Di Tengah Wabah Covid-19, Jumlah Kelompok Rentan Kian Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri banyak kelompok rentan turun ke jalanan. Kondisi ini tentu berbahaya mengingat penyebaran wabah Covid-19 yang masih relatif tinggi. Pemerintah pun menyiapkan shelter khusus bagi kelompok rentan agar mereka tetap terpantau dari sisi kebutuhan pokok ataupun kebutuhan layanan kesehatannya.
Satu di antara shelter bagi kelompok rentan ini terletak di Balai Mulya Jaya, Jakarta Timur. “Balai ini dijadikan shelter sementara, merupakan kebijakan Kemensos melalui Ditjen Rehabilitasi Sosial untuk mengurangi dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 terhadap kelompok rentan, lansia, disabilitas, gelandang dan pengemis, pemulung, serta tunawisma,” papar Menteri Sosial Juliari P Batubara saat mengunjungi lokasi shelter kemarin. (Baca: Rawan Tertular, Relawan Covid-19 Haru Dapat Perlindungan Maksimal)
Dia mengatakan, banyak kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) dan peningkatan pengangguran menjadikan jumlah kelompok rentan kian banyak. Juga, warga telantar yang hidup di jalanan dan tidak mempunyai pekerjaan serta membutuhkan perhatian khusus dalam penanganannya. Termasuk korban PHK yang tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga di Jabodetabek.
“Balai lain yang dijadikan TPS, yaitu Balai Anak Handayani Jakarta, Balai Napza Bambu Apus Jakarta, Balai Lanjut Usia Budhi Dharma Bekasi, Balai Netra Tanmiyat Bekasi, Balai RS Melati, serta Balai Eks Gelandangan Pengemis Pangudi Luhur Bekasi,” sebutnya.
Di acara tersebut disalurkan sebanyak 74 paket sembako dari Presiden kepada penerima manfaat (PM) yang masih berada di balai maupun yang sudah kembali ke keluarganya. Secara simbolis Mensos memberikan bantuan bagi empat orang penerima manfaat, yaitu warga telantar korban PHK, lanjut usia, disabilitas, serta pengemis. “Semoga bantuan ini bermanfaat ya Bu,” sapa Mensos kepada salah satu penerima manfaat sambil menyerahkan paket sembako di tangannya. “Terima kasih Pak, terima kasih,” jawabnya.
Dalam kesempatan itu Juliari juga memberikan apresiasi kepada balai-balai milik Kemensos yang telah melayani penerima manfaat dengan sangat baik, terlebih di masa pandemi Covid-19. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dinas Sosial Provinsi DKI dan Suku Dinas Sosial atas sinergi pelayanan dengan TPS di 5 GOR di DKI Jakarta.
“Tinggal di sini tidak lama ya ibu-ibu dan adik-adik semuanya nanti kalau lama-lama jadinya bermasalah terus. Paling tidak ada tempat tinggal sementara dibandingkan harus di jalanan,” tandas Juliari.
Di akhir kunjungan, Juliari meninjau seluruh fasilitas, sarana, dan prasarana di Balai Mulya Jaya di antaranya ruang keterampilan, ruang poliklinik, dan showroom hasil latihan keterampilan, serta fasilitas asrama didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial dan Kepala Balai. (Baca juga: Setiap Hari Masih Ada Kasus Covid-19, Depok Perpanjang Masa PSBB hingga 26 Mei)
Mensos meminta kepada Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat untuk terus mengembangkan layanan kepada kelompok rentan dengan meninjau atau menyisir ke kantong-kantong lokasi permasalahan sosial, lalu melaporkan dalam bentuk data yang akurat.
Harry Hikmat menyampaikan saat ini telah tertangani 1.147 jiwa di GOR Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, serta Jakarta Timur. Sementara rujukan dari GOR ke balai-balai rehabilitasi sosial telah tertangani sejumlah 136 jiwa. “Upaya yang telah dilakukan ini untuk mengoptimalisasi dan memaksimalkan fungsi balai dalam memberikan layanan kepada para warga yang telantar akibat Covid-19,” tandasnya.
Seorang penerima manfaat, Anna Silvia, 43, warga Jatiwarna, Pondok Gede, Bekasi, sebelum wabah Covid-19 bekerja menjual alat kesehatan (alkes). Nasib berkata lain dengan ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) usahanya mandek. “Sebelum Covid-19, saya menjual alkes, tapi mandek, ditambah ada kebijakan PSBB semakin tidak jalan usaha sama sekali. Hingga akhirnya benar-benar tidak punya uang sama sekali untuk membayar kontrakan,” ucap Anna, sambil matanya berkaca-kaca.
Tapi, ia merasa beruntung malam itu saat kehabisan uang buat pulang dan naik kendaraan dibantu seorang Satpol PP yang menunjukkan ke dinas sosial di Matraman untuk sekadar meminta bantuan dan akhirnya dirujuk ke Balai Mulya Jaya. “Alhamdulillah sudah sepekan tinggal di sini. Terima kasih saya sampaikan kepada Pak Mensos dan Kepala Balai, apalagi mendapatkan bansos sembako. Saya bersyukur saat kondisi tidak punya apa-apa, sekarang ada perhatian dari pemerintah,” ungkapnya. (Binti Mufarida)
Lihat Juga: Gelandangan Ganggu Ketertiban Umum Didenda Rp1 Juta, Menteri Muhadjir Belum Pelajari Draf RKUHP
Satu di antara shelter bagi kelompok rentan ini terletak di Balai Mulya Jaya, Jakarta Timur. “Balai ini dijadikan shelter sementara, merupakan kebijakan Kemensos melalui Ditjen Rehabilitasi Sosial untuk mengurangi dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 terhadap kelompok rentan, lansia, disabilitas, gelandang dan pengemis, pemulung, serta tunawisma,” papar Menteri Sosial Juliari P Batubara saat mengunjungi lokasi shelter kemarin. (Baca: Rawan Tertular, Relawan Covid-19 Haru Dapat Perlindungan Maksimal)
Dia mengatakan, banyak kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) dan peningkatan pengangguran menjadikan jumlah kelompok rentan kian banyak. Juga, warga telantar yang hidup di jalanan dan tidak mempunyai pekerjaan serta membutuhkan perhatian khusus dalam penanganannya. Termasuk korban PHK yang tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga di Jabodetabek.
“Balai lain yang dijadikan TPS, yaitu Balai Anak Handayani Jakarta, Balai Napza Bambu Apus Jakarta, Balai Lanjut Usia Budhi Dharma Bekasi, Balai Netra Tanmiyat Bekasi, Balai RS Melati, serta Balai Eks Gelandangan Pengemis Pangudi Luhur Bekasi,” sebutnya.
Di acara tersebut disalurkan sebanyak 74 paket sembako dari Presiden kepada penerima manfaat (PM) yang masih berada di balai maupun yang sudah kembali ke keluarganya. Secara simbolis Mensos memberikan bantuan bagi empat orang penerima manfaat, yaitu warga telantar korban PHK, lanjut usia, disabilitas, serta pengemis. “Semoga bantuan ini bermanfaat ya Bu,” sapa Mensos kepada salah satu penerima manfaat sambil menyerahkan paket sembako di tangannya. “Terima kasih Pak, terima kasih,” jawabnya.
Dalam kesempatan itu Juliari juga memberikan apresiasi kepada balai-balai milik Kemensos yang telah melayani penerima manfaat dengan sangat baik, terlebih di masa pandemi Covid-19. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dinas Sosial Provinsi DKI dan Suku Dinas Sosial atas sinergi pelayanan dengan TPS di 5 GOR di DKI Jakarta.
“Tinggal di sini tidak lama ya ibu-ibu dan adik-adik semuanya nanti kalau lama-lama jadinya bermasalah terus. Paling tidak ada tempat tinggal sementara dibandingkan harus di jalanan,” tandas Juliari.
Di akhir kunjungan, Juliari meninjau seluruh fasilitas, sarana, dan prasarana di Balai Mulya Jaya di antaranya ruang keterampilan, ruang poliklinik, dan showroom hasil latihan keterampilan, serta fasilitas asrama didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial dan Kepala Balai. (Baca juga: Setiap Hari Masih Ada Kasus Covid-19, Depok Perpanjang Masa PSBB hingga 26 Mei)
Mensos meminta kepada Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat untuk terus mengembangkan layanan kepada kelompok rentan dengan meninjau atau menyisir ke kantong-kantong lokasi permasalahan sosial, lalu melaporkan dalam bentuk data yang akurat.
Harry Hikmat menyampaikan saat ini telah tertangani 1.147 jiwa di GOR Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, serta Jakarta Timur. Sementara rujukan dari GOR ke balai-balai rehabilitasi sosial telah tertangani sejumlah 136 jiwa. “Upaya yang telah dilakukan ini untuk mengoptimalisasi dan memaksimalkan fungsi balai dalam memberikan layanan kepada para warga yang telantar akibat Covid-19,” tandasnya.
Seorang penerima manfaat, Anna Silvia, 43, warga Jatiwarna, Pondok Gede, Bekasi, sebelum wabah Covid-19 bekerja menjual alat kesehatan (alkes). Nasib berkata lain dengan ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) usahanya mandek. “Sebelum Covid-19, saya menjual alkes, tapi mandek, ditambah ada kebijakan PSBB semakin tidak jalan usaha sama sekali. Hingga akhirnya benar-benar tidak punya uang sama sekali untuk membayar kontrakan,” ucap Anna, sambil matanya berkaca-kaca.
Tapi, ia merasa beruntung malam itu saat kehabisan uang buat pulang dan naik kendaraan dibantu seorang Satpol PP yang menunjukkan ke dinas sosial di Matraman untuk sekadar meminta bantuan dan akhirnya dirujuk ke Balai Mulya Jaya. “Alhamdulillah sudah sepekan tinggal di sini. Terima kasih saya sampaikan kepada Pak Mensos dan Kepala Balai, apalagi mendapatkan bansos sembako. Saya bersyukur saat kondisi tidak punya apa-apa, sekarang ada perhatian dari pemerintah,” ungkapnya. (Binti Mufarida)
Lihat Juga: Gelandangan Ganggu Ketertiban Umum Didenda Rp1 Juta, Menteri Muhadjir Belum Pelajari Draf RKUHP
(ysw)