Operasi Tinombala dan Bayang-Bayang Ali Kalora Dibalik Pembantaian Satu Keluarga di Sigi
loading...
A
A
A
Mabes Polri sebelumnya memperpanjang masa kerja Satuan Tugas (Satgas) dalam Operasi Tinombala hingga akhir tahun 2020. Perpanjangan tim pengejaran kelompok teroris ini berdasarkan putusan Surat Telegram Kapolri Nomor: STR/360/VI/OPS.1.3./2020 tanggal 26 Juni 2020.
Satgas ini terdiri dari satuan dalam TNI dan Polri seperti Brimob dan Kopassus. Mereka bekerja di wilayah hukum Polda Sulawesi Tengah dan dibentuk untuk menumpas MIT, kelompok teroris pimpinan Santoso alias Abu Wardah Asy Ayarqi di Poso.
(Baca Juga: GP Ansor Kecam Pembantaian di Sigi, Gus Yaqut: Jangan Dibiarkan Terlalu Lama)
Operasi Tinombala adalah kelanjutan dari Operasi Camar Maleo yang diperpanjang empat kali tapi gagal. Santoso baru dapat ditembak mati pada 18 Juli 2016. Sementara Operasi Tinombala sudah diperpanjang beberapa kali.
Serangkaian pembunuhan warga sipil dan aparat keamanan kerap kali terjadi di daerah Sulawesi Tengah.
Selain membunuh warga, kelompok ini juga menyerang kantor polisi. Bahkan mereka pernah memutilasi warga di Parigi Moutong, jelang awal 2019 lalu.
Siapa sebenarnya Ali Kalora orang yang saat ini paling dicari petugas? Dia bernama asli Ali Ahmad. Embel-embel “Kalora" diambil dari nama tanah kelahiran Ali, yakni di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso. Nama Ali Kalora seringkali dipakai di media untuk memudahkan penyebutannya.
(Baca Juga: Muhammadiyah Minta Aparat Tindak Tegas Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Sigi)
Ali Kalora adalah salah satu pengikut pentolan MIT yakni Abu Wardah Asy Ayarqi alias Santoso. Tanggal 18 Juli 2016, Santoso tewas dalam baku-tembak dengan Satgas Operasi Tinombala bentukan Polda Sulawesi Tengah di pedalaman Poso. Setelah itu, kepemimpinan MIT diteruskan oleh Basri.
Namun, pada 14 September 2016, Basri ditangkap. Jejak rekam Ali Kalora bersama MIT sudah cukup lama. Ali Kalora sudah mengikuti Santoso menebar teror sejak 2011. Bahkan, dia menjadi salah satu orang kepercayaan Santoso.
Usut Tuntas
Satgas ini terdiri dari satuan dalam TNI dan Polri seperti Brimob dan Kopassus. Mereka bekerja di wilayah hukum Polda Sulawesi Tengah dan dibentuk untuk menumpas MIT, kelompok teroris pimpinan Santoso alias Abu Wardah Asy Ayarqi di Poso.
(Baca Juga: GP Ansor Kecam Pembantaian di Sigi, Gus Yaqut: Jangan Dibiarkan Terlalu Lama)
Operasi Tinombala adalah kelanjutan dari Operasi Camar Maleo yang diperpanjang empat kali tapi gagal. Santoso baru dapat ditembak mati pada 18 Juli 2016. Sementara Operasi Tinombala sudah diperpanjang beberapa kali.
Serangkaian pembunuhan warga sipil dan aparat keamanan kerap kali terjadi di daerah Sulawesi Tengah.
Selain membunuh warga, kelompok ini juga menyerang kantor polisi. Bahkan mereka pernah memutilasi warga di Parigi Moutong, jelang awal 2019 lalu.
Siapa sebenarnya Ali Kalora orang yang saat ini paling dicari petugas? Dia bernama asli Ali Ahmad. Embel-embel “Kalora" diambil dari nama tanah kelahiran Ali, yakni di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso. Nama Ali Kalora seringkali dipakai di media untuk memudahkan penyebutannya.
(Baca Juga: Muhammadiyah Minta Aparat Tindak Tegas Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Sigi)
Ali Kalora adalah salah satu pengikut pentolan MIT yakni Abu Wardah Asy Ayarqi alias Santoso. Tanggal 18 Juli 2016, Santoso tewas dalam baku-tembak dengan Satgas Operasi Tinombala bentukan Polda Sulawesi Tengah di pedalaman Poso. Setelah itu, kepemimpinan MIT diteruskan oleh Basri.
Namun, pada 14 September 2016, Basri ditangkap. Jejak rekam Ali Kalora bersama MIT sudah cukup lama. Ali Kalora sudah mengikuti Santoso menebar teror sejak 2011. Bahkan, dia menjadi salah satu orang kepercayaan Santoso.
Usut Tuntas