Menkes Belajar dari Para Epidemiolog untuk Kurangi Laju Penularan Covid-19

Selasa, 23 Februari 2021 - 12:28 WIB
loading...
Menkes Belajar dari...
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah banyak belajar dari para epidemiolog untuk mengurangi laju penularan Covid-19 di Tanah Air.

"Strateginya cuma satu, tujuannya cuma satu yaitu mengurangi laju penularan. Ini saya belajar dari banyak para epidemiolog Indonesia gitu ya," ungkap BGS, sapaan akrab Menkes, dalam talk show di Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Selasa (23/2/2021).

BGS mengatakan, yang dia pelajari dari para epidemiolog bahwa usia virus Covid-19 tidak panjang, dalam jangka waktu 14 hari akan mati. "Nah, kenapa dia jadi berbahaya? Karena dalam jangka waktu 14 hari ini, terutama nol sampai 10, dan terutama sekali 3-5 hari, sesudah dia menular masuk manusia dia sangat infeksius. Sangat apa? Sangat mudah menular," kata BGS.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Bagi Lansia, Epidemiolog Ini Ingatkan Soal Komorbid


Sehingga, kata BGS, yang perlu dijaga adalah waktu krusial pada hari ketiga dan hari kelima atau hari satu sampai sepuluh agar tidak terjadi penularan. "Kalau dia menularkan ke orang lain satu jadi lima, itu jadi masalah, apalagi satu jadi 50, apalagi kalau satu orang bisa menulari 500 orang. Jadi makin banyak orang yang terkena kan dalam tempo cuma 10 hari," katanya.

Padahal, kata BGS, dari 100 orang yang terkonfirmasi positif, 20% di antaranya membutuhkan perawatan rumah sakit dan 5% di antaranya membutuhkan ICU. "Nah, sebabnya yang kena kalau 100.000, kita bisa hitung 20%-nya kan 20.000. Tapi yang terkena 1 juta bisa jadi 200.000 kan dia masuk butuh rumah sakit. Nah di situ masalahnya nantinya karena tidak cukup fasilitas kesehatan yang ada untuk menampung orang-orang yang terkena," kata BGS.

Baca juga: PPKM Mikro di DKI Diperpanjang, Epidemiolog: Masyarakat Takut ICU dan Kuburan Penuh Makanya Tertib


BGS mengatakan bahwa World Health Organization (WHO) mempunyai strategi untuk mengurangi laju penularan. Pertama yakni strategi diagnostik yakni testing, tracing, dan isolasi itu satu strategi sendiri.

Kedua, strategi therapeutics. "Persiapan rumah sakitnya gimana, dokternya ahlinya seperti apa mesti disiapin,” ungkap BGS.

Baca juga: Pejabat WHO Yakin Pandemi Covid-19 Berakhir pada Awal 2022


Ketiga, kata BGS, adalah strategi vaksinasi yang sekarang sudah kita lakukan. Keempat adalah strategi membangun sistem kesehatan publik yang baik dan perubahan perilaku. "Dan strategi keempat yang selalu penting mereka sampaikan adalah bagaimana kita bisa membangun sistem kesehatan publik yang baik. Sistem kesehatan masyarakat yang baik, yang bisa mengajari seluruh masyarakat dengan perubahan perilaku," jelas BGS.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1685 seconds (0.1#10.140)