Membaca Buku Dunia dan Indonesia
loading...
A
A
A
Joko Santoso
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpustakaan Nasional RI
David Leonhardt dalam laman the global market writers menyampaikan hasil kajiannya berjudul Global Book Reading Statistics for 2022 and 2023 (complete survey data). Kajian dilakukan pada 945 pembaca buku di 56 negara tentang kebiasaan membaca buku mereka.
Berikut adalah statistik membaca buku dunia dari hasil survei tersebut, yang kemudian kami bandingkan dengan hasil kajian serupa di Indonesia oleh Perpustakaan Nasional tahun 2022.
Kebanyakan orang membaca beberapa buku atau banyak buku. Survei David Leonhardt mengatakan 27% responden membaca lebih dari 20 buku pada tahun 2022, sedangkan 32% mengatakan mereka membaca satu hingga lima buku. Hanya 18% mengatakan mereka membaca enam hingga 10 buku, dan 19% membaca 11 hingga 20 buku pada tahun 2022.
Secara regional, pembaca Amerika dan Inggris cenderung menjadi konsumen buku yang tinggi (masing-masing 39% dan 44% membaca lebih dari 20 buku), sedangkan orang Kanada cenderung menjadi pembaca yang lebih ringan (23% membaca lebih dari 20 buku).
Hasil penelitian tentang jumlah buku yang dibaca selama setahun di atas, jika dibandingkan dengan hasil kajian Kegemaran Membaca yang dilakukan Perpustakaan Nasional (2022) ada kesamaan. Jumlah buku yang dibaca penduduk Indonesia rata-rata 5 buku per 3 bulan atau 20 buku setahun.
Banyak orang berencana untuk membaca lebih banyak buku pada tahun 2023. Prediksi bahwa akhir buku sudah dekat terbukti terlalu dini. Faktanya, data hasil kajian Leonhardt menunjukkan bahwa orang berencana untuk membaca lebih banyak buku di tahun 2023 daripada di tahun 2022.
Survei menunjukkan 64% pembaca berencana untuk membaca lebih banyak buku pada tahun 2023 daripada yang mereka lakukan pada tahun 2022. Hanya 3% yang berencana untuk membaca lebih sedikit buku. Hasil ini cukup mirip di semua wilayah. Seorang pembaca di Kenya menyimpulkan suasana survei tersebut dengan mengatakan: “Saya menikmati semua bacaan tahun ini. Saya tidak sabar untuk membaca lebih lanjut.”
Sayangnya dalam kajian Kegemaran Membaca yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional (2022) tidak mengungkap soal rencana membaca buku tahun 2023. Sekalipun demikian, jika dibandingkan dengan riset tahun sebelumnya ada kecenderungan jumlah buku yang dibaca orang Indonesia terus meningkat.
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpustakaan Nasional RI
David Leonhardt dalam laman the global market writers menyampaikan hasil kajiannya berjudul Global Book Reading Statistics for 2022 and 2023 (complete survey data). Kajian dilakukan pada 945 pembaca buku di 56 negara tentang kebiasaan membaca buku mereka.
Berikut adalah statistik membaca buku dunia dari hasil survei tersebut, yang kemudian kami bandingkan dengan hasil kajian serupa di Indonesia oleh Perpustakaan Nasional tahun 2022.
Kebanyakan orang membaca beberapa buku atau banyak buku. Survei David Leonhardt mengatakan 27% responden membaca lebih dari 20 buku pada tahun 2022, sedangkan 32% mengatakan mereka membaca satu hingga lima buku. Hanya 18% mengatakan mereka membaca enam hingga 10 buku, dan 19% membaca 11 hingga 20 buku pada tahun 2022.
Secara regional, pembaca Amerika dan Inggris cenderung menjadi konsumen buku yang tinggi (masing-masing 39% dan 44% membaca lebih dari 20 buku), sedangkan orang Kanada cenderung menjadi pembaca yang lebih ringan (23% membaca lebih dari 20 buku).
Hasil penelitian tentang jumlah buku yang dibaca selama setahun di atas, jika dibandingkan dengan hasil kajian Kegemaran Membaca yang dilakukan Perpustakaan Nasional (2022) ada kesamaan. Jumlah buku yang dibaca penduduk Indonesia rata-rata 5 buku per 3 bulan atau 20 buku setahun.
Banyak orang berencana untuk membaca lebih banyak buku pada tahun 2023. Prediksi bahwa akhir buku sudah dekat terbukti terlalu dini. Faktanya, data hasil kajian Leonhardt menunjukkan bahwa orang berencana untuk membaca lebih banyak buku di tahun 2023 daripada di tahun 2022.
Survei menunjukkan 64% pembaca berencana untuk membaca lebih banyak buku pada tahun 2023 daripada yang mereka lakukan pada tahun 2022. Hanya 3% yang berencana untuk membaca lebih sedikit buku. Hasil ini cukup mirip di semua wilayah. Seorang pembaca di Kenya menyimpulkan suasana survei tersebut dengan mengatakan: “Saya menikmati semua bacaan tahun ini. Saya tidak sabar untuk membaca lebih lanjut.”
Sayangnya dalam kajian Kegemaran Membaca yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional (2022) tidak mengungkap soal rencana membaca buku tahun 2023. Sekalipun demikian, jika dibandingkan dengan riset tahun sebelumnya ada kecenderungan jumlah buku yang dibaca orang Indonesia terus meningkat.
Baca Juga