Mega dan JK Lebih Cocok Jadi King Maker Duet Ganjar-Sandi dan Anies-AHY
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peluang majunya dua politisi kawakan, yakni Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) sebagai bakal calon presiden 2024 seperti yang disampaikan Refly Harun tak bisa dipastikan secara presisi. Namun, peluang kedua tokoh itu tetap terbuka luas meski mereka memiliki usia yang tak lagi disebut muda.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab mengatakan berkaca dari kemenangan Mahathir Mohammad di Pemilu Malaysia dan Joe Biden di Pemilu Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu, nampaknya menjadi dorongan bagi kedua tokoh nasional Tanah Air itu untuk mengikuti jejak Mahathir dan Biden mencalonkan diri kembali dalam kontestasi Pilpres 2014 mendatang.
Ia menilai masih kuatnya polarisasi politik di masyarakat membut isu ini menjadi santer berdengung. Sehingga kedua tokoh ini dipersepsikan sebagai orang yang pro dan kontra terhadap pemerintah.
Namun demikian, menurut Fadhli jika kedua figur ini bermaksud maju sebagai kandidat di Pilpres 2024 sah-sah saja karena konstitusi membolehkan itu. "Mungkin-mungkin saja. Setiap figur yang berpotensi bisa saja menjadi kandidat asalkan sesuai aturan main," ujar Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Senin (25/1/2021).
Melihat peluangnya, Fadhli menyatakan baik Megawati maupun JK lebih cocok menjadi king maker ketimbang peserta pilpres. Mengingat, telah bermunculan banyak kandidat muda yang memiliki elektabilitas dan reputasi bagus.
"Peluangnya lebih besar menjadi king maker ketimbang peserta," kata Analis Politik asal UIN Jakarta itu.
Fadhli menduga berdasarkan konstelasi politik terkini kedua tokoh ini akan berbeda kubu di Pilpres 2024 mendatang. Sebab, sedari awal persepsi itu sudah mengemuka karena polarisasi politik di masyarakat tadi.
Dia menuturkan bisa saja misalnya Megawati bersama Prabowo Subianto menjadi king maker untuk duet Ganjar Pranowo dan Sandiaga S Uno yang didukung partai politik lainnya. Sedangkan, JK bisa mendorong atau menjadi king maker untuk duet Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan menarik koalisi partai lain.
"Bu Mega king maker kubu sebelah sana dan Pak JK king maker sebelah sini. Apakah akan muncul king maker dari luar dua kubu ini? Kita lihat nanti. Tapi yang pasti, figur yang diusung Bu Mega dan JK nantinya harus dapat restu partai yang ada," pungkasnya.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab mengatakan berkaca dari kemenangan Mahathir Mohammad di Pemilu Malaysia dan Joe Biden di Pemilu Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu, nampaknya menjadi dorongan bagi kedua tokoh nasional Tanah Air itu untuk mengikuti jejak Mahathir dan Biden mencalonkan diri kembali dalam kontestasi Pilpres 2014 mendatang.
Ia menilai masih kuatnya polarisasi politik di masyarakat membut isu ini menjadi santer berdengung. Sehingga kedua tokoh ini dipersepsikan sebagai orang yang pro dan kontra terhadap pemerintah.
Namun demikian, menurut Fadhli jika kedua figur ini bermaksud maju sebagai kandidat di Pilpres 2024 sah-sah saja karena konstitusi membolehkan itu. "Mungkin-mungkin saja. Setiap figur yang berpotensi bisa saja menjadi kandidat asalkan sesuai aturan main," ujar Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Senin (25/1/2021).
Melihat peluangnya, Fadhli menyatakan baik Megawati maupun JK lebih cocok menjadi king maker ketimbang peserta pilpres. Mengingat, telah bermunculan banyak kandidat muda yang memiliki elektabilitas dan reputasi bagus.
"Peluangnya lebih besar menjadi king maker ketimbang peserta," kata Analis Politik asal UIN Jakarta itu.
Fadhli menduga berdasarkan konstelasi politik terkini kedua tokoh ini akan berbeda kubu di Pilpres 2024 mendatang. Sebab, sedari awal persepsi itu sudah mengemuka karena polarisasi politik di masyarakat tadi.
Dia menuturkan bisa saja misalnya Megawati bersama Prabowo Subianto menjadi king maker untuk duet Ganjar Pranowo dan Sandiaga S Uno yang didukung partai politik lainnya. Sedangkan, JK bisa mendorong atau menjadi king maker untuk duet Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan menarik koalisi partai lain.
"Bu Mega king maker kubu sebelah sana dan Pak JK king maker sebelah sini. Apakah akan muncul king maker dari luar dua kubu ini? Kita lihat nanti. Tapi yang pasti, figur yang diusung Bu Mega dan JK nantinya harus dapat restu partai yang ada," pungkasnya.
(kri)