Deklarasikan Negara Papua Barat, Ini 5 Fakta tentang Benny Wenda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Organisasi United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), kelompok yang ingin memerdekakan Papua Barat (West Papua) dari Indonesia, mendeklarasikan pembentukan pemerintahan sementara Papua Barat Merdeka, dengan presiden interim Benny Wenda .
ULMWP menandai 1 Desember sebagai hari kemerdekaan Papua Barat. Tanggal itu merujuk pada deklarasi kemerdekaan Papua Barat dari pemerintahan kolonial Belanda pada 1961. Kelompok itu juga mendeklarasikan "government-in-waiting" istilah untuk pemerintah masa depan Papua Barat.
“Hari ini, kami menghormati dan mengakui semua nenek moyang kami yang berjuang dan mati untuk kami dengan akhirnya membentuk 'pemerintah yang menunggu'. Kami siap menjalankan negara kami,” kata Benny Wenda dikutip dari The Guardian, Jumat (4/12/2020).
(Baca: Mahfud MD: Masyarakat Tak Perlu Takut, Deklarasi Benny Wenda Lewat Twitter)
ULMWP telah menetapkan konstitusi baru dan menominasikan Benny Wenda sebagai presiden interim. Benny Wenda sendiri masih berada di pengasingan di Inggris setelah mendapat suaka di sana. Siapa sesungguhnya sosok Benny Wenda? dan bagaimana perjalanannya memperjuangkan memerdekakan Papua Barat?
1. Putera asli Papua
Wenda merupakan putra asli Papua dari Suku Lani di Lembah Baliem. Mengutip situs pribadi miliknya bennywenda.org, dia lahir sekitar tahun 1970-an. Wenda kecil bersama keluarga besarnya hidup di sebuah desa terpencil di kawasan Papua Barat.
Mereka hidup dengan bercocok tanam. Saat itu, dia merasa kehidupannya begitu tenang, hingga kemudian Wenda menyebut kehidupannya tiba-tiba berubah dan mulai terusik dengan masuknya pasukan militer, pada 1977. Dia menyebut hidupnya dipenuhi kekerasan dan penindasan.
Wenda menyebut di situsnya, salah satu dari keluarganya menjadi korban dan meninggal dunia. Hingga peristiwa itu berjalan 20 tahun kemudian, akhirnya keluarganya memilih bergabung dengan NKRI.
(Baca: Soal Deklarasi Benny Wenda, MPR Minta Pemerintah Panggil Dubes Inggris)
2. Bersama Keluarga Memilih NKRI
Setelah keluarganya memilih bergabung dengan NKRI, Wenda bersekolah. Pendidikannya sepenuhnya tentang Indonesia. Saat di sekolah, Wenda mengklaim dirinya mendapat perlakuan rasis karena berbeda dari siswa lainnya, yang merupakan anak transmigran dari Jawa dan Sulawesi.
Dalam situsnya dia menyebut dirinya dicap sebagai anak 'bodoh', 'primitif', dan 'kotor'. Peristiwa masa kecilnya itu yang akhirnya membentuk kepribadiannya hingga membuat Wenda mantap mengambil peran dalam kepemimpinan di Papua.
3. Dipenjara
Setelah era pemerintahan Soeharto berakhir, gerakan referendum dari rakyat Papua yang menuntut kemerdekaan kembali bergelora. Saat itu, Wenda melalui organisasi Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka (Demmak) menuntut pengakuan dan perlindungan adat istiadat suku Papua. Mereka menolak apapun yang ditawarkan pemerintah, termasuk otonomi khusus.
Pertentangan Wenda berbuntut serius. Dia kemudian dipenjarakan pada 2002 di Jayapura. Dia disinyalir mengerahkan massa untuk membakar kantor polisi, hingga harus dihukum penjara. Dia disidang pada September 2002 dan akhirnya tetap dipenjara. Wenda dan tim pembelanya menilai persidangan itu cacat hukum.
(Baca: Demokrat Kritik Pemerintah Lelet Bersikap terhadap Klaim Benny Wenda)
4. Kabur dan Menjadi Warga Negara Inggris
Wenda berhasil kabur dari tahanan pada Oktober 2002. Dibantu aktivis kemerdekaan Papua Barat, dia diselundupkan ke Papua Nugini. Atas bantuan LSM Eropa dia melakukan perjalanan ke Inggris, di sana Wenda diberikan suaka politik. Sejak 2003, dia dan istrinya Maria serta anak-anaknya memilih menetap di Inggris.
Pada 2011, Pemerintah Indonesia pernah mengeluarkan Red Notice dan Surat Perintah Penangkapan Internasional untuk penangkapan Wenda atas kejahatan yang ditujukan padanya. Wenda mengklaim Red Notice itu sudah dicabut.
Kini Wenda berstatus sebagai warga negara Inggris. Dia mendapatkan Freedom of Oxford atau penghargaan tertinggi di kota Oxford, Inggris. Wenda juga mengklaim telah dinominasikan untuk mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
5. Dirikan ULMWP hingga Deklarasikan Kemerdekaan Papua Barat
Wenda dan orang terdekatnya membentuk Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat atau ULMWP, yang dibentuk pada 7 Desember 2014 di Vanuatu. Dia terus mencari negara-negara yang mau mendukung Papua Barat merdeka. Hingga pada 1 Desember 2020, ULMWP mendeklarasikan kemerdekaan Papua Barat.
Namun, tak sedikit yang menentang deklarasi itu. Seperti Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang menolak klaim tersebut, dan menolak mengakui Wenda sebagai presiden sementara Papua Barat. Salah satunya karena perannya dan keberadaannya sebagai WNA yang tak mempunyai andil.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, Wenda mencoba mendirikan negara ilusi dan berniat melakukan upaya makar terhadap pemerintahan. Pemerintah telah mengerahkan aparat kepolisian untuk menegakkan hukum atas tindakan tersebut.
Lihat Juga: Didukung Perindo, Dominggus-Lakotani Berkomitmen Jaga Kemajemukan Masyarakat di Papua Barat
ULMWP menandai 1 Desember sebagai hari kemerdekaan Papua Barat. Tanggal itu merujuk pada deklarasi kemerdekaan Papua Barat dari pemerintahan kolonial Belanda pada 1961. Kelompok itu juga mendeklarasikan "government-in-waiting" istilah untuk pemerintah masa depan Papua Barat.
“Hari ini, kami menghormati dan mengakui semua nenek moyang kami yang berjuang dan mati untuk kami dengan akhirnya membentuk 'pemerintah yang menunggu'. Kami siap menjalankan negara kami,” kata Benny Wenda dikutip dari The Guardian, Jumat (4/12/2020).
(Baca: Mahfud MD: Masyarakat Tak Perlu Takut, Deklarasi Benny Wenda Lewat Twitter)
ULMWP telah menetapkan konstitusi baru dan menominasikan Benny Wenda sebagai presiden interim. Benny Wenda sendiri masih berada di pengasingan di Inggris setelah mendapat suaka di sana. Siapa sesungguhnya sosok Benny Wenda? dan bagaimana perjalanannya memperjuangkan memerdekakan Papua Barat?
1. Putera asli Papua
Wenda merupakan putra asli Papua dari Suku Lani di Lembah Baliem. Mengutip situs pribadi miliknya bennywenda.org, dia lahir sekitar tahun 1970-an. Wenda kecil bersama keluarga besarnya hidup di sebuah desa terpencil di kawasan Papua Barat.
Mereka hidup dengan bercocok tanam. Saat itu, dia merasa kehidupannya begitu tenang, hingga kemudian Wenda menyebut kehidupannya tiba-tiba berubah dan mulai terusik dengan masuknya pasukan militer, pada 1977. Dia menyebut hidupnya dipenuhi kekerasan dan penindasan.
Wenda menyebut di situsnya, salah satu dari keluarganya menjadi korban dan meninggal dunia. Hingga peristiwa itu berjalan 20 tahun kemudian, akhirnya keluarganya memilih bergabung dengan NKRI.
(Baca: Soal Deklarasi Benny Wenda, MPR Minta Pemerintah Panggil Dubes Inggris)
2. Bersama Keluarga Memilih NKRI
Setelah keluarganya memilih bergabung dengan NKRI, Wenda bersekolah. Pendidikannya sepenuhnya tentang Indonesia. Saat di sekolah, Wenda mengklaim dirinya mendapat perlakuan rasis karena berbeda dari siswa lainnya, yang merupakan anak transmigran dari Jawa dan Sulawesi.
Dalam situsnya dia menyebut dirinya dicap sebagai anak 'bodoh', 'primitif', dan 'kotor'. Peristiwa masa kecilnya itu yang akhirnya membentuk kepribadiannya hingga membuat Wenda mantap mengambil peran dalam kepemimpinan di Papua.
3. Dipenjara
Setelah era pemerintahan Soeharto berakhir, gerakan referendum dari rakyat Papua yang menuntut kemerdekaan kembali bergelora. Saat itu, Wenda melalui organisasi Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka (Demmak) menuntut pengakuan dan perlindungan adat istiadat suku Papua. Mereka menolak apapun yang ditawarkan pemerintah, termasuk otonomi khusus.
Pertentangan Wenda berbuntut serius. Dia kemudian dipenjarakan pada 2002 di Jayapura. Dia disinyalir mengerahkan massa untuk membakar kantor polisi, hingga harus dihukum penjara. Dia disidang pada September 2002 dan akhirnya tetap dipenjara. Wenda dan tim pembelanya menilai persidangan itu cacat hukum.
(Baca: Demokrat Kritik Pemerintah Lelet Bersikap terhadap Klaim Benny Wenda)
4. Kabur dan Menjadi Warga Negara Inggris
Wenda berhasil kabur dari tahanan pada Oktober 2002. Dibantu aktivis kemerdekaan Papua Barat, dia diselundupkan ke Papua Nugini. Atas bantuan LSM Eropa dia melakukan perjalanan ke Inggris, di sana Wenda diberikan suaka politik. Sejak 2003, dia dan istrinya Maria serta anak-anaknya memilih menetap di Inggris.
Pada 2011, Pemerintah Indonesia pernah mengeluarkan Red Notice dan Surat Perintah Penangkapan Internasional untuk penangkapan Wenda atas kejahatan yang ditujukan padanya. Wenda mengklaim Red Notice itu sudah dicabut.
Kini Wenda berstatus sebagai warga negara Inggris. Dia mendapatkan Freedom of Oxford atau penghargaan tertinggi di kota Oxford, Inggris. Wenda juga mengklaim telah dinominasikan untuk mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
5. Dirikan ULMWP hingga Deklarasikan Kemerdekaan Papua Barat
Wenda dan orang terdekatnya membentuk Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat atau ULMWP, yang dibentuk pada 7 Desember 2014 di Vanuatu. Dia terus mencari negara-negara yang mau mendukung Papua Barat merdeka. Hingga pada 1 Desember 2020, ULMWP mendeklarasikan kemerdekaan Papua Barat.
Namun, tak sedikit yang menentang deklarasi itu. Seperti Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang menolak klaim tersebut, dan menolak mengakui Wenda sebagai presiden sementara Papua Barat. Salah satunya karena perannya dan keberadaannya sebagai WNA yang tak mempunyai andil.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, Wenda mencoba mendirikan negara ilusi dan berniat melakukan upaya makar terhadap pemerintahan. Pemerintah telah mengerahkan aparat kepolisian untuk menegakkan hukum atas tindakan tersebut.
Lihat Juga: Didukung Perindo, Dominggus-Lakotani Berkomitmen Jaga Kemajemukan Masyarakat di Papua Barat
(muh)