Kasus Corona Masih Tinggi, Rumah Sakit Darurat Mendesak

Selasa, 19 Januari 2021 - 05:42 WIB
loading...
A A A
Diungkapkannya, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat saat ini sebanyak 4.959 pasien sehingga total tempat tidur yang tersisa di Wisma Atlet sebanyak 1.035 bed dari 5.994 bed yang disediakan. “Jadi, pasien kami saat ini adalah 4.959 pasien. Dari bed yang kita siapkan 5.994 jadi tinggal 1.035 bed yang ada dan huniannya 82,73%,” kata Tugas, dalam Update RSDC Wisma Atlet: Kesiapan Pasca-Libur Natal dan Tahun Baru secara virtual dari BNPB, Jakarta, kemarin.

Tugas menyebut pihaknya telah mengantisipasi lonjakan kasus akibat libur Natal dan Tahun Baru. Pascamomen tersebut terjadi lonjakan keterisian tempat tidur di Wisma Atlet sebesar 20%. Sebelum liburan sebesar 50-60% dan setelah liburan mencapai lebih 80% atau tepatnya 82,73%. “Jadi, waktu itu kira-kira sebelum liburan tingkat hunian 50%-60%, saat ini jadi 80%. Jadi, kira-kira 20%-lah melonjak di situ.”

Di sisi lain, dia juga mengungkapkan adanya perubahan fungsional di Wisma Atlet di mana saat ini akan memprioritaskan pasien yang bergejala. Sementara untuk yang tidak bergejala akan diarahkan ke RS Darurat Covid-19 di Pademangan.

Ridwan Kamil Tegur Keras Satgas Kota Depok
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan teguran keras kepada Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok menyusul kabar meninggalnya pasien Covid-19 di taksi online akibat ditolak sejumlah rumah sakit (RS) rujukan.

Berdasarkan laporan dari LaporCovid-19 dan Center for Indonesia's Strategi Development Initiatives (CISDI), pada 3 Januari 2021 lalu, ada seorang warga yang positif Covid-19 meninggal dunia di dalam taksi online. Pasien itu disebut berasal dari Kota Depok.

Sebelum meninggal, pasien tersebut dikabarkan ditolak oleh 10 RS dengan alasan ruang perawatan penuh. Saat itu, pasien sudah mengalami sesak napas dan membutuhkan ventilator serta penanganan di ruang ICU. Pasien pun akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan.

Ridwan Kamil, yang juga Gubernur Jabar, menegaskan pihaknya sengaja tidak menempatkan pasien Covid-19 bergejala ringan di RS rujukan agar pasien bergejala sedang dan berat dapat segera mendapatkan penanganan. Dia pun menilai terdapat kesalahan yang dilakukan oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok dalam menganalisis tingkat keparahan pasien, termasuk menempatkan skala prioritas dalam penanganan pasien.

"Harusnya tidak terjadi karena gugus tugas harus memprioritaskan dan menganalisis keparahan pasien. Jadi, ada analisis yang tidak tepat karena kalau dia sampai kayak gitu berarti kan parah," tandas Ridwan Kamil, dalam konferensi pers virtual seusai Rapat Satgas Penanganan Covid-19 Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, kemarin.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menekankan, dalam penanganan pasien Covid-19, semua pihak harus mengutamakan kemanusiaan. Jika RS di Depok penuh, pasien bergejala sedang maupun berat harus segera dirujuk ke RS di kabupaten/kota lain agar dapat segera ditangani.

"Itulah kenapa (pasien) yang ngisi rumah sakit di Bandung itu kan bukan hanya warga Bandung, tapi dari mana-mana. Kita gak melarang, Depok juga (seharusnya) sama," katanya, seraya berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1801 seconds (0.1#10.140)