Jangan Lengah di 2021

Senin, 04 Januari 2021 - 04:30 WIB
loading...
Jangan Lengah di 2021
Pandemi Covid-19 diprediksi masih terus berlangsung pada 2021 ini sehingga masyarakat diminta tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. (Ilustrasi: KORAN SINDO/Tyud)
A A A
PERGANTIAN tahun seperti yang sudah menjadi tradisi selalu diisi dengan harapan-harapan baru. Demikian pula tahun ini. Di tengah pandemi yang masih terjadi, harapan terbesar kita tentu saja bisa segera terbebas dari Covid-19.

Harapan untuk segera berakhirnya pandemi korona (Covid-19) di negeri tercinta ini sudah selayaknya diungkapkan kendati tantangannya tidak mudah untuk dilalui. Berbagai upaya sudah dilakukan para pemangku kepentingan untuk mengerem laju infeksi. Namun apa daya semua itu belum menunjukkan hasil signifikan.

Ini setidaknya terlihat dari jumlah kasus positif Covid-19 yang dari hari ke hari belum juga menurun. Kemarin Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengungkapkan, terdapat penambahan kasus harian sebanyak 6.877 orang sehingga secara akumulasi mencapai 765.350 orang. Selain itu angka meninggal dunia juga bertambah 179 orang sehingga secara akumulasi menjadi 22.734 orang. Adapun jumlah pasien yang sembuh bertambah 6.419 orang atau total sebanyak 631.937 orang.

Kian bertambahnya penularan Covid-19 tentu saja berpengaruh pada kesiapan fasilitas kesehatan di Tanah Air. Di beberapa daerah, sejumlah rumah sakit rujukan bahkan dilaporkan sudah kewalahan menampung pasien yang memiliki gejala dan memerlukan perawatan.

Pekan lalu misalnya. Di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, tingkat keterisian rumah sakit rujukan telah mencapai 91%. Bahkan untuk ruang perawatan khusus (ICU) tingkat keterisiannya sudah 100% alias penuh. Untuk menyiasatinya, Pemkot Tangsel memanfaatkan puskesmas di sejumlah kecamatan sebagai tempat transit pasien Covid sambil menunggu ketersediaan ruangan di rumah sakit.

Di Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), kondisi serupa juga terjadi. RSUD Sidoarjo yang menjadi pusat rujukan pasien Covid-19 dilaporkan penuh sehingga pengelola terpaksa menolak pasien karena tidak ada tempat tidur yang tersedia. Untuk merespons pasien yang tidak kebagian ruang, pihak rumah sakit umum berkoordinasi dengan rumah sakit lain di wilayah tetangganya.

Di Jakarta, kondisi serupa juga terjadi. Rata-rata tingkat keterisian rumah sakit rujukan di Ibu Kota sudah di atas 80%. Bukan tidak mungkin persentase tingkat keterisian ini terus bertambah mengingat Jakarta menjadi salah satu wilayah yang penambahan kasus hariannya lumayan tinggi. Sejak pekan ketiga Desember 2020, rata-rata jumlah kasus harian positif Covid-19 selalu di atas 1.500 kasus. Tertinggi, bahkan pernah mencapai 2.096 kasus pada 25 Desember lalu. Kemudian pada 26 Desember sebanyak 2.058 kasus, 27 Desember 1.997 kasus, dan 28 Desember 1.678 kasus. Adapun angka kasus pada 29, 30, dan 31 Desember 2020 masing-masing 2.056, 2.053, dan 2.022 kasus.

Bila dibandingkan dengan daerah lain, Jakarta menjadi yang terbanyak kasus positif Covid. Namun bukan berarti daerah lain bisa berleha-leha. Kewaspadaan tetap harus menjadi yang utama agar tingkat penyebaran virus korona tidak terus meluas. Terlebih untuk daerah-daerah penyangga Jakarta seperti Tangerang, Bogor, dan Bekasi di mana banyak penduduknya pulang pergi ke tempat mereka bekerja di Ibu Kota.

Ke depan, pengetatan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tampaknya bisa saja menjadi pilihan otoritas terkait untuk meredam penularan Covid. Meski di sisi lain hal itu akan menekan aktivitas perekonomian, langkah tersebut masih merupakan jalan terbaik.

Hanya saja langkah itu perlu diikuti dengan penerapan aturan yang ketat hingga ke lingkup terkecil. Jangan sampai sektor usaha seperti pusat perbelanjaan diawasi ketat, tetapi di lingkungan ekonomi yang lebih kecil seperti warung tenda pinggir jalan, kafe atau pasar tradisional justru terkesan longgar, minim pengawasan.

Tentu semua upaya tersebut harus diikuti kesadaran penuh dari masyarakat agar turut menegakkan disiplin dan saling mengingatkan. Di sisi lain pemerintah di daerah juga harus terus berupaya meningkatkan kapasitas pemeriksaan Covid-19 untuk masyarakat serta memperluas cakupan tracing sebagai langkah pencegahan.

Di samping itu jangan sampai ada euforia berlebihan karena jutaan dosis vaksin telah hadir di Tanah Air. Pasalnya untuk memulai vaksinasi secara menyeluruh, dipastikan hal itu tidak bisa dilaksanakan dalam waktu sekejap karena masih harus melalui tahapan uji klinis dan keluarnya izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).



(bmm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1841 seconds (0.1#10.140)