Wakil Komisi XI DPR Minta Pemda Beri Layanan Terbaik selama Libur Nataru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi mengingatkan pemerintah daerah untuk memberikan layanan terbaik kepada para wisatawan selama libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 ( Nataru ). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi 44 juta orang bepergian pada libur akhir tahun.
Masyarakat yang bepergian itu juga diperkirakan membelanjakan uang hingga Rp23,85 triliun. "Jumlah ini tentu sangat signifikan karena bisa meningkatkan konsumsi belanja masyarakat yang bakal berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional," kata Fathan Subchi, Minggu (25/12/2022).
Tingginya jumlah warga yang ingin mudik saat Nataru, kata Fathan, harus dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk memberikan layanan terbaik. Apalagi sebagian besar mereka ingin memanfaatkan libur Nataru ini dengan wisata alam, staycation, kulineran, bermain ke taman hiburan, hingga sekadar ke mal.
"Berdasarkan survei Populix, mayoritas warga yakni 67% akan memanfaatkan Nataru untuk wisata alam, kulineran 65%, stay cation 48%, dan ke taman hiburan 45%. Fakta ini menjadi peluang besar bagi pemerintah daerah untuk sebisa mungkin memberikan layanan terbaik sehingga menarik wisatawan," kata politikus PKB ini.
Fathan menduga ada beberapa daerah yang bakal menangguk untung karena menjadi destinasi favorit para wisatawan seperti Yogyakarta, Bandung, Malang, hingga Bogor. Kendati demikian tidak menutup kemungkinan daerah-daerah lain menggenjot potensi wisata alam maupun budaya mereka.
Berdasarkan perkiraan itu, kata Fathan, libur Nataru berpotensi besar memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi, baik nasional maupun daerah. "Libur Nataru tahun ini menjadi momentum bersama dalam meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi karena banyak sektor akan bergerak," ujarnya.
Namun Fathan juga mengingatkan pemerintah tetap harus mewaspadai laju inflansi di akhir tahun. Menurutnya, kenaikan harga pangan, kenaikan konsumsi BBM, hingga konsumsi wisatawan selama libur Nataru menjadi faktor pendorong laju inflasi.
"Konsumsi masyarakat saat Nataru mendorong inflasi di kisaran 5,9-6,3% year on year (yoy). Kami berharap ini menjadi perhatian agar inflasi yang terjadi akan terus mendorong kenaikan harga barang yang bisa membebani ekonomi masyarakat," katanya.
Masyarakat yang bepergian itu juga diperkirakan membelanjakan uang hingga Rp23,85 triliun. "Jumlah ini tentu sangat signifikan karena bisa meningkatkan konsumsi belanja masyarakat yang bakal berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional," kata Fathan Subchi, Minggu (25/12/2022).
Tingginya jumlah warga yang ingin mudik saat Nataru, kata Fathan, harus dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk memberikan layanan terbaik. Apalagi sebagian besar mereka ingin memanfaatkan libur Nataru ini dengan wisata alam, staycation, kulineran, bermain ke taman hiburan, hingga sekadar ke mal.
"Berdasarkan survei Populix, mayoritas warga yakni 67% akan memanfaatkan Nataru untuk wisata alam, kulineran 65%, stay cation 48%, dan ke taman hiburan 45%. Fakta ini menjadi peluang besar bagi pemerintah daerah untuk sebisa mungkin memberikan layanan terbaik sehingga menarik wisatawan," kata politikus PKB ini.
Fathan menduga ada beberapa daerah yang bakal menangguk untung karena menjadi destinasi favorit para wisatawan seperti Yogyakarta, Bandung, Malang, hingga Bogor. Kendati demikian tidak menutup kemungkinan daerah-daerah lain menggenjot potensi wisata alam maupun budaya mereka.
Berdasarkan perkiraan itu, kata Fathan, libur Nataru berpotensi besar memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi, baik nasional maupun daerah. "Libur Nataru tahun ini menjadi momentum bersama dalam meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi karena banyak sektor akan bergerak," ujarnya.
Namun Fathan juga mengingatkan pemerintah tetap harus mewaspadai laju inflansi di akhir tahun. Menurutnya, kenaikan harga pangan, kenaikan konsumsi BBM, hingga konsumsi wisatawan selama libur Nataru menjadi faktor pendorong laju inflasi.
"Konsumsi masyarakat saat Nataru mendorong inflasi di kisaran 5,9-6,3% year on year (yoy). Kami berharap ini menjadi perhatian agar inflasi yang terjadi akan terus mendorong kenaikan harga barang yang bisa membebani ekonomi masyarakat," katanya.
(cip)