Demokrasi AS Kacau, Begini Komentar 'Nyelekit' Duo Fadli Zon-Fahri Hamzah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aksi penyerbuan Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) oleh ratusan pendukung Presiden Donald Trump hingga menyebabkan empat orang tewas pada Rabu 7 Desember 2021 waktu setempat, mencoreng demokrasi di negeri tersebut.
Serangan itu tercatat yang terburuk dalam 200 tahun terakhir. Banyak pihak menilai demokrasi AS mengalami kemunduran.
(Baca juga : TikTok Hapus Semua Video dan Tagar Terkait Kerusuhan di Capitol )
Lantas bagaimana komentar Fadli Zon dan Fahri Hamzah, duo politikus yang selama ini dikenal kritis dan lantang bersuara?
Melalui akun Twitter @fahrihamzah, mantan wakil ketua DPR itu mengomentari sikap Presiden AS Donald Trump yang akhirnya menyerah. "Dan Akhirnya Presiden Trump nyerah," kata Fahri, dikutip Jumat (8/1/2021).
(Baca juga : Viki Varga Siap Ramaikan Deretan Wags Liga Primer Inggris )
Mantan politikus PKS yang sekarang mendirikan Partai Gelora itu mengaku senang melihat cara demokrasi AS. "Senang melihat cara demokrasi amerika membekuk presiden yang enggak paham demokrasi. Tidak mereka biarkan ia merusak sistem dan membelah rakyat. Selamat tinggal Trump, pengusaha memang jarang yang baca konstitusi sih. Balik saja jadi pedagang," cuitnya.( )
Sementara rekan Fahri yang sebelumnya juga menjadi wakil ketua DPR, Fadli Zon mengatakan selama dua hari dirinya mengikuti perkembangan dan dinamika demokrasi yang ada di AS. "Ternyata di negara kampiun demokrasi saja gagal menjaga nilai demokrasi," katanya.
(Baca juga : Sandiaga Uno Ingin Menangkap Peluang Saat Labuan Bajo Jadi Tuan Rumah KTT G20 )
Cuitan Fadli Zon itu mengomentari cuitan Fahri Hamzah yang mengunggah video pernyataan Trump. Namun, politikus Partai gerindra itu menilai AS berhasil menjaga sistem sehingga lebih kuat daripada figur sehingga sistem, konstitusi dan Undang-Undang (UU) menjadi tempat kembalinya segala persoalan.
"Mereka berhasil menjaga sistem sehingga lebih kuat dari figur dan sistem itu yang jadi tempat kembali, konstitusi dan UU. Akhirnya Trump yang sewenang-wenang patah sendiri," katanya.( )
Lihat Juga: Eks Letkol AS Dukung Klaim Houthi Tembak Jatuh Jet Tempur F/A-18 Amerika, Ini 3 Alasannya
Serangan itu tercatat yang terburuk dalam 200 tahun terakhir. Banyak pihak menilai demokrasi AS mengalami kemunduran.
(Baca juga : TikTok Hapus Semua Video dan Tagar Terkait Kerusuhan di Capitol )
Lantas bagaimana komentar Fadli Zon dan Fahri Hamzah, duo politikus yang selama ini dikenal kritis dan lantang bersuara?
Melalui akun Twitter @fahrihamzah, mantan wakil ketua DPR itu mengomentari sikap Presiden AS Donald Trump yang akhirnya menyerah. "Dan Akhirnya Presiden Trump nyerah," kata Fahri, dikutip Jumat (8/1/2021).
(Baca juga : Viki Varga Siap Ramaikan Deretan Wags Liga Primer Inggris )
Mantan politikus PKS yang sekarang mendirikan Partai Gelora itu mengaku senang melihat cara demokrasi AS. "Senang melihat cara demokrasi amerika membekuk presiden yang enggak paham demokrasi. Tidak mereka biarkan ia merusak sistem dan membelah rakyat. Selamat tinggal Trump, pengusaha memang jarang yang baca konstitusi sih. Balik saja jadi pedagang," cuitnya.( )
Sementara rekan Fahri yang sebelumnya juga menjadi wakil ketua DPR, Fadli Zon mengatakan selama dua hari dirinya mengikuti perkembangan dan dinamika demokrasi yang ada di AS. "Ternyata di negara kampiun demokrasi saja gagal menjaga nilai demokrasi," katanya.
(Baca juga : Sandiaga Uno Ingin Menangkap Peluang Saat Labuan Bajo Jadi Tuan Rumah KTT G20 )
Cuitan Fadli Zon itu mengomentari cuitan Fahri Hamzah yang mengunggah video pernyataan Trump. Namun, politikus Partai gerindra itu menilai AS berhasil menjaga sistem sehingga lebih kuat daripada figur sehingga sistem, konstitusi dan Undang-Undang (UU) menjadi tempat kembalinya segala persoalan.
"Mereka berhasil menjaga sistem sehingga lebih kuat dari figur dan sistem itu yang jadi tempat kembali, konstitusi dan UU. Akhirnya Trump yang sewenang-wenang patah sendiri," katanya.( )
Lihat Juga: Eks Letkol AS Dukung Klaim Houthi Tembak Jatuh Jet Tempur F/A-18 Amerika, Ini 3 Alasannya
(dam)