Ketika Ibu Tidak Lagi Mendongeng untuk Anaknya

Rabu, 09 Desember 2020 - 06:45 WIB
loading...
A A A
Meskipun jumlah orangtua yang sempat membacakan cerita itu sedikit, setengah dari responden percaya mendongeng adalah saat yang tepat untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak mereka. Sebanyak 47% orangtua sebenarnya tahu bahwa anak-anak senang dibacakan dongeng oleh orangtuanya.

Menurut survei tersebut, sekarang ini sebagian besar orangtua merasa kehabisan waktu untuk membacakan anak-anak mereka sebuah dongeng. Hampir sepertiga orangtua yang menjadi responden mengaku terlalu lelah untuk bercerita, terlebih ketika mereka terlambat pulang kantor dan harus melakukan pekerjaan rumah lainnya.

Dari survei Disney juga terungkap, di era digital seperti sekarang ini, 67% dari orangtua dan kakek-nenek merasa bahwa teknologi modern sudah menghilangkan tradisi mendongeng.

Survei Disney juga menunjukkan bahwa kemampuan mendongeng ditentukan oleh faktor usia, 81% orang yang pandai mendongeng berusia lebih dari 55 tahun, dan 44% dari usia 18-24 tahun.

Dalam kemampuan mendongeng tampak lebih dari 33% orangtua dan kakek-nenek berharap mereka bisa menjadi pendongeng yang baik. Ihwal materi dongeng, cerita tradisional tetap paling populer, karena sebagian besar (84%) dari responden bercerita tentang apa yang mereka baca saat masih anak-anak.

Perbedaan gender juga berkait dengan urusan membacakan cerita. Berdasar riset itu hanya setengah dari kaum pria yang merasa mereka bisa mendongeng dengan baik. Wanita dianggap lebih baik dalam aktivitas dongeng, karena mereka lebih banyak membaca ketika masih anak-anak.

Dari sini menjelaskan peran sentral ibu dalam mentransformasikan pengetahuan kepada anaknya melalui media dongeng. Kondisi orang tua membacakan buku atau mendongeng untuk anak di Indonesia, tidak kalah menyedihkan. Hal itu tampak dari laporan penelitian yang dilakukan dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Amelia Maika, pada tahun 2010.

Penelitian dilakukan pada sejumlah pedesaan di sembilan kabupaten di Indonesia. Dalam laporan hasil penelitian disebutkan, banyak orangtua tidak pernah mendongeng atau membacakan buku cerita untuk anaknya. Penelitian pada orangtua dengan anak berusia kurang dari empat tahun menyebutkan, sekitar 60 persen orangtua tidak pernah membacakan buku dan sekitar 50 persen tidak pernah mendongeng untuk anaknya.

Untuk orangtua dengan anak berusia kurang dari satu tahun, angkanya lebih tinggi. Sekitar 70% orangtua tidak pernah mendongeng, dan sekitar 80% orang tua tak pernah membacakan buku untuk anaknya. Temuan penelitian ini diungkapkan pada seminar "Kemiskinan Pedesaan dan Perkembangan Anak Usia Dini di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan, UGM (Kompas, 21/10/10).

Hal ini tentu sangat disayangkan, karena Indonesia sebenarnya mempunyai banyak dongeng dan cerita daerah. Kebiasaan membacakan cerita dan mendongeng sesungguhnya merupakan cara murah untuk meningkatkan kemampuan kognisi dan bahasa pada anak.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0883 seconds (0.1#10.140)