Pandemi Corona Dinilai Percepat Transformasi Digital di Indonesia

Rabu, 20 Januari 2021 - 12:35 WIB
loading...
Pandemi Corona Dinilai Percepat Transformasi Digital di Indonesia
Pandemi virus Corona (Covid-19) dinilai telah mempercepat transformasi digital di Indonesia. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pandemi virus Corona (Covid-19) dinilai telah mempercepat transformasi digital di Indonesia.Semua aspek kehidupan berjalan kian cepat. Transformasi digital yang semula diperkirakan perlu waktu satu dekade, ternyata hanya butuh waktu setahun saja.

Menurut Founder Institute of Social Economic Digital (ISED) Sri Adiningsih, digitalisasi telah menyelamatkan banyak bisnis terutama usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). ”Jutaan UMKM terselamatkan dengan menggunakan sistem online sehingga pengusaha sekarang memiliki lebih banyak opsi dalam berbisnis, baik secara offline maupun online," tuturnya, Rabu (20/1/2021).

Begitu pula masyarakat yang bermigrasi dalam berbelanja, bekerja, belajar dan bersosialisasi menggunakan online. Sedikitnya sepertiga ada pendatang baru memanfaatkan online dalam berbelanja.

Menurut dia, kondisi ini akan terus bertahan bahkan meningkat karena masyarakat menikmati kenyamanan dengan menggunakan sistem belanja online. “Ekonomi digital akan berkembang pesat pada masa mendatang, akan lebih dalam, luas dan merata,” tandasnya.

Perkembangan ekonomi digital yang pesat di kota kecil, perdesaan dan luar Jawa, dapat menggerakkan ekonomi daerah, terutama UMKM. Otoritas ekonomi diharapkan bisa memanfaatkan transformasi digital untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan.

Mengacu data Google, Temasek dan Bain&Company, ekonomi digital Indonesia akan tumbuh 23% pada 2021, dengan pertumbuhan e-commerce 21%, transport & food 28%, online travel 36%, dan online media 18% pada periode yang sama.

Sri meyakini ekonomi digital akan terus berkembang, terutama membuka peluang UMKM dan lapangan kerja khususnya on demand services, menggerakkan ekonomi hingga seluruh Indonesia, selaras dengan semakin meratanya elektrifikasi dan akses internet.

”Ekonomi digital memegang peranan penting dalam proses pemulihan ekonomi Indonesia,” katanya. Baca juga: Antar Listyo Sigit ke DPR, Kapolri: Pembelajaran untuk Generasi Berikutnya

Sementara itu Direktur Eksekutif ISED Julie Trisnadewani mengatakan, percepatan transformasi digital membawa banyak harapan dan peluang baru. Perubahan perilaku dan gaya hidup dengan memaksimalkan media digital dalam menghadapi pandemi, menuntut inovasi dan kreativitas untuk bertahan dan maju.

”Selain memberikan ruang untuk bertemu, berinteraksi dan berkolaborasi, teknologi digital juga memberikan panggung untuk berekspresi dan berkreasi,” katanya.

Content creator di platform digital kini juga mulai dilirik sebagai salah satu profesi yang menjanjikan. Di masa harus menjaga jarak saat ini, tak hanya hanya artis, selebritas ataupun politisi yang beramai-ramai membuat channel ataupun podcast.

”Masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial pun dengan kreativitasnya mampu memaksimalkan potensi platform digital untuk meningkatkan penghasilan,” paparnya.

Namun, sambung dia, interaksi digital juga dapat mendisrupsi bagaimana informasi tersebar dan diserap cepat oleh publik. Tantangan baru akan muncul di tengah interaksi digital yang cepat ini.

Contohnya, lanjut dia, sulitnya membedakan antara informasi, disinformasi/misnformasi dan hoaks. ”Juga batasan-batasan dari kebebasan dalam berkreasi. Apabila tidak disertai dengan literasi yang memadai, media sosial seolah-olah memungkinkan siapa saja bebas tanpa batas berekspresi,” tuturnya.

Dengan berbondong-bondongnya migrasi ke platform digital, tutur Julie, banyak pula dinamika dan dampak yang muncul baik positif maupun negatif. Diperlukan literasi yang memadai mengenai bagaimana memanfaatkan platform digital dengan bijak dan tidak melanggar peraturan dan perundang-undangan.

Menurut dia, aksesibilitas digital yang telah dibangun oleh pemerintah saat ini perlu juga disertai gerakan masif besar-besaran literasi digital di masyarakat, mengingat begitu luasnya wilayah dan begitu banyaknya penduduk dengan tingkat pendidikan yang belum semua memadai.

”Pembangunan digital society di Indonesia tak cukup hanya melibatkan kelas-kelas formal di sekolah, namun bisa juga dengan melibatkan anak-anak muda diterjunkan sebagai pendorong utama gerakan literasi digital di berbagai daerah di Indonesia,” tuturnya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1896 seconds (0.1#10.140)