Waspadai Hoaks Jelang Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak akan digelar pada Rabu (9/12/2020) besok. Masyarakat diminta lebih berhati-hati dalam menerima informasi agar tidak terpapar hoaks .
Koordinator Masyarakat Peduli Pemilu Bersih (KMPBB), Hendra Sutrisna mengatakan bahwa masyarakat harus lebih teliti dalam menyaring informasi terkait Pilkada yang beredar di media sosial, baik Facebook, WhatsApp, dan medsos lainnya.
"Waktu pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak di Indonesia kian dekat. Biasanya ditandai dengan maraknya penyebaran informasi yang cenderung merugikan salah satu paslon. Untuk itu masyarakat lebih cerdas dalam menyaring informasi yang diterimanya," kata Hendra. (
)
Menurutnya, para buzzer atau tim sukses (timses) sering kali menggunakan konten yang dibuat untuk merugikan lawan politik paslon yang didukungnya. Selain itu, konten yang dibuat oleh buzzer dan timses sebagai upaya untuk mempengaruhi persepsi masyarakat selaku pemilih.
"Kegiatan buzzing yang disebarkan melalui pesan WhatsApp sudah terjadi di berbagai wilayah seperti Indramayu, Depok, dan untuk di Banten sendiri seperti di Tangsel (Tangerang Selatan). Maka perlu adanya kewaspadaan akan informasi yang diterima terutama mereka yang punya hak pilih," katanya.
Hendra menyarankan, agar masyarakat tidak menjadi korban berita bohong, maka penting untuk selalu memeriksa kebenaran akan suatu informasi. Memeriksa atas sebuah informasi yang diterima merupakan salah satu langkah bijak yang dapat dilakukan oleh masyarakat atau pemilih. ( )
Dengan banyaknya masyarakat yang bijak dalam menerima setiap informasi diharapkan akan berpengaruh terhadap kualitas pemilih itu sendiri. Sehingga pilihan yang diberikan berdasarkan penilaian yang obyektif, bukan dipengaruhi informasi hoaks. "Ini penting dalam rangka membangun demokrasi yang berkualitas," katanya.
Koordinator Masyarakat Peduli Pemilu Bersih (KMPBB), Hendra Sutrisna mengatakan bahwa masyarakat harus lebih teliti dalam menyaring informasi terkait Pilkada yang beredar di media sosial, baik Facebook, WhatsApp, dan medsos lainnya.
"Waktu pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak di Indonesia kian dekat. Biasanya ditandai dengan maraknya penyebaran informasi yang cenderung merugikan salah satu paslon. Untuk itu masyarakat lebih cerdas dalam menyaring informasi yang diterimanya," kata Hendra. (
Baca Juga
Menurutnya, para buzzer atau tim sukses (timses) sering kali menggunakan konten yang dibuat untuk merugikan lawan politik paslon yang didukungnya. Selain itu, konten yang dibuat oleh buzzer dan timses sebagai upaya untuk mempengaruhi persepsi masyarakat selaku pemilih.
"Kegiatan buzzing yang disebarkan melalui pesan WhatsApp sudah terjadi di berbagai wilayah seperti Indramayu, Depok, dan untuk di Banten sendiri seperti di Tangsel (Tangerang Selatan). Maka perlu adanya kewaspadaan akan informasi yang diterima terutama mereka yang punya hak pilih," katanya.
Hendra menyarankan, agar masyarakat tidak menjadi korban berita bohong, maka penting untuk selalu memeriksa kebenaran akan suatu informasi. Memeriksa atas sebuah informasi yang diterima merupakan salah satu langkah bijak yang dapat dilakukan oleh masyarakat atau pemilih. ( )
Dengan banyaknya masyarakat yang bijak dalam menerima setiap informasi diharapkan akan berpengaruh terhadap kualitas pemilih itu sendiri. Sehingga pilihan yang diberikan berdasarkan penilaian yang obyektif, bukan dipengaruhi informasi hoaks. "Ini penting dalam rangka membangun demokrasi yang berkualitas," katanya.
(abd)