Program Vaksinasi Digencarkan, PAN Minta Ditunjukkan Negara yang Sukses Vaksinasi COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta para menterinya mentargetkan untuk segera melakukan vaksinasi COVID-19 di Tanah Air. Rencana terkait vaksinasi ini sudah mulai digaungkan ke media sejak pekan lalu, sementara vaksin hasil kerja sama Sinovac Biotech asal China dengan PT Biofarma sendiri masih dalam fase uji coba tahap ketiga.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay mengatakan baru dengan Sinovac saja yang kerja samanya sudah jelas. Lalu kemudian disebutkan beberapa perusahaan oleh pemerintah, ada Sinopharm China, Cansino Biologics asal China dan Astrazeneca dari Inggris. Dan belakangan khusus Astrazeneca, perjanjiannya dikabarkan sudah batal, lalu muncul lagi pernyataan bahwa itu belum dibatal dan belum diputuskan. (Baca juga: PSI Minta Pemerintah Pasti Hati-hati Distribusikan Vaksin COVID-19)
“Kalaupun ada harapan vaksin ini akan segera terwujud di Indonesia, harapan itu akan sampai kapan akan terwujud. Karena ini misalnya dengan Sinovac bagaimana bentuk kerja samanya, dengan Cansino bagaimana bentuk kerja samanya dan Astrazeneca baru letter of intent yang ada,” ujar Saleh kepada wartawan, Rabu (28/10/2020).
“Lalu, mana yang paling pasti, menurut saya Sinovac itu, kalaupun itu berhasil. Penjelasannya cukup meyakinkan dan kita harapkan segera berjalan dengan baik,” sambungnya.
Kemudian, sambung Pelaksana Harian (Plh) Ketua Fraksi PAN, Presiden Jokowi dalam rapat terbatas (ratas) pun mengatakan bahwa jangan tergesa-gesa, hati-hati dan ada banyak nasihat lainnya terkait program vaksinasi itu. Tetapi faktanya, pemerintah tetap tergesa-gesa dalam program vaksinasi ini, sangat terlihat bahwa program vaksinasi ini dipaksakan agar bisa segera.
Karena itu, Saleh mempertanyakan jika Indonesia sebegitu terburu-buru melakukan program vaksinasi, dia ingin disebutkan negara mana yang sudah sukses melakukan vaksinasi bagi warganya.
“Tetapi pertanyaan saya, kalau misalnya Indonesia segera melakukan vaksinasi, pertanyaan saya, tunjukkan dulu kepada saya negara mana yang sudah berhasil melakukan vaksinasi untuk rakyatnya secara total?” kata Saleh.
Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhamamdiyah itu pun menanyakan apakah China sendiri sudah sukses melakukan vaksinasi karena penelitian vaksin di China sudah masuk fase uji klinis tahap ketiga. Atau, COVID-19 hilang dari China akibat melakukan kebijakan karantina total atau lockdown.
“Atau jangan-jangan karena dulu mereka (China) lockdown penyakitnya ilang, atau apa, atau sudah ada studi seperti itu? Saya tidak tahu karena saya bukan ahli epidemologi dan saya tidak masuk pada wilayah itu Tetapi pernyataan ini layak kita diskusikan,” tukasnya.
Termasuk Rusia, kata Saleh, Rusia sudah mengklaim bahwa mereka sudah melakukan vaksin, apakah itu betul atau jangan-jangan itu hanya vaksin politik. Tujuannya untuk membuktikan bahwa negara mereka kuat bahwa mereka sudah menemukan vaksin dan melakukan vaksinasi. (Baca juga: Pemerintah Siapkan Aturan Penyebaran Vaksin Agar Tepat Sasaran)
“Kalau Rusia sudah berhasil katakanlah misalnya kita tidak datang ke sana kalau memang kita buru-buru karena kita mau buat. Ya kita datang aja ke sana, supaya kita buat kerja sama,” usul Ketua DPP PAN itu.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay mengatakan baru dengan Sinovac saja yang kerja samanya sudah jelas. Lalu kemudian disebutkan beberapa perusahaan oleh pemerintah, ada Sinopharm China, Cansino Biologics asal China dan Astrazeneca dari Inggris. Dan belakangan khusus Astrazeneca, perjanjiannya dikabarkan sudah batal, lalu muncul lagi pernyataan bahwa itu belum dibatal dan belum diputuskan. (Baca juga: PSI Minta Pemerintah Pasti Hati-hati Distribusikan Vaksin COVID-19)
“Kalaupun ada harapan vaksin ini akan segera terwujud di Indonesia, harapan itu akan sampai kapan akan terwujud. Karena ini misalnya dengan Sinovac bagaimana bentuk kerja samanya, dengan Cansino bagaimana bentuk kerja samanya dan Astrazeneca baru letter of intent yang ada,” ujar Saleh kepada wartawan, Rabu (28/10/2020).
“Lalu, mana yang paling pasti, menurut saya Sinovac itu, kalaupun itu berhasil. Penjelasannya cukup meyakinkan dan kita harapkan segera berjalan dengan baik,” sambungnya.
Kemudian, sambung Pelaksana Harian (Plh) Ketua Fraksi PAN, Presiden Jokowi dalam rapat terbatas (ratas) pun mengatakan bahwa jangan tergesa-gesa, hati-hati dan ada banyak nasihat lainnya terkait program vaksinasi itu. Tetapi faktanya, pemerintah tetap tergesa-gesa dalam program vaksinasi ini, sangat terlihat bahwa program vaksinasi ini dipaksakan agar bisa segera.
Karena itu, Saleh mempertanyakan jika Indonesia sebegitu terburu-buru melakukan program vaksinasi, dia ingin disebutkan negara mana yang sudah sukses melakukan vaksinasi bagi warganya.
“Tetapi pertanyaan saya, kalau misalnya Indonesia segera melakukan vaksinasi, pertanyaan saya, tunjukkan dulu kepada saya negara mana yang sudah berhasil melakukan vaksinasi untuk rakyatnya secara total?” kata Saleh.
Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhamamdiyah itu pun menanyakan apakah China sendiri sudah sukses melakukan vaksinasi karena penelitian vaksin di China sudah masuk fase uji klinis tahap ketiga. Atau, COVID-19 hilang dari China akibat melakukan kebijakan karantina total atau lockdown.
“Atau jangan-jangan karena dulu mereka (China) lockdown penyakitnya ilang, atau apa, atau sudah ada studi seperti itu? Saya tidak tahu karena saya bukan ahli epidemologi dan saya tidak masuk pada wilayah itu Tetapi pernyataan ini layak kita diskusikan,” tukasnya.
Termasuk Rusia, kata Saleh, Rusia sudah mengklaim bahwa mereka sudah melakukan vaksin, apakah itu betul atau jangan-jangan itu hanya vaksin politik. Tujuannya untuk membuktikan bahwa negara mereka kuat bahwa mereka sudah menemukan vaksin dan melakukan vaksinasi. (Baca juga: Pemerintah Siapkan Aturan Penyebaran Vaksin Agar Tepat Sasaran)
“Kalau Rusia sudah berhasil katakanlah misalnya kita tidak datang ke sana kalau memang kita buru-buru karena kita mau buat. Ya kita datang aja ke sana, supaya kita buat kerja sama,” usul Ketua DPP PAN itu.
(kri)