Pelajar Terlibat Demo Anarkistis, Pendidikan Karakter Dinilai Gagal

Minggu, 18 Oktober 2020 - 18:30 WIB
loading...
A A A
"Sampai pencampuradukan antara kepentingan pemenangan agama yang simbolistik dan ketidakjelasan arah visi yang dituju," katanya.

Karena itu, Benny menekankan, pemerintah harus mencarikan solusi agar anak-anak sekolah mempunyai harapan untuk masa depannya serta energi mereka diarahkan untuk menambah keterampilan, bukan untuk brutalisme.

”Kalau anak-anak itu mampu kreatif dan inovatif serta berpikir kritis maka mereka tidak akan mudah terjebak ke dalam vandalisme itu,” ucap Benny.

Lebih dari itu, Benny berharap mereka yang terlibat dalam tindakan vandalisme harus ditangani dengan terapi khusus dalam pembinaan anak-anak. Salah satu upaya itu, pelajar didorong serta diberi peran di publik atas bakat dan minat mereka masing-masing.

Seiring dengan itu, bakat dan potensi mereka pun harus tetap dikembangkan. Menurut dia, sistem pendidikan yang memerdekakan siswa mampu menjadikan mereka menjadi diri sendiri dengan bergantung pada potensi yang dimiliki.

"Menggali potensi bakat dan minat yang mereka miliki adalah proses pendidikan yang memerdekakan dengan pengakuan kesuksesan, bukan hanya kemampuan akademis semata. Seseorang memiliki makna hidup ketika ia menjadi dirinya sendiri," tutur Benny.
(dam)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1308 seconds (0.1#10.140)