Pengganti Edhy Prabowo Ditunjuk Bareng Reshuffle Kabinet, Diprediksi setelah Pilkada
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Jokowi diyakini belum akan merombak atau reshuffle kabinet dalam waktu dekat. Jokowi masih menunggu penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 di 270 daerah, yang pungut-hitungnya dilaksanakan pada 9 Desember mendatang.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab menilai, Presiden Jokowi akan merombak kabinetnya setelah gelaran Pilkada 2020 berakhir, setidaknya setelah hasilnya diketahui publik berdasarkan hitungan pasti alias riil count.
"Aku pikir akan ada kocok ulang (reshuffle) kabinet. Paling tidak, Pak Jokowi punya kebutuhan untuk mengganti Edhy Prabowo sebagai Menteri KP (Kelautan dan Perikanan) yang tersangkut kasus hukum di KPK," kata Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Jumat (4/12/2020).
(Baca: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Istana Beri Sinyal Reshuffle Kabinet)
Fadhli memprediksi Presiden Jokowi tak hanya mencari sosok pengganti Edhy. Orang nomor satu di Republik Indonesia itu justru bakal merombak sejumlah anggota kabinet yang dianggap gagal menjalankan visi misi presiden. Terlebih, Jokowi beberapa kali mengungkapkan secara terbuka soal pananganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Selain itu, Fadhli melihat Jokowi memang butuh merombak kabinet lantaran secara politik jatah kursi menteri kepada Gerindra tak bisa berkurang. Jika kursi Menteri KP tak lagi dijabat kader Gerindra, konsekuensi adalah mengubah pos menteri lain untuk Gerindra. Tetapi, Fadhli meyakini Jokowi tak terlalu punya beban dalam merombak kabinetnya.
"Bisa jadi reshuffle kabinet nanti yang pertama dan terakhir di periode kedua beliau. Karena Pak jokowi gak ingin pusing untuk urusan beginian lagi ke depannya. Beliau sepertinya ingin tancap gas, perbaiki kinerja pemerintah, khususnya dalam menghadapi Covid-19 yang menguras energi bangsa," ujarnya.
(Baca: Dituding Terkait Penangkapan Edhy Prabowo, Ngabalin Laporkan Mantan Staf KSP)
Fadhli mengakui, rencana ini memang tak mudah bagi Jokowi. Tetapi, dia yakin dan memang sudah seharusnya dilakukan Jokowi. "Jadi ibarat sekali mendayung satu dua pulau terlampaui. Cari pengganti Edhy sekaligus merombak kabinet dalam waktu bersamaan," tandasnya.
Sebelumnya, sinyal reshuffle kabinet sempat dilontarkan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, merespon wacana pengganti Edhy yang mengundurkan diri sebagai Menteri KP karena tersandung kasus dugaan suap ekspor benih lobster. Saat ini, belum ada menteri definitif untuk memimpin KKP.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Moeldoko juga tak menampik secara gamblang jika nantinya akan terjadi kocok ulang kabinet. "Jawabannya tunggu saatnya (reshuffle kabinet). Tunggu saatnya," kata Moeldoko menjawab pertanyaan awak media. Dan Moeldoko pun membiarkan masyarakat berspekulasi mengenai hal tersebut.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab menilai, Presiden Jokowi akan merombak kabinetnya setelah gelaran Pilkada 2020 berakhir, setidaknya setelah hasilnya diketahui publik berdasarkan hitungan pasti alias riil count.
"Aku pikir akan ada kocok ulang (reshuffle) kabinet. Paling tidak, Pak Jokowi punya kebutuhan untuk mengganti Edhy Prabowo sebagai Menteri KP (Kelautan dan Perikanan) yang tersangkut kasus hukum di KPK," kata Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Jumat (4/12/2020).
(Baca: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Istana Beri Sinyal Reshuffle Kabinet)
Fadhli memprediksi Presiden Jokowi tak hanya mencari sosok pengganti Edhy. Orang nomor satu di Republik Indonesia itu justru bakal merombak sejumlah anggota kabinet yang dianggap gagal menjalankan visi misi presiden. Terlebih, Jokowi beberapa kali mengungkapkan secara terbuka soal pananganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Selain itu, Fadhli melihat Jokowi memang butuh merombak kabinet lantaran secara politik jatah kursi menteri kepada Gerindra tak bisa berkurang. Jika kursi Menteri KP tak lagi dijabat kader Gerindra, konsekuensi adalah mengubah pos menteri lain untuk Gerindra. Tetapi, Fadhli meyakini Jokowi tak terlalu punya beban dalam merombak kabinetnya.
"Bisa jadi reshuffle kabinet nanti yang pertama dan terakhir di periode kedua beliau. Karena Pak jokowi gak ingin pusing untuk urusan beginian lagi ke depannya. Beliau sepertinya ingin tancap gas, perbaiki kinerja pemerintah, khususnya dalam menghadapi Covid-19 yang menguras energi bangsa," ujarnya.
(Baca: Dituding Terkait Penangkapan Edhy Prabowo, Ngabalin Laporkan Mantan Staf KSP)
Fadhli mengakui, rencana ini memang tak mudah bagi Jokowi. Tetapi, dia yakin dan memang sudah seharusnya dilakukan Jokowi. "Jadi ibarat sekali mendayung satu dua pulau terlampaui. Cari pengganti Edhy sekaligus merombak kabinet dalam waktu bersamaan," tandasnya.
Sebelumnya, sinyal reshuffle kabinet sempat dilontarkan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, merespon wacana pengganti Edhy yang mengundurkan diri sebagai Menteri KP karena tersandung kasus dugaan suap ekspor benih lobster. Saat ini, belum ada menteri definitif untuk memimpin KKP.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Moeldoko juga tak menampik secara gamblang jika nantinya akan terjadi kocok ulang kabinet. "Jawabannya tunggu saatnya (reshuffle kabinet). Tunggu saatnya," kata Moeldoko menjawab pertanyaan awak media. Dan Moeldoko pun membiarkan masyarakat berspekulasi mengenai hal tersebut.
(muh)