Perpustakaan Bumi Hadir di Desa Kartun Sidareja Purbalingga

Selasa, 31 Oktober 2023 - 20:32 WIB
loading...
Perpustakaan Bumi Hadir di Desa Kartun Sidareja Purbalingga
Acara talkshow mewarnai peresmian Perpustakaan Bumi di Desa Kartun Sidareja, Purbalingga, Jawa Tengah. Foto: Istimewa
A A A
PURBALINGGA - Perpustakaan Bumi dihadirkan di sebuah desa di Purbalingga, Jawa Tengah. Desa kecil ini sedang bertransformasi menjadi Cartoon Village Sidareja, atau sebagai desa kartun pertama di Indonesia.

baca juga: Merajut Kebersamaan ala Pemuda Seni Desa Kartun Sidareja Purbalingga

Peringatan Sumpah Pemuda dipilih sebagai hari peresmian Perpustakaan Bumi dengan harapan para generasi muda khususnya di desa Sidareja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, ini meningkat kegemaran membacanya

“Juga memperluas wawasan dan semakin mematangkan karakter serta menjadi generasi yang selalu dapat mempertanggungjawabkan opini dan segala hal yang dilakukannya di masa datang,” kata Gita Yohanna Thomdean, Pegiat Seni Kie Art pada peresmian pembukaan Perpustakaan Bumi.

Keberadaan Perpustakaan Bumi di Cartoon Village Sidareja Purbalingga ini, semakin mewarnai kegiatan para pemuda Kie Seni yang terdiri dari 8 Kelompok Seni. Salah satu contohnya adalah ketika Kie Karawitan Alit akan memulai latihan rutinnya, dan diminta membaca selama 30 menit.

“Nantinya akan dicek secara random pembelajaran yang dibaca anak-anak oleh pelatih karawitan. Hal ini adalah untuk melatih dan mengasah fokus anak-anak desa dan pemahaman terhadap sebuah bacaan,” kata Slamet Santosa, pegiat Kie Art lainnya.

baca juga: Tetap Eksis, Desa Kartun Sidareja Purbalingga Luncurkan Village Gallery

Peresmian Perpustakaan Bumi dilakukan serentak dengan komunitas baca se-Banyumas Raya, yakni Baca Bareng PWT, Baca Baci, literasi Purbalingga dan komunitas guru SD N 1 Sidareja. Komunitas ini akan berpartisipasi dalam project “Menulis Buku Bersama Sahabat Bumi” yang muncul dari pemikiran sederhana Gita Yohanna Thomdean.

Gagasan ini terinspirasi dari Batu Prasasti dan lontar kuno. Di mana, jika beratus ratus tahun yang lalu sejarah bangsa Indonesia banyak ditemukan dalam prasasti batu ataupun goresan dalam lontar-lontar kuno.

“Dan secara bertahap banyak sejarah para leluhur akhirnya dapat terangkai dan dipelajari walaupun memang banyak juga yang masih membutuhkan proses dalam menerjemahkannya,” kata Slamet.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3276 seconds (0.1#10.140)