Peduli Bencana Gempa Bumi, NU Ajak Komponen Bangsa Perkuat Solidaritas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bencana gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) yang mengguncang Majene Sulawesi Barat meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Dari laporan sementara, empat orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.
"NU Peduli Bencana Bergerak," ujar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas kepada wartawan di Jakarta, Jumat (15/1/2021).
Robikin menganggap duka Majene, duka Mamuju, duka kita semua. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh komponen bangsa untuk perkuat solidaritas dan membantu meringankan para korban terdampak.
Dia pun berharap semoga para korban terdampak diberi kekuatan, kesabaran dan ketabahan menghadapi musibah yang terjadi. "Mohon doanya juga NU Peduli Bencana juga sedang bergerak menuju lokasi terdampak gempa," tutur dia.
Di sisi lain, Robikin berharap, dengan musibah ini dikatakan segala hormat mohon tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan secara salah momentum musibah ini untuk membuat dan menyebarkan hoaks maupun fake news, apalagi ujaran bernada kebencian.
"Kalau belum memiliki kesanggupan untuk membantu korban terdampak, cukup bagi kita turut mendoakan atau menunjukkan sikap empati dengan baik," pungkasnya.
"NU Peduli Bencana Bergerak," ujar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas kepada wartawan di Jakarta, Jumat (15/1/2021).
Robikin menganggap duka Majene, duka Mamuju, duka kita semua. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh komponen bangsa untuk perkuat solidaritas dan membantu meringankan para korban terdampak.
Dia pun berharap semoga para korban terdampak diberi kekuatan, kesabaran dan ketabahan menghadapi musibah yang terjadi. "Mohon doanya juga NU Peduli Bencana juga sedang bergerak menuju lokasi terdampak gempa," tutur dia.
Di sisi lain, Robikin berharap, dengan musibah ini dikatakan segala hormat mohon tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan secara salah momentum musibah ini untuk membuat dan menyebarkan hoaks maupun fake news, apalagi ujaran bernada kebencian.
"Kalau belum memiliki kesanggupan untuk membantu korban terdampak, cukup bagi kita turut mendoakan atau menunjukkan sikap empati dengan baik," pungkasnya.
(kri)