Pengetesan Spesimen COVID-19 Lampaui Standar WHO, Doni: Berada Pada Posisi 82,51%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 , Letjen TNI Doni Monardo mengatakan saat ini pemeriksaan spesimen untuk menemukan kasus COVID-19 telah melampaui target WHO. Dan kini berada pada posisi 82,51% dimana pemeriksaan spesimen rata-rata harian di atas angka 400.000 spesimen.
“Alhamdulillah, sekarang rata-rata harian pemeriksaan spesimen kita telah berada pada angka di atas 40.000 spesimen perhari. Pernah mencapai lebih dari 50.000 spesimen perhari,” ungkap Doni dalam diskusi “Vaksin COVID-19, Protokol Kesehatan, Libur Panjang, dan Cipta Kerja” dari Media Center Satgas COVID-19, Graha BNPB Jakarta, Kamis (22/10/2020). (Baca juga:Airlangga: Proses Vaksinasi COVID-19 Menunggu Hasil Sertifikasi dari BPOM)
Doni menjelaskan bahwa WHO mensyaratkan setiap negara itu harus melakukan pemeriksaan idealnya 1 warga negara untuk 1.000 orang penduduk di kali jumlah atau dibandingkan dengan jumlah penduduk secara menyeluruh per minggu.
“Kalau Indonesia jumlah penduduknya 267 juta orang, berarti tiap minggu pemerintah Indonesia itu diharapkan bisa melakukan pemeriksaan sebanyak 267.000 orang ya. Sementara kalau pemeriksaan spesimen harian rata-rata itu sudah melampaui 270.000 spesimen,” jelasnya.
Namun, kata Doni, ada kalanya satu orang itu sampelnya lebih dari satu. Sehingga kemampuan kita rata-rata sekarang ini adalah sekitar 33.000 orang per hari. “Artinya ini peningkatan yang luar biasa,” ucapya.
Doni tidak menampik bahwa saat pertama kali ditemukan kasus COVID-19 kemampuan pengetesan hanya belasan persen saja. “Pada saat melakukan pemeriksaan laboratorium itu, kemampuan kita mungkin ya hanya belasan persen saja dari standar yang ditetapkan WHO. Dan sekarang berada pada posisi 82,51% sebuah angka yang harus kita akui cukup membanggakan.”
“Banyak pihak yang pesimis waktu itu bahwa kita tidak mampu atau mungkin kita kurang begitu serius melakukan pemeriksaan spesimen, melakukan testing, ternyata sekarang sudah sangat bagus sekali,” sambungnya. (Baca juga: Total Sembuh dari COVID-19 Tembus 301.006 Orang)
Memang pada awalnya, kata Doni hanya 10.000 spesimen per hari pada periode April sampai dengan Mei. “Kemudian Presiden Jokowi meminta ditambah lagi menjadi 20.000 lantas meningkat lagi menjadi 30.000. Dan alhamdulilah target yang diberikan Presiden Jokowi telah kita lampaui hari ini,” tutupnya.
“Alhamdulillah, sekarang rata-rata harian pemeriksaan spesimen kita telah berada pada angka di atas 40.000 spesimen perhari. Pernah mencapai lebih dari 50.000 spesimen perhari,” ungkap Doni dalam diskusi “Vaksin COVID-19, Protokol Kesehatan, Libur Panjang, dan Cipta Kerja” dari Media Center Satgas COVID-19, Graha BNPB Jakarta, Kamis (22/10/2020). (Baca juga:Airlangga: Proses Vaksinasi COVID-19 Menunggu Hasil Sertifikasi dari BPOM)
Doni menjelaskan bahwa WHO mensyaratkan setiap negara itu harus melakukan pemeriksaan idealnya 1 warga negara untuk 1.000 orang penduduk di kali jumlah atau dibandingkan dengan jumlah penduduk secara menyeluruh per minggu.
“Kalau Indonesia jumlah penduduknya 267 juta orang, berarti tiap minggu pemerintah Indonesia itu diharapkan bisa melakukan pemeriksaan sebanyak 267.000 orang ya. Sementara kalau pemeriksaan spesimen harian rata-rata itu sudah melampaui 270.000 spesimen,” jelasnya.
Namun, kata Doni, ada kalanya satu orang itu sampelnya lebih dari satu. Sehingga kemampuan kita rata-rata sekarang ini adalah sekitar 33.000 orang per hari. “Artinya ini peningkatan yang luar biasa,” ucapya.
Doni tidak menampik bahwa saat pertama kali ditemukan kasus COVID-19 kemampuan pengetesan hanya belasan persen saja. “Pada saat melakukan pemeriksaan laboratorium itu, kemampuan kita mungkin ya hanya belasan persen saja dari standar yang ditetapkan WHO. Dan sekarang berada pada posisi 82,51% sebuah angka yang harus kita akui cukup membanggakan.”
“Banyak pihak yang pesimis waktu itu bahwa kita tidak mampu atau mungkin kita kurang begitu serius melakukan pemeriksaan spesimen, melakukan testing, ternyata sekarang sudah sangat bagus sekali,” sambungnya. (Baca juga: Total Sembuh dari COVID-19 Tembus 301.006 Orang)
Memang pada awalnya, kata Doni hanya 10.000 spesimen per hari pada periode April sampai dengan Mei. “Kemudian Presiden Jokowi meminta ditambah lagi menjadi 20.000 lantas meningkat lagi menjadi 30.000. Dan alhamdulilah target yang diberikan Presiden Jokowi telah kita lampaui hari ini,” tutupnya.
(kri)