Siaga Bencana, Tetap Waspada Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
BNPB pun berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mempercepat proses pengerukan sumbatan dan sedimentasi di bagian hilir aliran sungai. Tujuannya, agar banjir segera surut.
Doni sempat meninjau kondisi aliran sungai dari udara. “Saya melihat adanya pendangkalan muara sungai dan penyempitan. Kami akan segera menyiapkan beko dan kendaraan amfibi,” tuturnya. (Baca juga: Masker Wajah Mirip Power Ranger Cegah Infeksi Covid-19)
Dalam kunjungan itu, BNPB memberikan bantuan seperti logistik, 1 unit tenda, 5.000 paket swab antigen, 100.000 masker kain, 10.000 masker KF 94, 100 lembar matras, dan 100 lembar selimut. Daerah yang mendapatkan bantuan, seperti Kota Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, dan Bener Meriah.
Bencana Hidrometeorologi
Terpisah, Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Herizal mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi, khususnya jelang puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2021. Sejak dini, persiapkan diri dan anggota keluarga dengan mulai mengenali risiko di sekitar.
Berdasarkan informasi BMKG menyebutkan, anomali iklim La Nina terpantau masih berlangsung di Samudra Pasifik dengan intensitas level 'moderat'. "Suhu muka laut Samudra Pasifik bagian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar -1.4°C sehingga perkembangan saat ini menunjukkan intensitas La Nina moderat yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada periode Januari–Maret 2021, dan kemudian akan melemah pada Mei 2021," ujar Herizal. (Lihat videonya: Tips Aman Berwisata ke Pantai Saat Pandemi)
Menurut dia, musim hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksi berlangsung hingga April 2021. Peningkatan kewaspadaan diperlukan di daerah-daerah yang diprediksi mendapatkan akumulasi curah hujan dengan kriteria tinggi hingga sangat tinggi atau lebih besar 300 mm per bulan pada Desember 2020–Januari 2021.
Daerah-daerah yang dimaksud antara lain berpeluang terjadi di pesisir barat Sumatera, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan Papua. (Binti Mufarida)
Doni sempat meninjau kondisi aliran sungai dari udara. “Saya melihat adanya pendangkalan muara sungai dan penyempitan. Kami akan segera menyiapkan beko dan kendaraan amfibi,” tuturnya. (Baca juga: Masker Wajah Mirip Power Ranger Cegah Infeksi Covid-19)
Dalam kunjungan itu, BNPB memberikan bantuan seperti logistik, 1 unit tenda, 5.000 paket swab antigen, 100.000 masker kain, 10.000 masker KF 94, 100 lembar matras, dan 100 lembar selimut. Daerah yang mendapatkan bantuan, seperti Kota Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, dan Bener Meriah.
Bencana Hidrometeorologi
Terpisah, Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Herizal mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi, khususnya jelang puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2021. Sejak dini, persiapkan diri dan anggota keluarga dengan mulai mengenali risiko di sekitar.
Berdasarkan informasi BMKG menyebutkan, anomali iklim La Nina terpantau masih berlangsung di Samudra Pasifik dengan intensitas level 'moderat'. "Suhu muka laut Samudra Pasifik bagian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar -1.4°C sehingga perkembangan saat ini menunjukkan intensitas La Nina moderat yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada periode Januari–Maret 2021, dan kemudian akan melemah pada Mei 2021," ujar Herizal. (Lihat videonya: Tips Aman Berwisata ke Pantai Saat Pandemi)
Menurut dia, musim hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksi berlangsung hingga April 2021. Peningkatan kewaspadaan diperlukan di daerah-daerah yang diprediksi mendapatkan akumulasi curah hujan dengan kriteria tinggi hingga sangat tinggi atau lebih besar 300 mm per bulan pada Desember 2020–Januari 2021.
Daerah-daerah yang dimaksud antara lain berpeluang terjadi di pesisir barat Sumatera, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan Papua. (Binti Mufarida)
(ysw)