Pasangan Ideal di 2024: Prabowo-Puan, Anies- Gatot, atau Ganjar-Khofifah?
loading...
A
A
A
Dari sisi dukungan partai, duet Prabowo-Puan kuat karena ditopang oleh dua partai besar beraliran nasionalis, yakni PDIP sebagai partai pemilik kursi terbesar di DPR yakni 128 kursi, dan Gerindra di posisi ketiga dengan 78 kursi. Syarat presidential threshold 20% kursi DPR untuk mencalonkan pun sudah terpenuhi.(
)
Dari sisi konfigurasi politik, duet Prabowo-Puan juga cukup menarik karena memadukan militer dengan sipil, senior dan tokoh muda, dan juga merepresentasikan keterwakilan gender. Dari sisi elektabilitas Prabowo masih cukup kuat, yakni di angka 16,8% berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada September 2020.
(Baca juga : Gelar We Love Bali, Kemenparekraf Ajak Libur Akhir Tahun di Indonesia Saja )
Hanya saja, beda dengan Prabowo, elektabilitas Puan justru masih rendah. Di sisi lain Prabowo juga perlu menjaga elektabilitasnya agar tidak terus merosot akibat ditinggalkan pemilihnya seusai dia bergabung ke dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Banyak pendukung Prabowo, terutama dari kalangan umat Islam yang kecewa saat Prabowo meninggalkan peran sebagai oposisi.
AHY-Ganjar Pranowo
Ketua Umum Partai Demokrat AHY boleh tidak menempati urutan teratas survei capres, namun putra Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono ini punya kans jadi capres karena memiliki partai politik sebagai kendaraan.
Demokrat hanya perlu menjalin koalisi dengan dua partai lain untuk memenuhi syarat ambang batas pencapresan 20% kursi DPR. Saat ini AHY juga masuk deretan teratas figur yang diunggulkan menang pilpres. Survei Indonesia Political Opinion (IPO) yang dipublikasi pada Oktober 2020, AHY masuk enam besar capres dengan elektabilitas 5,7%.
Kans pasangan ini untuk menang pilpres jika jadi berpasangan cukup besar karena faktor Ganjar sebagai figur bakal capres dengan elektabilitas tertinggi sejauh ini.
(Baca juga : Suap Bansos COVID-19, Mensos Juliari Dinilai Pantas Dijatuhi Hukuman Mati )
Survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada September 2020 menempatkan Ganjar di urutan paling atas dengan elektabilitas 18,7%. Tantangan Ganjar adalah bagaimana dia mampu menjaga elektabilitasnya agar tidak turun, terutama saat dia tidak lagi menjabat gubernur pada 2023, setahun menjelang pilpres digelar.
Peluang Ganjar nyapres melalui partainya, PDIP, kemungkinan sangat tipis lantaran ada Puan sebagai putra mahkota di sana. Karena itu, jika berani maju pilpres melalui partai lain atau tanpa dukungan PDIP—entah sebagai capres atau cawapres—potensi menang sangat terbuka. Kelebihan lain pasangan AHY-Ganjar adalah dua-duanya tergolong muda dan dinamis sehingga bisa mendapatkan dukungan pemilih milenial.
Dari sisi konfigurasi politik, duet Prabowo-Puan juga cukup menarik karena memadukan militer dengan sipil, senior dan tokoh muda, dan juga merepresentasikan keterwakilan gender. Dari sisi elektabilitas Prabowo masih cukup kuat, yakni di angka 16,8% berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada September 2020.
(Baca juga : Gelar We Love Bali, Kemenparekraf Ajak Libur Akhir Tahun di Indonesia Saja )
Hanya saja, beda dengan Prabowo, elektabilitas Puan justru masih rendah. Di sisi lain Prabowo juga perlu menjaga elektabilitasnya agar tidak terus merosot akibat ditinggalkan pemilihnya seusai dia bergabung ke dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Banyak pendukung Prabowo, terutama dari kalangan umat Islam yang kecewa saat Prabowo meninggalkan peran sebagai oposisi.
AHY-Ganjar Pranowo
Ketua Umum Partai Demokrat AHY boleh tidak menempati urutan teratas survei capres, namun putra Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono ini punya kans jadi capres karena memiliki partai politik sebagai kendaraan.
Demokrat hanya perlu menjalin koalisi dengan dua partai lain untuk memenuhi syarat ambang batas pencapresan 20% kursi DPR. Saat ini AHY juga masuk deretan teratas figur yang diunggulkan menang pilpres. Survei Indonesia Political Opinion (IPO) yang dipublikasi pada Oktober 2020, AHY masuk enam besar capres dengan elektabilitas 5,7%.
Kans pasangan ini untuk menang pilpres jika jadi berpasangan cukup besar karena faktor Ganjar sebagai figur bakal capres dengan elektabilitas tertinggi sejauh ini.
(Baca juga : Suap Bansos COVID-19, Mensos Juliari Dinilai Pantas Dijatuhi Hukuman Mati )
Survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada September 2020 menempatkan Ganjar di urutan paling atas dengan elektabilitas 18,7%. Tantangan Ganjar adalah bagaimana dia mampu menjaga elektabilitasnya agar tidak turun, terutama saat dia tidak lagi menjabat gubernur pada 2023, setahun menjelang pilpres digelar.
Peluang Ganjar nyapres melalui partainya, PDIP, kemungkinan sangat tipis lantaran ada Puan sebagai putra mahkota di sana. Karena itu, jika berani maju pilpres melalui partai lain atau tanpa dukungan PDIP—entah sebagai capres atau cawapres—potensi menang sangat terbuka. Kelebihan lain pasangan AHY-Ganjar adalah dua-duanya tergolong muda dan dinamis sehingga bisa mendapatkan dukungan pemilih milenial.