Presiden RI Keenam, SBY Ajak Pimpinan Negara Islam dan Barat Menahan Diri

Senin, 02 November 2020 - 17:32 WIB
loading...
Presiden RI Keenam, SBY Ajak Pimpinan Negara Islam dan Barat Menahan Diri
Presiden RI ke-VI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuliskan pesan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait arikatur Nabi Muhammad SAW dan Islam. Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Presiden RI ke-VI Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) menuliskan pesan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait apa yang disampaikannya karikatur Nabi Muhammad SAW dan Islam. Meskipun menyesalkan pernyataan Macron, SBY meminta pemimpin negara Islam dan negara Barat tetap menahan diri.

(Baca juga: Satgas Sebut Angka Corona Global Meningkat, di Tanah Air Menurun)

Pesan ini ditulis SBY di kediamannya di Puri Cikeas dan dibacakan oleh staf pribadi SBY, Ossy Dermawan dalam podcast yang diunggah di akun resmi SBY di Instagram, Youtube dan Facebook, pada Senin (2/11/2020) dini hari tadi.

(Baca juga: Pascalibur Panjang Waspadai Kenaikan Kasus Covid-19)

SBY mengakui, dirinya hanyalah warga negara dan warga dunia biasa, ia pun tak punya kekuasaan (power) sebagaimana yang dimiliki oleh para pemimpin dunia. Namun, hati dan pikirannya tergerak untuk ikut mencari solusi yang tepat dan bijak atas benturan dan pertikaian yang tak kunjung henti ini.

"Masalah dan benturan terjadi , sejak penggambaran karikatur Nabi Muhammad di Denmark tahun 2005, penerbitan karikatur yang serupa oleh Charlie Hebdo di Paris tahun 2015, penerbitan ulang karikatur yang dimuat Charlie Hebdo di tahun 2020 ini, dan yang paling akhir adalah dipertontonkannya karikatur Nabi Muhammad kepada publik akhir-akhir ini. Tentu dibarengi dengan berbagai reaksi dan respons dari kalangan umat Islam, yang sebagian dari padanya dinilai melampaui batas dan tak bisa dibenarkan," kata SBY dalam podcastnya.

Tapi, sambung Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini, dirinya juga mengecam aksi-aksi teror dan kekerasan lainnya yang terjadi di Prancis sehubungan dengan kemelut karikatur Nabi Muhammad itu. Atas nama apa pun, tindakan terorisme tak bisa dibenarkan.

"Kita, dan saya yakin para pemimpin lain di seluruh dunia, berada dalam satu perahu dalam soal ini. Yang saya pikirkan adalah bagaimana aksi-aksi kekerasan dan teror itu tak terus terjadi, baik di Prancis maupun wilayah mana pun di dunia," ujarnya.

Presiden RI periode 2004-2014 ini melihat, bahwa saat ini situasi memang sedang panas. Sudah semestinya pemimpin dari pihak mana pun, baik pemimpin Barat maupun pemimpin Islam, bisa menahan diri serta tidak memprovokasi dan mengagitasi, agar situasinya tidak semakin buruk dan berbahaya.

"Yang diperlukan adalah kepedulian, tekad dan aksi nyata para pemimpin, untuk mencari solusi agar pertikaian ini tak terus berlangsung," ajak mantan Menko Polhukam era Megawati itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1515 seconds (0.1#10.140)