Berpotensi Nyapres di 2024, Empat Perempuan Ini Akan Ikuti Jejak Megawati?
loading...
A
A
A
“PDIP memang sedang membutuhkan “bintang baru” agar tetap eksis dan punya daya pengaruh di masyarakat,” ujarnya kepada SINDONews, Minggu (10/01/2021).
“Memang, bisa jadi menjadi mensos dan apa yang dilakukan di akhir akhir ini (blusukan-red) merupakan bagian dari pengenalan beliau di panggung politik nasional,” lanjutnya.
Namun, jalan menuju kursi capres tidak mudah bagi Risma. Pasalnya, di PDIP saat ini sudah ada sejumlah nama yang berpotensi menggenggam tiket capres. Risma harus bersaing dengan Puan Maharani yang tak lain putra mahkota di PDIP.
Puan yang juga putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut-sebut jauh-jauh hari disiapkan partai untuk maju menjadi cawapres Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ada juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal capres dengan elektabilitas tertinggi sejauh ini.
Kans Risma maju capres atau cawapres sangat tergantung bagaimana kiprahnya ke depan sebagai menteri sosial. Dia perlu menunjukkan tangan dinginnya sebagai perempuan yang sukses memimpin sebagaimana saat menjabat wali kota Surabaya.
Puan Maharani
Sudah menjadi perbincangan umum bahwa Puan Maharani disiapkan PDIP sebagai cawapres berpasangan dengan Prabowo. Meski Puan sejauh ini tidak memiliki elektabilitas semoncer Ganjar, namun statusnya sebagai anak Megawati Soekarnoputri bisa membuat segalanya menjadi mudah.
Karpet merah menuju kursi capres atau cawapres sewaktu-waktu bisa dibentangkan jika Megawati menghendakinya. Namun, Puan tetaplah tidak 100% aman, apalagi PDIP punya banyak opsi di pilpres nanti. Selain Ganjar, juga ada Risma yang bisa saja dimajukan sebagai capres ketika itu lebih memberikan peluang menang. Untuk mengamankan tiket dari PDIP, Puan tidak cukup hanya dengan status putra mahkota, dia harus punya modal elektabilitas.
Survei Voxpopuli Research Center pada Oktober 2020 menyebut elektabilitas Puan di angka 1,7%. Bukan start yang buruk mengingat angka tersebut bisa terus didongkrak. Semua bergantung bagaimana Puan menjalankan peran mengawal kepentingan publik dengan jabatannya sebagai ketua DPR.
(Baca juga : DPR Minta Publik Tak Berspekulasi Atas Jatuhnya Pesawat Sriwijaya SJ-182 )
Namun, Suko Widodo melihat bisa saja nanti skenario lain PDIP yang berjalan sehingga Puan tidak harus nyapres jika elektabilitasnya rendah.
“Bisa saja nanti Puan akan memimpin sebagai ketua umum PDIP. Dan Risma dihandalkan untuk mewakili PDIP di pemerintahan,” katanya.
“Memang, bisa jadi menjadi mensos dan apa yang dilakukan di akhir akhir ini (blusukan-red) merupakan bagian dari pengenalan beliau di panggung politik nasional,” lanjutnya.
Namun, jalan menuju kursi capres tidak mudah bagi Risma. Pasalnya, di PDIP saat ini sudah ada sejumlah nama yang berpotensi menggenggam tiket capres. Risma harus bersaing dengan Puan Maharani yang tak lain putra mahkota di PDIP.
Puan yang juga putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut-sebut jauh-jauh hari disiapkan partai untuk maju menjadi cawapres Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ada juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal capres dengan elektabilitas tertinggi sejauh ini.
Kans Risma maju capres atau cawapres sangat tergantung bagaimana kiprahnya ke depan sebagai menteri sosial. Dia perlu menunjukkan tangan dinginnya sebagai perempuan yang sukses memimpin sebagaimana saat menjabat wali kota Surabaya.
Puan Maharani
Sudah menjadi perbincangan umum bahwa Puan Maharani disiapkan PDIP sebagai cawapres berpasangan dengan Prabowo. Meski Puan sejauh ini tidak memiliki elektabilitas semoncer Ganjar, namun statusnya sebagai anak Megawati Soekarnoputri bisa membuat segalanya menjadi mudah.
Karpet merah menuju kursi capres atau cawapres sewaktu-waktu bisa dibentangkan jika Megawati menghendakinya. Namun, Puan tetaplah tidak 100% aman, apalagi PDIP punya banyak opsi di pilpres nanti. Selain Ganjar, juga ada Risma yang bisa saja dimajukan sebagai capres ketika itu lebih memberikan peluang menang. Untuk mengamankan tiket dari PDIP, Puan tidak cukup hanya dengan status putra mahkota, dia harus punya modal elektabilitas.
Survei Voxpopuli Research Center pada Oktober 2020 menyebut elektabilitas Puan di angka 1,7%. Bukan start yang buruk mengingat angka tersebut bisa terus didongkrak. Semua bergantung bagaimana Puan menjalankan peran mengawal kepentingan publik dengan jabatannya sebagai ketua DPR.
(Baca juga : DPR Minta Publik Tak Berspekulasi Atas Jatuhnya Pesawat Sriwijaya SJ-182 )
Namun, Suko Widodo melihat bisa saja nanti skenario lain PDIP yang berjalan sehingga Puan tidak harus nyapres jika elektabilitasnya rendah.
“Bisa saja nanti Puan akan memimpin sebagai ketua umum PDIP. Dan Risma dihandalkan untuk mewakili PDIP di pemerintahan,” katanya.