3M dan Vaksinasi Mesti Berjalan Seiring

Jum'at, 11 Desember 2020 - 07:15 WIB
loading...
A A A
Abi Satria juga mengatakan, siapa saja bisa tertular Covid-19 , di mana saja dan kapan saja. Bisa jadi tertular dari benda-benda di sekitar kita. Dia menyesalkan sebagian masyarakat yang menganggap Covid-19 hanya konspirasi. Dia meyakinkan, Covid-19 itu nyata dan berbahaya. Karena itu, Abi Satria mengimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan 3M.

“Untuk semua masyarakat yang masih abai dengan 3M, tolong jangan egois karena kita tidak pernah tahu kapan bertemu orang yang imunitasnya sedang rentan. Kita tidak pernah sadar bahwa kita membawa virus kepada yang lebih tua atau muda. Jadi, jangan egois dan patuhi protokol 3M,” pesannya.

Pengidap Penyakit Tidak Menular Paling Rentan

Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Cut Putri Arianie mengingatkan bahwa semua orang yang mengidap penyakit tidak menular (PTM) meliputi penyakit hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker, gagal ginjal, asma, talasemia, dan sebagainya untuk meningkatkan kewaspadaan guna mencegah penularan Covid-19 . Di masa pandemi, penyakit ini menjadi pembunuh terbesar dan pembiayaan kesehatan tertinggi. (Baca juga: AI Bantu Ilmuwan Memahami Aktivitas Otak Saat Berpikir)

“Penyakit ini kita ketahui disebabkan oleh metabolik, gangguan lingkungan dan perilaku individu. Di masa pandemi juga penyakit ini menjadi komorbid atau penyakit penyerta Covid-19 dengan kematian yang cukup tinggi. Penyakit tidak menular ini sering juga disebut sebagai the silent killer,” ungkapnya pada webinar kesehatan perempuan Indonesia ”Cerdik Keluarga Sehat, Cegah Penyakit Tidak Menular Cegah Komorbid Covid-19” kemarin.

Orang dengan penyakit penyerta ini rentan terinfeksi di masa pandemi Covid-19 karena semuanya bermuara pada rendahnya fungsi kekebalan tubuh. Apalagi, penyakit tidak menular ketika sudah diidap oleh seseorang biasanya akan bersifat permanen dan pengidapnya akan mengalami gangguan fungsi organ tubuh. “Sering kali diimbau kepada orang-orang yang memiliki penyakit penyerta di masa pandemi untuk tetap berada di rumah. Tidak perlu keluar apabila tidak perlu, terapkan protokol kesehatan,” katanya. (Baca juga: Neymar Jr Batal Hengkang dari PSG)

Cut mengungkapkan, angka kematian komorbid pada masa pandemi ini cukup memprihatinkan. Penderita hipertensi sekitar 11,8% meninggal dengan perburukan karena terinfeksi. Penderita diabetes 10,5%, diikuti penyakit jantung 6,7%, penyakit ginjal 3%, paru kronik 2,3%, kanker 0,5% dan sebagainya.

Pemerintah, ujar Cut, tidak ingin menambah jumlah orang yang meninggal dengan komorbid pada masa pandemi Covid-19 ini. Sebisa mungkin penderita penyakit tidak menular harus menghindar dari situasi yang memperburuk kondisinya, salah satunya menghindari stres. “Banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan di masa pendemi sangat berpengaruh pada ketahanan pangan, ketahanan imunitas. Jangan lupa bahwa stres itu faktor risiko dari hipertensi,” katanya.

Pada kesempatan sama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, penyakit tidak menular dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat. Pergeseran pola hidup di masyarakat akan memengaruhi perubahan dalam pola penyakit. “Saat ini telah terjadi perubahan pola penyakit di mana kejadian penyakit tidak menular semakin meningkat,” ucapnya.

Namun, Terawan menekankan bahwa penyakit ini dapat dicegah dan dideteksi sejak awal, apabila individu memahami dan mengetahui apa yang dapat dilakukan secara mandiri. Adapun risiko terjadinya penyakit tidak menular sangat dipengaruhi pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan stres. (Baca juga: Sudah Ada Kredit Anti-Rentenir, Lintah Darat Bakal Kocar-Kacir)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3356 seconds (0.1#10.140)