WIB
loading...
A A A
Namun, Musni melihat masih ada tantangan yang harus dihadapi dari kerja sama ini salah satunya adalah komunikasi. Misalnya, Gubernur, bupati, dan Walikota tidak mahir berbahasa asing. Hal ini akan berpengaruh terhadap hubungan yang masif antar satu kota dengan kota yang lain.

Kendala lain terkait bergesernya prioritas ke kondisi dalam negeri dapat mempengaruhi pemerintah kota dan pembuat keputusan di tingkat kota dalam mengambil kebijakan. Sehingga, dapat menghambat progam kerja sama selanjutnya. "Pandemi tentu mengubah prioritas anggaran dan pasti akan berimbas pada program terkait sister city ini,"kata Musni.

Walau banyak tantangan yang dihadapi, namun dia melihat banyak sekali hasil nyata dari kerja sama melalui program sister city. Seperti Bandung yang menjalin kerja sama dengan Okinowa dalam bidang ekonomi khususnya ekspor buah nanas. Terbukti dari kerja sama tersubut Kabupaten Subang memiliki jumlah lahan pertanian nanas sekitar 1.630 hektare dengan kapasitas produksi sebesar 296.000 ton.

Selain Subang, Surabaya banyak menjalin kerja sama dengan kota-kota luar negeri. Yang baru-baru ini, kerja sama Surabaya dengan Kitakyushu untuk pengembangan dibidang lingkungan yaitu penelitian ekosistem mangrove, hasilnya dari pengembangan ini ditemukan 43 jenis mangrove.

"Dari hasil kerja sama tersebut tentunya masyarakat ikut merasakan manfaatnya, bisa ikut belajar dari pengalaman kota di negara lain. Masyarakat yang terlibat dalam program tersebut, akan terbiasa berinteraksi dengan kebiasaan budaya kerja dan hal ini akan membuka wawasan masyakat kita," tambahnya.

Pengamat tata kota Nirwono Joga juga melihat pengembangan sister city membawa manfaat sangat besar untuk belajar denga cepat serta pendampingan dalam pemulihan dan pembangunan kota di era normal baru. Misalnya di bidang infrastruktur kesehatan masyarakat, peremajaan kawasan yg sehat dan layak huni. "Kemudian juga pengembangan jaringan air bersih, dan teknologi informasi," paparnya.

Dalam pengembangannya tentu perlu dukungan pemerintah. Baik pemerintah pusat, Kementrian Perdaganan dan Kementrian Luar Negeri. Dukungan pemerintah sangat diperlukan daerah mendukung memfasilitasi peluang kerjasama sister city.

‘’Dukungan pemerintah sangat diperlukan daerah untuk meningkatkan pembangunan yang lebih merata di kota-kota dan daerah di Indonesia. Tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi kota tersebut dengan calon kota yang akan diajak kerjasama,’’ tambahnya.

Nirwono mengatakan kerjasama Sister City harus dipertahankan dan dikembangkan lebih intensif lagi dengan kota-kota potensial dan telah berhasil dalam program pengembangan kotanya. Kerjasama dengan sister city bisa dilakukan antar kota dalam negeri. ‘’Kerjasama siater city harus lebih dipertahankan dan dikembangkan lebih intensif lagi. Baik dalam negeri, Asean, Asia, Eropa dan Amerika Serikat,’’ pungkasnya

Atasi Tantangan Global
Nina Hachigian, Deputi Wali Kota Los Angeles untuk Hubungan Internasional Los, memenandang program sister city bisa mengatasi tantangan global. Itu dikarenakan tantangan global bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat semata, tetapi juga kontribusi kota sangatlah besar. "Sister City yang melibatkan banyak mitra di seluruh dunia diharapkan bisa mengatasi tantangan global," kata Hachigian.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1490 seconds (0.1#10.140)