Pandemi Masih Tinggi, Pelaksanaan 3T Dinilai Perlu Ditinjau Kembali
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat ini kasus Covid-19 (virus Corona) di Indonesia masih terus mengalami penambahan. Bahkan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan yang signifikan.
(Baca juga: Menristek Siapkan Rp300 Miliar untuk Uji Klinis Vaksin Merah Putih)
Melihat kondisi ini, Pakar Imunisasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki S. Hadinegoro mempertanyakan kembali kemampuan 3T (tracing, testing, dan treatment) yang dilakukan oleh pemerintah.
(Baca juga: Masuk Zona Resesi, Indonesia Optimis Ekonomi Segera Bangkit)
"Kemudian juga yang namanya 3T, satu testing, tracing, sama treating, dan terutama testing dan tracing itu yang mungkin perlu ditinjau kembali apakah sudah maksimal gitu," ungkap Sri dalam diskusi Kupas Tuntas Seputar Vaksin dan Imunisasi di Adaptasi Kebiasaan Baru secara virtual, Sabtu (7/11/2020).
Apalagi kata Sri, gelombang pertama Covid-19 di Indonesia masih belum selesai. Bahkan puncak Covid-19 belum tercapai.
"Negara kita ini gelombang satu aja belum selesai. Puncaknya belum tercapai, nah ini kenapa ini yang menjadi masalah sebetulnya. Berarti transmisi infeksinya ini masih terjadi gitu loh. Jadi ini masih ada penularan," jelasnya.
Permasalah ini kata Sri, harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum menginjak pada proses vaksinasi Covid-19. "Nah ini hal-hal yang sebetulnya mendasari sebelum kita menginjak pada vaksin. Karena kalau ini dengan baik nanti hasilnya itu akan mengecewakan," ujarnya.
"Udah dikasih vaksin kok belum turun juga (kasusnya), kok belum melandai kurvanya. Jadi ini yang mungkin harus menjadi perhatian kita apalagi ini dalam adaptasi kebiasaan baru ini bagaimana, bagaimana kita ini menyikapi hal-hal seperti itu," ungkap Sri.
(Baca juga: Menristek Siapkan Rp300 Miliar untuk Uji Klinis Vaksin Merah Putih)
Melihat kondisi ini, Pakar Imunisasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki S. Hadinegoro mempertanyakan kembali kemampuan 3T (tracing, testing, dan treatment) yang dilakukan oleh pemerintah.
(Baca juga: Masuk Zona Resesi, Indonesia Optimis Ekonomi Segera Bangkit)
"Kemudian juga yang namanya 3T, satu testing, tracing, sama treating, dan terutama testing dan tracing itu yang mungkin perlu ditinjau kembali apakah sudah maksimal gitu," ungkap Sri dalam diskusi Kupas Tuntas Seputar Vaksin dan Imunisasi di Adaptasi Kebiasaan Baru secara virtual, Sabtu (7/11/2020).
Apalagi kata Sri, gelombang pertama Covid-19 di Indonesia masih belum selesai. Bahkan puncak Covid-19 belum tercapai.
"Negara kita ini gelombang satu aja belum selesai. Puncaknya belum tercapai, nah ini kenapa ini yang menjadi masalah sebetulnya. Berarti transmisi infeksinya ini masih terjadi gitu loh. Jadi ini masih ada penularan," jelasnya.
Permasalah ini kata Sri, harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum menginjak pada proses vaksinasi Covid-19. "Nah ini hal-hal yang sebetulnya mendasari sebelum kita menginjak pada vaksin. Karena kalau ini dengan baik nanti hasilnya itu akan mengecewakan," ujarnya.
"Udah dikasih vaksin kok belum turun juga (kasusnya), kok belum melandai kurvanya. Jadi ini yang mungkin harus menjadi perhatian kita apalagi ini dalam adaptasi kebiasaan baru ini bagaimana, bagaimana kita ini menyikapi hal-hal seperti itu," ungkap Sri.
(maf)