Vaksin Merah Putih Masuk Uji Praklinis
loading...
A
A
A
“Kepada pemda yang masih memiliki perbedaan data, kami imbau untuk melakukan konsolidasi data secara langsung dengan pemerintah pusat sesegera mungkin,” katanya. (Baca juga: AS Berharap Bisa Vaksinasi 100 Juta Orang Awal Tahun Depan)
Lebih jauh Wiku mengungkapkan saat ini terjadi penurunan disiplin penerapan protokol kesehatan. Hal ini berdasarkan pemantauan yang dilakukan sejak 18 November lalu. “Sangat disayangkan bahwa trennya terus memperlihatkan penurunan terkait kepatuhan individu dalam memakai masker serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan," katanya.
Dia menyatakan hal itu bermula dari periode libur panjang tanggal 28 Oktober hingga 1 November 2029. Kemudian berlanjut hingga akhir November 2020. “Di mana persentase kepatuhan untuk memakai masker ialah 58,32%, sedangkan untuk menjaga jarak persentasenya ialah 43,46%. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa liburan panjang merupakan momentum pemicu utama penurunan kepatuhan disiplin protokol kesehatans dan kepatuhan tersebut semakin menurun,” ujarnya.
Padahal dari hasil studi Yilmazkuday tahun 2020, untuk menurunkan angka kasus positif dan kematian, minimal 75% populasi harus patuh menggunakan masker. Sementara kondisi saat ini masih di bawah 60%.
Wiku juga menyebut dari pemetaan kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak, hanya 9% dari 512 kabupaten/kota yang patuh dalam memakai masker. Sementara yang lebih memprihatinkan, kurang dari 4% kabupaten/kota yang patuh dalam menjaga jarak. (Lihat videonya: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meinggal Dunia)
Menurutnya jika masyarakat semakin lengah dalam menjalankan protokol kesehatan, hal itu akan meningkatkan penularan sehingga dapat dipastikan jika dilakukan testing dan tracing, kasus positif akan meningkat.
"Jika terus seperti ini, sebanyak apa pun fasilitas kesehatan yang tersedia tidak akan mampu menampung lonjakan yang terjadi," sebutnya. (Binti Mufarida/Dita Angga)
Lihat Juga: AstraZeneca Tuai Polemik Usai Kasus Pembekuan Darah, BPOM: Sudah Tak Beredar di Indonesia
Lebih jauh Wiku mengungkapkan saat ini terjadi penurunan disiplin penerapan protokol kesehatan. Hal ini berdasarkan pemantauan yang dilakukan sejak 18 November lalu. “Sangat disayangkan bahwa trennya terus memperlihatkan penurunan terkait kepatuhan individu dalam memakai masker serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan," katanya.
Dia menyatakan hal itu bermula dari periode libur panjang tanggal 28 Oktober hingga 1 November 2029. Kemudian berlanjut hingga akhir November 2020. “Di mana persentase kepatuhan untuk memakai masker ialah 58,32%, sedangkan untuk menjaga jarak persentasenya ialah 43,46%. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa liburan panjang merupakan momentum pemicu utama penurunan kepatuhan disiplin protokol kesehatans dan kepatuhan tersebut semakin menurun,” ujarnya.
Padahal dari hasil studi Yilmazkuday tahun 2020, untuk menurunkan angka kasus positif dan kematian, minimal 75% populasi harus patuh menggunakan masker. Sementara kondisi saat ini masih di bawah 60%.
Wiku juga menyebut dari pemetaan kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak, hanya 9% dari 512 kabupaten/kota yang patuh dalam memakai masker. Sementara yang lebih memprihatinkan, kurang dari 4% kabupaten/kota yang patuh dalam menjaga jarak. (Lihat videonya: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meinggal Dunia)
Menurutnya jika masyarakat semakin lengah dalam menjalankan protokol kesehatan, hal itu akan meningkatkan penularan sehingga dapat dipastikan jika dilakukan testing dan tracing, kasus positif akan meningkat.
"Jika terus seperti ini, sebanyak apa pun fasilitas kesehatan yang tersedia tidak akan mampu menampung lonjakan yang terjadi," sebutnya. (Binti Mufarida/Dita Angga)
Lihat Juga: AstraZeneca Tuai Polemik Usai Kasus Pembekuan Darah, BPOM: Sudah Tak Beredar di Indonesia
(ysw)