Berkantor di Lokasi Wisata, Sandiaga Dinilai Bisa Lebih Rumuskan Kebijakan

Senin, 25 Januari 2021 - 21:09 WIB
loading...
Berkantor di Lokasi Wisata, Sandiaga Dinilai Bisa Lebih Rumuskan Kebijakan
Rencana Menparekraf Sandiaga Uno berkantor di Bali untuk melihat dan merasakan langsung pemulihan pariwisata Pulau Dewata diapresiasi berbagai kalangan. Foto/SINDOnews/Heru Haryono
A A A
JAKARTA - Rencana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno berkantor di Bali untuk melihat dan merasakan langsung pemulihan pariwisata Pulau Dewata diapresiasi berbagai kalangan.

(Baca juga: Pesan Sandiaga Uno di Perayaan Ulang Tahun Asosiasi Chef Indonesia)

Ketua Umum Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Kawendra Lukistian adalah salah satu yang menyambut baik rencana Menparekraf Sandiaga .

(Baca juga: Bupati Sinjai Temui Sandiaga Uno Bahas Potensi Pengembangan Wisata)

"Tentu harus kita apresiasi apa yang menjadi rencana Menparekraf untuk meluangkan waktunya beberapa hari dalam satu bulan untuk berkantor di Bali," kata Kawendra, Senin (25/1/2021).

(Baca juga: Mega dan JK Lebih Cocok Jadi King Maker Duet Ganjar-Sandi dan Anies-AHY)

Kawendra menilai, langkah Sandiaga berkantor di Bali akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku parekraf. Dengan berkantor di Bali, kata Kawendra, Sandiaga juga akan merasakan denyut nadi langsung para pelaku pariwisata di Bali yang terdampak karena pandemi virus Corona (Covid-19).

"Sehingga dengan merasakan langsung dan menyerap langsung keluhan dari para pelaku, tentu bang Sandi akan merumuskan kebijakannya secara lebih terarah dan efektif," ucap Kawendra.

Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno berencana akan berkantor di Bali. Dengan begitu, Sandiaga akan merasakan geliat dari segi perhatian, tambahan kebijakan, serta kemampuannya menyampaikan pemulihan pariwisata Bali kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Saat ini, inisiatif tersebut tengah dikaji secara komprehensif. Menurut Sandiaga, berkantor di Bali sangat diperlukan karena berkaitan dengan prinsipnya yang percaya jika melihat, mendengar, dan merasakan langsung.

"Ini kita sedang coba finalkan agar perhatian ini, seeing is believing. Kalau cuma ngomong-ngomong dari Jakarta, enggak ada di Bali, pasti enggak akan punya kredibilitas," jelasnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1781 seconds (0.1#10.140)